Organda Belum Turunkan Tarif Angkot

Selasa, 06 Januari 2015 - 10:13 WIB
Organda Belum Turunkan Tarif Angkot
Organda Belum Turunkan Tarif Angkot
A A A
PURWAKARTA - Penurunan harga BBM ternyata tidak lantas membuat pengusaha transportasi yang tergabung dalam organda menurunkan tarif angkutan umum.

Padahal, pemerintah per 1 Januari lalu secara resmi telah menetapkan harga BBM turun, baik jenis premium maupun solar. Seperti tarif angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Kabupaten Purwakarta. Mereka tidak menurunkan tarif jasa angkutan kepada para penumpangnya pascapenurunan harga BBM. Harga premium turun dari Rp8.500/liter menjadi Rp 7.600/ liter, sementara solar turun dari Rp7.500/liter menjadi Rp7.250/liter.

Misalnya, angkot 07 jurusan Maracang-Simpang masih menarif penumpangnya Rp4.000, tarif tersebut naik Rp1.000 dari Rp3.000. Begitu juga angkot jurusan lainnya, tidak kecuali jurusan Plered- Purwakarta yang jaraknya lebih jauh. Rata-rata tarif angkutan umum di daerah ini naik Rp1.000 setelah terjadi kenaikan BBM pada 17 November 2014 lalu.

“Hingga kini organda memang belum berkomunikasi dengan pemerintah menyusul adanya penurunan harga BBM,”kata Sekretaris DPC Organda Kabupaten Purwakarta Andreas Lagimin saat dihubungi kemarin. Pasalnya, lanjut dia, besaran penurunan harga BBM hari ini dinilai tidak akan menutup biaya operasional perusahaan angkutan umum. Sehingga atas dasar itu, penurunan tarif angkutan umum belum bisa dilakukan.

“Penurunan harga BBM kan tidak besar, kalau dihitung hanya menambah penghasilan sopir angkutan sebesar Rp200. Karena saat premium dan solar naik Rp2.000/liter tempo hari, tarif rata-rata naik Rp1000. Kami (organda) masih teliti lagi dampak penurunan BBM terhadap tarif angkutan. Sebisa mungkin, tidak ada penurunan tarif saja,”ung kapnya.

Jika harus diturunkan kata dia, paling realitis tarif angkot berkurang Rp500 dari yang berlaku saat ini, meskipun itu sulit. Pasalnya, penurunan harga BBM belum berdampak ke tarif angkutan umum. Sehingga sulit untuk bisa menurunkan tarif. Terlebih banyak hal yang harus diperhatikan pengusaha untuk bisa menurunkan tarif angkutan.

“Seperti pertimbangan harga suku cadang atau spare part yang harganya juga naik setelah kenaikan BBM. Kabarnya kenaikan suku cadang juga akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Terutama spare part impor,”tutur dia.

Didin Jalaludin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6887 seconds (0.1#10.140)