Waspadai Lahar Dingin Kelud Selama Januari
A
A
A
BLITAR - Warga Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar yang tinggal dalam radius jangkauan sungai aliran lahar Gunung Kelud diminta lebih waspada selama bulan Januari.
Sebab, seperti tahun-tahun sebelumnya, curah hujan diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari. “Kami mengingatkan betul supaya warga waspada, terutama yang di dekat Kali Bladak dan Kali Kuning,” ujar Camat Nglegok, Muslih Hadi Wibowo, kepada wartawan.
Tinggi rendah debet air sungai dan material lahar dingin sangat dipengaruhi intensitas hujan di puncak Gunung Kelud. Bila hujan deras, hampir dipastikan volume Kali Bladak dan Kali Kuning mendadak naik. Hal itu mengingat di kawasan lereng Kelud terdapat puluhan lubang alam yang menyimpan material pascaerupsi 13 Februari 2014 lalu.
Di titik tertentu air bercampur pasir dan batu itu tidak jarang meluap dan menjadikan banjir bandang. Secara geografis, kata Muslih, ada sebagian warga Kelurahan Nglegok, Desa Penataran, Desa Modangan dan Desa Sumberasri yang berdomisili di kawasan titik rawan karena tidak jauh dari bantaran sungai. “Tentunya ini berbahaya mengingat Januari biasanya turun hujan deras,” ucapnya.
Sementara anggota DPRD Kabupaten Blitar M Ansori berharap Kampung Siaga Bencana bukan hanya sekadar slogan. Konsep siaga bencana benarbenar diberlakukan termasuk kesiapan adanya bantuan bila bencana sewaktu-waktu datang.
“Semuanya harus benarbenar dipersiapkan secara matang. Jangan sampai hanya sekadar slogan. Sebab, hal ini menyangkut keselamatan masyarakat,” kritiknya
Solichan Arif
Sebab, seperti tahun-tahun sebelumnya, curah hujan diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari. “Kami mengingatkan betul supaya warga waspada, terutama yang di dekat Kali Bladak dan Kali Kuning,” ujar Camat Nglegok, Muslih Hadi Wibowo, kepada wartawan.
Tinggi rendah debet air sungai dan material lahar dingin sangat dipengaruhi intensitas hujan di puncak Gunung Kelud. Bila hujan deras, hampir dipastikan volume Kali Bladak dan Kali Kuning mendadak naik. Hal itu mengingat di kawasan lereng Kelud terdapat puluhan lubang alam yang menyimpan material pascaerupsi 13 Februari 2014 lalu.
Di titik tertentu air bercampur pasir dan batu itu tidak jarang meluap dan menjadikan banjir bandang. Secara geografis, kata Muslih, ada sebagian warga Kelurahan Nglegok, Desa Penataran, Desa Modangan dan Desa Sumberasri yang berdomisili di kawasan titik rawan karena tidak jauh dari bantaran sungai. “Tentunya ini berbahaya mengingat Januari biasanya turun hujan deras,” ucapnya.
Sementara anggota DPRD Kabupaten Blitar M Ansori berharap Kampung Siaga Bencana bukan hanya sekadar slogan. Konsep siaga bencana benarbenar diberlakukan termasuk kesiapan adanya bantuan bila bencana sewaktu-waktu datang.
“Semuanya harus benarbenar dipersiapkan secara matang. Jangan sampai hanya sekadar slogan. Sebab, hal ini menyangkut keselamatan masyarakat,” kritiknya
Solichan Arif
(ftr)