Khadijah Kembangkan Boarding School
A
A
A
SURABAYA - Yayasan Taman Sosial dan Pendidikan Nahdlatul Ulama Khadijah makin serius mewujudkan pendidikan bertaraf internasional, khusus untuk SMP dan SMK.
Yayasan yang selama ini mengelola KB, TK, SD, SMP, dan SMA Khadijah ini mewujudkan perguruan baru sebagai tempat belajar mengajar berkonsep boarding school atau sekolah berasrama. Murid sekolah ini bisa dari kota/kabupaten dari 34 provinsi se-Indonesia, bahkan mancanegara. Yayasan Khadijah sudah menyiapkan lahan seluas 14 hektare di wilayah Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Kendati demikian, dari total luas lahan itu, 3 hektare di antaranya diperlukan pemerintah untuk membangun jalan tol timur kota. ”Tahun ini kami bersama ITS (Institut Teknologi Nopember) baru merevisi masterplan. Selain itu, konsep perguruan yang menyisakan banyak lahan kami ke depankan, sehingga rencana pembangunan gedung dari rencana tiga lantai direvisi menjadi di atas enam lantai,” kata Direktur Pendidikan Yayasan Taman Sosial dan Pendidikan Nahdlatul Ulama Khadijah, Suwito disela pameran pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Khadijah di Surabaya, kemarin.
”Karena boarding school, guru dan murid wajib menginap di sekolahan. Semacam pondok pesantren. Dana yang semula diperlukan pada 2006 Rp700 miliar. Karena ada revisi konsep pembangunan, anggarannya diperkirakan hingga Rp1 triliun. Dalam waktu dekat groundbreaking akan dilaksanakan,” katanya.
Khadijah diakui Suwito memang berkomitmen terus mengembangkan pendidikan bertaraf internasional. Bahkan, Yayasan Khadijah juga mencoba berkontribusi positif terhadap pendidikan anak-anak bangsa yang berkarakter Islami.
Ketua Umum Yayasan Taman Sosial dan Pendidikan Nahdlatul Ulama Khadijah, Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, pihaknya juga konsentrasi membesarkan SD Khadijah di Candi Lempung, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.
Soeprayitno
Yayasan yang selama ini mengelola KB, TK, SD, SMP, dan SMA Khadijah ini mewujudkan perguruan baru sebagai tempat belajar mengajar berkonsep boarding school atau sekolah berasrama. Murid sekolah ini bisa dari kota/kabupaten dari 34 provinsi se-Indonesia, bahkan mancanegara. Yayasan Khadijah sudah menyiapkan lahan seluas 14 hektare di wilayah Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Kendati demikian, dari total luas lahan itu, 3 hektare di antaranya diperlukan pemerintah untuk membangun jalan tol timur kota. ”Tahun ini kami bersama ITS (Institut Teknologi Nopember) baru merevisi masterplan. Selain itu, konsep perguruan yang menyisakan banyak lahan kami ke depankan, sehingga rencana pembangunan gedung dari rencana tiga lantai direvisi menjadi di atas enam lantai,” kata Direktur Pendidikan Yayasan Taman Sosial dan Pendidikan Nahdlatul Ulama Khadijah, Suwito disela pameran pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Khadijah di Surabaya, kemarin.
”Karena boarding school, guru dan murid wajib menginap di sekolahan. Semacam pondok pesantren. Dana yang semula diperlukan pada 2006 Rp700 miliar. Karena ada revisi konsep pembangunan, anggarannya diperkirakan hingga Rp1 triliun. Dalam waktu dekat groundbreaking akan dilaksanakan,” katanya.
Khadijah diakui Suwito memang berkomitmen terus mengembangkan pendidikan bertaraf internasional. Bahkan, Yayasan Khadijah juga mencoba berkontribusi positif terhadap pendidikan anak-anak bangsa yang berkarakter Islami.
Ketua Umum Yayasan Taman Sosial dan Pendidikan Nahdlatul Ulama Khadijah, Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, pihaknya juga konsentrasi membesarkan SD Khadijah di Candi Lempung, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.
Soeprayitno
(ftr)