Eldin Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem
A
A
A
MEDAN - Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengimbau warga agar mewaspadai cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan belakangan ini.
Pasalnya, pada siang hari cuaca bisa sangat terik, sedangkan sore dan malam hari diguyur hujan deras. Kondisi cuaca yang ekstrem ini tentu saja berpotensi terjadinya berbagai musibah. Untuk itulah, masyarakat Medan diimbau kalau tidak terlalu penting sebaiknya jangan keluar rumah, dan lebih waspada terhadap hal-hal kecil. “Kalau cuaca ekstrem ini bisa memicu kebakaran, makanya warga kami imbau lebih berhati-hati dan waspada terhadap hal-hal yang kecil,” ujar Eldin, kemarin.
Eldin meminta SKPD dan jajarannya dapat bekerja lebih maksimal menghadapi cuaca ekstrem ini, seperti Dinas PU Bina Marga. Dinas ini diharapkan dapat terus memantau titik-titik genangan air di Kota Medan. Begitu juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Medan diharapkan dapat berperan aktif. “Saya sudah instruksikan agar SKPD terkait dapat bekerja lebih maksimal,” ucap Eldin.
Tidak hanya itu, Eldin juga mengimbau warga berhati-hati terhadap potensi kebakaran. Cuaca ekstrem dapat menyebabkan kebakaran, apalagi PT PNL juga telah mengumumkan akan kembali melakukan pemadaman listrik. Kalau listrik padam, biasanya masyarakat menggunakan lilin, lampu minyak, yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran.
“Masyarakat harus berhati-hati, kalau menggunakan lilin sebaiknya ditempatkan dulu di wadah yang berisi air. Jadi, kalau nanti terjatuh tidak langsung menyambar ke benda lain, melainkan jatuh di air sehingga meminimalisasi kebakaran,” kata Eldin.
Begitu juga masyarakat diimbau memeriksa kabel-kabel listrik di rumahnya. Kalau sudah ada yang terkelupas sebaiknya segera diganti agar tidak menjadi penyebab kebakaran. Apalagi pada tahun 2014 peristiwa kebakaran di Medan meningkat dibanding 2013. Sepanjang 2014, terjadi peningkatan kasus kebakaran di Kota Medan yakni sebanyak 230 kasus.
Sementara pada tahun 2013 kasus kebakaran yang terjadi hanya 196 kasus. Dari peristiwa kebakaran yang terjadi selama dua tahun terakhir ini, penyebab utama masih tetap berasal dari korsleting listrik (arus pendek).
Kepala Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan, Marihot Tampubolon, mengatakan, pada tahun 2014 memang terjadi peningkatan kasus kebakaran yang terjadi dibandingkan 2013. “Namun, kalau dilihat dari segi kerugian materialnya dari tahun lalu meskipun hanya 196 kali kerugiannya sampai Rp30 miliar. Sementara pada 2014 dengan jumlah kasus kebakaran 230 kali, jumlah kerugian materialnya juga berkisar Rp30,8 miliar,” ucap Marihot.
Untuk korban jiwa yang meninggal akibat kebakaran ini memang lebih banyak pada 2014 yakni sembilan orang meninggal, dan 2013 hanya lima orang. Sedangkan korban lukaluka tahun 2014 sebanyak 18 orang, tahun 2013 sebanyak 22 orang.
“Kebakaran yang paling banyak terjadi di Kecamatan Medan Helvetia 21 kali. Kemudian Medan Belawan 20 kali, dan Medan Labuhan sebanyak 17 kali,” ujar Marihot. Marihot mengatakan, dalam dua tahun terakhir ini penyebab kebakaran terbesar masih dikarenakan korsleting listrik.
Dari 230 kasus kebakaran sepanjang 2014, sebanyak 109 kasus disebabkan korsleting listrik. Disusul penyebab lainlain yang masih diselidiki polisi sebanyak 125 kali, penyebab kompor dan gas meledak 14 kali, penyebab lilin dan lampu minyak (semprong) enam kali, dan karena puntung rokok sebanyak tiga kali.
Lia Anggia Nasution
Pasalnya, pada siang hari cuaca bisa sangat terik, sedangkan sore dan malam hari diguyur hujan deras. Kondisi cuaca yang ekstrem ini tentu saja berpotensi terjadinya berbagai musibah. Untuk itulah, masyarakat Medan diimbau kalau tidak terlalu penting sebaiknya jangan keluar rumah, dan lebih waspada terhadap hal-hal kecil. “Kalau cuaca ekstrem ini bisa memicu kebakaran, makanya warga kami imbau lebih berhati-hati dan waspada terhadap hal-hal yang kecil,” ujar Eldin, kemarin.
Eldin meminta SKPD dan jajarannya dapat bekerja lebih maksimal menghadapi cuaca ekstrem ini, seperti Dinas PU Bina Marga. Dinas ini diharapkan dapat terus memantau titik-titik genangan air di Kota Medan. Begitu juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Medan diharapkan dapat berperan aktif. “Saya sudah instruksikan agar SKPD terkait dapat bekerja lebih maksimal,” ucap Eldin.
Tidak hanya itu, Eldin juga mengimbau warga berhati-hati terhadap potensi kebakaran. Cuaca ekstrem dapat menyebabkan kebakaran, apalagi PT PNL juga telah mengumumkan akan kembali melakukan pemadaman listrik. Kalau listrik padam, biasanya masyarakat menggunakan lilin, lampu minyak, yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran.
“Masyarakat harus berhati-hati, kalau menggunakan lilin sebaiknya ditempatkan dulu di wadah yang berisi air. Jadi, kalau nanti terjatuh tidak langsung menyambar ke benda lain, melainkan jatuh di air sehingga meminimalisasi kebakaran,” kata Eldin.
Begitu juga masyarakat diimbau memeriksa kabel-kabel listrik di rumahnya. Kalau sudah ada yang terkelupas sebaiknya segera diganti agar tidak menjadi penyebab kebakaran. Apalagi pada tahun 2014 peristiwa kebakaran di Medan meningkat dibanding 2013. Sepanjang 2014, terjadi peningkatan kasus kebakaran di Kota Medan yakni sebanyak 230 kasus.
Sementara pada tahun 2013 kasus kebakaran yang terjadi hanya 196 kasus. Dari peristiwa kebakaran yang terjadi selama dua tahun terakhir ini, penyebab utama masih tetap berasal dari korsleting listrik (arus pendek).
Kepala Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan, Marihot Tampubolon, mengatakan, pada tahun 2014 memang terjadi peningkatan kasus kebakaran yang terjadi dibandingkan 2013. “Namun, kalau dilihat dari segi kerugian materialnya dari tahun lalu meskipun hanya 196 kali kerugiannya sampai Rp30 miliar. Sementara pada 2014 dengan jumlah kasus kebakaran 230 kali, jumlah kerugian materialnya juga berkisar Rp30,8 miliar,” ucap Marihot.
Untuk korban jiwa yang meninggal akibat kebakaran ini memang lebih banyak pada 2014 yakni sembilan orang meninggal, dan 2013 hanya lima orang. Sedangkan korban lukaluka tahun 2014 sebanyak 18 orang, tahun 2013 sebanyak 22 orang.
“Kebakaran yang paling banyak terjadi di Kecamatan Medan Helvetia 21 kali. Kemudian Medan Belawan 20 kali, dan Medan Labuhan sebanyak 17 kali,” ujar Marihot. Marihot mengatakan, dalam dua tahun terakhir ini penyebab kebakaran terbesar masih dikarenakan korsleting listrik.
Dari 230 kasus kebakaran sepanjang 2014, sebanyak 109 kasus disebabkan korsleting listrik. Disusul penyebab lainlain yang masih diselidiki polisi sebanyak 125 kali, penyebab kompor dan gas meledak 14 kali, penyebab lilin dan lampu minyak (semprong) enam kali, dan karena puntung rokok sebanyak tiga kali.
Lia Anggia Nasution
(ftr)