BBM Turun, Tarif Bus Tetap

Sabtu, 03 Januari 2015 - 13:15 WIB
BBM Turun, Tarif Bus Tetap
BBM Turun, Tarif Bus Tetap
A A A
BOJONEGORO - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) ternyata tidak membuat tarif angkutan umum di Bojonegoro ikut turun.

Sejumlah awak bus antarkota dalam provinsi (AKDP) jurusan Bojonegoro-Surabaya memberlakukan tarif sama setelah harga BBM naik pada November 2014. Diketahui, pemerintah menetapkan harga baru premium dan solar per 1 Januari 2015. Harga premium turun menjadi Rp7.600 dari sebelumnya Rp8.500/liter. Sedangkan harga solar turun menjadi Rp7.250 dari sebelumnya Rp7.500/liter.

Marwan, kondektur bus Dali Jaya, menyatakan, penurunan harga BBM tidak memengaruhi tarif angkutan umum. Sebab, dengan adanya kenaikan harga BBM per November lalu, membuat harga sejumlah suku cadang kendaraan serta biaya operasional meningkat, sehingga perusahaan otobus pun mengalami kerugian. “Tidak ada penurunan tarif karena perusahaan bus juga masih rugi setelah harga BBM dinaikkan,” ujarnya.

Setelah membuat harga sejumlah kebutuhan pokok ikut naik, menurut Marwan, besaran penurunan harga solar yang dibutuhkan bus juga tidak terlalu signifikan. Karena itu, tarif bus dari Terminal Rajekwesi Bojonegoro ke Terminal Tambak Osowilangun Surabaya pun masih tetap. yakni Rp20.000.

”Kalau pemerintah dulu menetapkan tarif Rp21.000 pascakenaikan BBM,” lanjutnya. Sementara itu, tarif angkutan dalam kota juga tetap tinggi. Tarif angkutan tujuan Bojonegoro-Padangan misalnya dikenakan Rp10.000 per penumpang. Padahal, sebelum ada kenaikan harga BBM per November lalu, tarifnya hanya Rp6.000 per penumpang.

Tarif angkutan yang terlalu mahal itu dikeluhkan banyak penumpang. “Kalau BBM naik tarif angkutan ikut naik, tetapi giliran BBM turun, tarif angkutan tidak mau turun. Seperti ini yang dirugikan penumpang,” ujar Watik, karyawan pabrik rokok yang setiap hari naik angkutan tujuan Bojonegoro-Padangan.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bojonegoro tidak mempersoalkan adanya tarif angkutan umum yang masih memberlakukan tarif sama dengan saat kenaikan harga BBM pada November 2014.

Saat ini tarif bus AKDP Bojonegoro- Surabaya Rp20.000. Sebelum November 2014, tarif Bojonegoro - Surabaya Rp18.000. ”Yang penting perusahaan dan penumpang tidak ada polemik dan saling menerima. Namun jika diturunkan, perlu adanya pembahasan lagi,” ujar Kepala Dishub Kabupaten Bojonegoro, Iskandar.

Iskandar mengatakan, tidak adanya permasalahan terkait tarif angkutan umum itu karena penurunan harga BBM jenis premium dan solar tersebut tidak terlalu signifikan. Apalagi saat ini, lanjut dia, harga sembako, suku cadang, dan biaya operasional masih mahal. ”Adanya kenaikan harga BBM yang menaikkan tarif 10% dulu juga belum seimbang untuk biaya operasional. Jadi, saat ini jika tarifnya tetap, juga tidak masalah,” ucapnya.

Namun, kata mantan kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Pemkab Bojonegoro itu, jika ada penurunan tarif angkutan umum, perlu dibahas lagi antara Dishub Jatim dan Organda karena berhubungan dengan angkutan dalam provinsi. ”Perlu adanya pembahasan lagi. Dishub Bojonegoro sekarang masih menunggu,” tandasnya.

Muhammad Roqib
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5139 seconds (0.1#10.140)