Ribuan Warga Berebut Gunungan Keraton
A
A
A
YOGYAKARTA - Ribuan warga berebut gunungan dari Keraton Yogyakarta kemarin. Ada lima gunungan yang diperebutkan warga tersebut, yaitu Gunung an Wadon, Lanang, Darat, Ge pak, dan Pawuhan.
Mereka rela berdesakan mem perebutkan isi gunungan yang terdiri berbagai hasil bumi. Warga Yogyakarta dan sekitarnya percaya bahwa gunungan da ri keraton ini membawa berkah. Banyak turis asing juga ikut memperebutkan isi gunungan. Gunungan Lanang dibawa dari Keraton Yogyakarta menuju Kantor Gubernuran Kepatihan Pemda DIY.
Gunungan tersebut diperebutkan di depan Masjid Sulthoni yang berada kompleks Kepatihan. Sedangkan, Gunungan Wadon diarak ke Puro Pakualaman dan diperebutkan di sekitar kadipaten. Gu - nung an lainnya diperebutkan di halaman Masjid Gedhe Kauman. Keluarnya gunungan dari keraton merupakan puncak Perayaan Pasar Malam Sekaten (PPMS) Tahun Ehe 1948/2015 Masehi.
PPMS yang digelar selama sebulan penuh mulai 28 November 2014 di Alun-alun Lor Keraton Yogyakarta ini dalam rangka rangkaian Peringatan Ke lahiran Nabi Muhammad SAW. Gunungan Lanang yang diarak dari Bangsal Ponconiti Keraton Ngayogjakarta menuju Pemda DIY di Kepatihan digotong para abdi dalem Nara karyo. Barisan depan diawali dua ekor gajah serta di iringi Bregodo Prajurit Bugis dan abdi dalem Asifat Bupati.
Di Kepatihan, penyerahan gunungan dari utusan Keraton Yogyakarta yang diwakili KRT Rinto Isworo diberikan kepada Sekretaris Daerah DIY Ichsa nuri atas nama Pemerintah DIY. Se telah gunungan dibacakan doa oleh Achmad Sidqi, Ichsanuri mengambil secara simbolis gu nungan yang terbuat dari hasil bumi tanah Yogyakarta. Setelah itu, diikuti para pejabat di ling kungan Pemda DIY.
Tak lama berselang, gunungan di bawa di depan Masjid Sulthoni untuk diperbutkan warga. Dalam se kejap, gunungan langsung habis diperebutkan. Suparman, 40, warga Pla yen, Gunungkidul, mengaku se la lu hadir dalam setiap pera ya an gerebek Maulud Keraton Yogyakarta. "Tahun-tahun se belumnya saya di Masjid Kau man dan Puro Pakualaman. Baru kali ini di Kepatihan," kata nya.
Dia datang bersama keluarga dan tetangga dengan menyewa minibus. Mereka menyewa trans por dengan iuran. "Kami be rangkat pukul tujuh pagi, sam pai sini jam sembilan. Kami menunggu untuk mendapatkan berkah gunungan," ucapnya.
Pada hari bersamaan, Sultan HB X juga memberikan Hajad Dalem Pareden (Gunungan) ke Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta. Gunungan dibawa dari Kagungan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan dipikul abdi dalem Narakaryo, diiringi dua ekor gajah dan dua bergodo Prajurit Lombok Abang dan Plangkir menyusuri Jalan Trikora, Jalan P Senopati, Jalan Sultan Agung menuju Halaman Puro Pakualaman, Yogyakarta.
Hajad dalem tersebut diserahkan utusan Sultan Ha mengku Buwono X, KRT Wijoyo Pamungkas, dan diterima KRT Pro jo Anggono mewakili Kadipaten Pakualaman yang di dampingi KBPH Prabu Suryodilogo serta kerabat Puro Pakualaman Yogyakarta.
Setelah didoakan abdi dalem Suronggonno, gunungan di bawa ke Alun-alun Se wendanan Puro Pakualamam untuk diperebutkan warga.
Ridwan anshori/ Ridho hidayat
Mereka rela berdesakan mem perebutkan isi gunungan yang terdiri berbagai hasil bumi. Warga Yogyakarta dan sekitarnya percaya bahwa gunungan da ri keraton ini membawa berkah. Banyak turis asing juga ikut memperebutkan isi gunungan. Gunungan Lanang dibawa dari Keraton Yogyakarta menuju Kantor Gubernuran Kepatihan Pemda DIY.
Gunungan tersebut diperebutkan di depan Masjid Sulthoni yang berada kompleks Kepatihan. Sedangkan, Gunungan Wadon diarak ke Puro Pakualaman dan diperebutkan di sekitar kadipaten. Gu - nung an lainnya diperebutkan di halaman Masjid Gedhe Kauman. Keluarnya gunungan dari keraton merupakan puncak Perayaan Pasar Malam Sekaten (PPMS) Tahun Ehe 1948/2015 Masehi.
PPMS yang digelar selama sebulan penuh mulai 28 November 2014 di Alun-alun Lor Keraton Yogyakarta ini dalam rangka rangkaian Peringatan Ke lahiran Nabi Muhammad SAW. Gunungan Lanang yang diarak dari Bangsal Ponconiti Keraton Ngayogjakarta menuju Pemda DIY di Kepatihan digotong para abdi dalem Nara karyo. Barisan depan diawali dua ekor gajah serta di iringi Bregodo Prajurit Bugis dan abdi dalem Asifat Bupati.
Di Kepatihan, penyerahan gunungan dari utusan Keraton Yogyakarta yang diwakili KRT Rinto Isworo diberikan kepada Sekretaris Daerah DIY Ichsa nuri atas nama Pemerintah DIY. Se telah gunungan dibacakan doa oleh Achmad Sidqi, Ichsanuri mengambil secara simbolis gu nungan yang terbuat dari hasil bumi tanah Yogyakarta. Setelah itu, diikuti para pejabat di ling kungan Pemda DIY.
Tak lama berselang, gunungan di bawa di depan Masjid Sulthoni untuk diperbutkan warga. Dalam se kejap, gunungan langsung habis diperebutkan. Suparman, 40, warga Pla yen, Gunungkidul, mengaku se la lu hadir dalam setiap pera ya an gerebek Maulud Keraton Yogyakarta. "Tahun-tahun se belumnya saya di Masjid Kau man dan Puro Pakualaman. Baru kali ini di Kepatihan," kata nya.
Dia datang bersama keluarga dan tetangga dengan menyewa minibus. Mereka menyewa trans por dengan iuran. "Kami be rangkat pukul tujuh pagi, sam pai sini jam sembilan. Kami menunggu untuk mendapatkan berkah gunungan," ucapnya.
Pada hari bersamaan, Sultan HB X juga memberikan Hajad Dalem Pareden (Gunungan) ke Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta. Gunungan dibawa dari Kagungan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan dipikul abdi dalem Narakaryo, diiringi dua ekor gajah dan dua bergodo Prajurit Lombok Abang dan Plangkir menyusuri Jalan Trikora, Jalan P Senopati, Jalan Sultan Agung menuju Halaman Puro Pakualaman, Yogyakarta.
Hajad dalem tersebut diserahkan utusan Sultan Ha mengku Buwono X, KRT Wijoyo Pamungkas, dan diterima KRT Pro jo Anggono mewakili Kadipaten Pakualaman yang di dampingi KBPH Prabu Suryodilogo serta kerabat Puro Pakualaman Yogyakarta.
Setelah didoakan abdi dalem Suronggonno, gunungan di bawa ke Alun-alun Se wendanan Puro Pakualamam untuk diperebutkan warga.
Ridwan anshori/ Ridho hidayat
(ars)