Perbaikan Infrastruktur Mendesak

Rabu, 07 Januari 2015 - 09:19 WIB
Perbaikan Infrastruktur Mendesak
Perbaikan Infrastruktur Mendesak
A A A
SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah harus bersiap menghadapi serbuan investor yang akan menanamkan modalnya. Salah satu persiapan yang cukup mendesak dilakukan adalah perbaikan infrastruktur.

Pengusaha dari sejumlah kota besar, seperti Jakarta dan Bandung tertarik menjadikan Jawa Tengah sebagai lokasi untuk mendirikan perusahaan mereka. Oleh karena itu, pemerintah, pengusaha hingga masyarakat harus bersiap menghadapi perkembangan tersebut. “Penyediaan infrastruktur menjadi kebutuhan yang mendesak supaya investor datang dan tidak meninggalkan Jawa Tengah,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Edison P Ambarura kemarin.

Edison mengakui penyediaan infrastruktur memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Terutama menyediakan infrastruktur yang memadai guna mendukung perkembangan dunia usaha. Pemerintah tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, termasuk masyarakat. “Masyarakat juga harus kooperatif dalam mendukung program pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah,” ujarnya.

Dia mencontoh pembangunan PLTU Batang yang sangat penting untuk mengantisipasi krisis energi listrik di Jateng. Namun, pembangunan tersebut terkatung-katung karena kurang kooperatifnya masyarakat. “Kalau yang serius hanya pemerintah, sedangkan masyarakat tidak mendukung, ya tidak akan jalan,” ucap Edison.

Pihaknya juga berharap pembangunan tol Semarang- Solo bisa cepat diselesaikan sehingga transportasi bisnis menjadi lebih mudah dan cepat. Sebelumnya, kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng mengeluhkan masih buruknya infrastruktur di Jawa Tengah.

Persoalan Infrastruktur Jateng masih menjadi salah satu kendala bagi provinsi ini untuk menarik investasi secara maksimal. Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan kondisi infrastruktur Jateng saat ini tidak hanya menghambat masuknya investasi, tapi juga menghambat daya saing perusahaanperusahaan yang sudah ada.

“Permasalahan infrastruktur ini, terutama akses jalan ke sentra-sentra kawasan industri ke pelabuhan terkait arus barang ekspor impor. Pembangunan yang saat ini sedang berlangsung diperkirakan tidak akan bisa mengimbangi masuknya investasi pada 2015 yang diperkirakan akan lebih besar,” ucapnya.

Andik Sismanto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6091 seconds (0.1#10.140)