Hanya Layani Pelanggan Khusus

Selasa, 30 Desember 2014 - 10:59 WIB
Hanya Layani Pelanggan Khusus
Hanya Layani Pelanggan Khusus
A A A
KAYUAGUNG - Masyarakat mengeluhkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) nomor 24.306.127, di jalan raya Desa Pampangan, Kecamatan Pampangan, yang hanya memberi pelayanan khusus pada langganan pengecer.

Pantauan KORAN SINDO PALEM BANG di lokasi pagi kemarin, puluhan mobil jenis pikap yang diduga milik para pengecer terlihat antre meman jang. Bukan hanya itu, puluhan sepeda motor dengan tangki modif dan pembawa jeriken juga ikut antrean. Akibatnya, setiap hari sekitar pukul 09.00 - 10.00 WIB SPBU tersebut sudah tutup. Karena, tidak ada lagi premium dan solar yang bisa dijual untuk masyarakat umum.

Mirisnya, puluhan lapak pengecer BBM yang ada di sekitar SPBU memiliki banyak stok bensin dan solar. Namun, harga yang dijual pengecer mencapai Rp11.000/liter. Ulah nakal SPBU ini jelas mendapat keluhan dari sejumlah warga dan tokoh masyarakat. Kepala Desa (Kades) Lirik, Kecamatan Pangkalan Lampam, Samsul Simin, mengungkapkan, pegawai SPBU setiap hari selalu melayani para pengecer.

Biasanya untuk menghindari perhatian warga, mereka melakukannya pada malam hari. “Kalau tidak melayani pengecer, mana mungkin se tiap pagi jam 09.00 WIB BBM sudah habis. Apalagi antrean mobil dan motor dengan tangki modifikasi sangat panjang. Kita sebagai masyarakat tidak kebagian lagi,” keluhnya.

Samsul sendiri pernah merasakan bagaimana kesalnya, saat mengisi BBM di SPBU tersebut karena sudah habis. Padahal, dirinya sering melihat mobil milik Pertamina dengan muatan 20.000 liter memasok BBM ke SPBU itu sore hari. Logikanya, dengan jumlah tersebut, kemungkinan besar besok paginya belum habis, lantaran malam hari SPBU itu tutup. “Tapi kenyataannya ya, seperti itu, sedangkan di dekat SPBU itu banyak sekali lapak pengecer minyak, yang dijual dalam jumlah banyak,” jelasnya.

Bukan hanya itu, pengecer juga dengan seenaknya menjual premium dengan harga Rp11.000/liter. “Sekarang kan harga di SPBURp8.500/liter, tapi pengecer menjualnya Rp10.000- Rp11.000/liter. Padahal, mereka membeli dari SPBU yang jaraknya sangat dekat. Pemerintah seharusnya turun tangan, jangan sampai kondisi ini membuat masya rakat emosi dan ujung-ujung nya anarkis,” tandasnya.

Menanggapi ulah nakal SPBU Pampangan ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) OKI Hery Susanto, justru menyatakan, belum menerima laporan tersebut. Namun, pihaknya akan segera turun kelapangan.

“Jika me mang terbukti, tentu akan kita bina. Karena, jelas itu melanggar. Untuk harga eceran sendiri nanti kita pantau kesetiap wilayah, karena di wilayah pedalaman memang informasinya demikian,” pungkasnya.

M Rohali
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6714 seconds (0.1#10.140)