Diduga Ada Korupsi di Proyek Pasar Bulu
A
A
A
SEMARANG - Berbagai spekulasi berkembang setelah peristiwa bocornya atap bangunan Pasar Bulu dan air menggenangi lantai III pascahujan deras, Jumat (2/1).
Proyek yang menghabiskan anggaran senilai Rp68 miliar tersebut diduga sarat dengan praktik korupsi. Anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang Djoko Setijowarno mengungkapkan dugaan korupsi tersebut. Menurutnya, kebocoran atap pasar yang baru diresmikan empat hari lalu itu merupakan tanda-tanda ketidakberesan pembangunan pasar tersebut.
“Itu tanda sudah mulai terkuaknya ketidakberesan proyek. Atap bocor itu adalah tanda awal, nantinya akan diikuti masalah lain seperti plasteran dinding yang mengelupas, lantai retak, eskalator cepat rusak, dan masalah lainnya,” ungkapnya. Tanda- tanda ketidakberesan proyek Pasar Bulu sudah terlihat sejak awal. Saat proses pelelangan pertama calon pemenang sudah ditentukan.
“Lelang itu hanya proses yang harus dilakukan agar terlihat jujur, tapi permainan sudah dimulai ketika anggaran disusun,” ujar Djoko. Saat ini tinggal sejauh mana keberanian instansi terkait seperti kejaksaan, kepolisian, BPK, ataupun BPKP turun mengungkap hal tersebut. Diduga ada besaran angka yang ditilap oleh oknum-oknum yang terlibat dalam proyek itu.
“Bukan rahasia umum lagi kalau pembangunan fisik bangunan dengan anggaran pemerintah tidak lepas dari aroma korupsi. Itu sudah ada tanda awalnya, tinggal keberanian penegak hukum menindaklanjutinya,” papar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sarjoko melalui Kabid Pemeliharaan dan Kebersihan Nurcholis saat dikonfirmasi enggan mengomentari hal itu. Meskipun begitu, pihaknya membenarkan jika kebocoran lantai III tersebut merupakan proyek pengerjaan pada 2012 lalu.
“Itu proyek lama sehingga masa pemeliharaannya sudah habis. Tapi kami akan perbaiki kebocoran itu dan sudah kami anggarkan pada 2015 ini,” kata Nurcholis. Mengenai dugaan ada permasalahan dalam pembangunan Pasar Bulu, pihaknya tidak mau berkomentar banyak. Yang jelas, dalam pengerjaan pihaknya yakin telah sesuai dengan anggaran dan perencanaan yang ada.
“Saya no comment , yang jelas itu sudah sesuai. Kalau ada permasalahan dalam bangunan itu sudah wajar dan akan kami perbaiki di anggaran 2015 ini,” katanya Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Danur Rispriyanto saat dikonfirmasi mengaku belum mendengar adanya laporan kebocoran di Pasar Bulu. Meski begitu, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap bangunan di sana.
“Kami belum menerima laporan itu sebab saat peresmian kami tahu tidak ada masalah di sana,” ujarnya. Disinggung mengenai adanya ketidakberesan terkait proyek tersebut, Danur enggan berkomentar. Menurutnya, hal itu harus ada pembuktian kuat mengenai itu. “Kita tidak boleh menduga- duga, harus ada pembuktiannya. Mengenai itu, saya belum mau berkomentar,” pungkasnya.
Andika prabowo
Proyek yang menghabiskan anggaran senilai Rp68 miliar tersebut diduga sarat dengan praktik korupsi. Anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang Djoko Setijowarno mengungkapkan dugaan korupsi tersebut. Menurutnya, kebocoran atap pasar yang baru diresmikan empat hari lalu itu merupakan tanda-tanda ketidakberesan pembangunan pasar tersebut.
“Itu tanda sudah mulai terkuaknya ketidakberesan proyek. Atap bocor itu adalah tanda awal, nantinya akan diikuti masalah lain seperti plasteran dinding yang mengelupas, lantai retak, eskalator cepat rusak, dan masalah lainnya,” ungkapnya. Tanda- tanda ketidakberesan proyek Pasar Bulu sudah terlihat sejak awal. Saat proses pelelangan pertama calon pemenang sudah ditentukan.
“Lelang itu hanya proses yang harus dilakukan agar terlihat jujur, tapi permainan sudah dimulai ketika anggaran disusun,” ujar Djoko. Saat ini tinggal sejauh mana keberanian instansi terkait seperti kejaksaan, kepolisian, BPK, ataupun BPKP turun mengungkap hal tersebut. Diduga ada besaran angka yang ditilap oleh oknum-oknum yang terlibat dalam proyek itu.
“Bukan rahasia umum lagi kalau pembangunan fisik bangunan dengan anggaran pemerintah tidak lepas dari aroma korupsi. Itu sudah ada tanda awalnya, tinggal keberanian penegak hukum menindaklanjutinya,” papar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sarjoko melalui Kabid Pemeliharaan dan Kebersihan Nurcholis saat dikonfirmasi enggan mengomentari hal itu. Meskipun begitu, pihaknya membenarkan jika kebocoran lantai III tersebut merupakan proyek pengerjaan pada 2012 lalu.
“Itu proyek lama sehingga masa pemeliharaannya sudah habis. Tapi kami akan perbaiki kebocoran itu dan sudah kami anggarkan pada 2015 ini,” kata Nurcholis. Mengenai dugaan ada permasalahan dalam pembangunan Pasar Bulu, pihaknya tidak mau berkomentar banyak. Yang jelas, dalam pengerjaan pihaknya yakin telah sesuai dengan anggaran dan perencanaan yang ada.
“Saya no comment , yang jelas itu sudah sesuai. Kalau ada permasalahan dalam bangunan itu sudah wajar dan akan kami perbaiki di anggaran 2015 ini,” katanya Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Danur Rispriyanto saat dikonfirmasi mengaku belum mendengar adanya laporan kebocoran di Pasar Bulu. Meski begitu, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap bangunan di sana.
“Kami belum menerima laporan itu sebab saat peresmian kami tahu tidak ada masalah di sana,” ujarnya. Disinggung mengenai adanya ketidakberesan terkait proyek tersebut, Danur enggan berkomentar. Menurutnya, hal itu harus ada pembuktian kuat mengenai itu. “Kita tidak boleh menduga- duga, harus ada pembuktiannya. Mengenai itu, saya belum mau berkomentar,” pungkasnya.
Andika prabowo
(ars)