Longsor Intai Warga Enam Kecamatan
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Warga di enam kecamatan di Gunungkidul harus waspada karena bahaya bencana tanah longsor mengintai. Intensitas hujan yang cukup tinggi menjadikan beberapa titik-titik rawan mulai terjadi tanah longsor.
Di Kecamatan Patuk misalnya, dua rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan akibat tanah longsor yang terjadi Rabu (24/- 12) sore lalu. Dua rumah warga tersebut masing-masing milik Jumini, 55, Warga Dusun Putat 2, Desa Putat, serta rumah milik Bambang Ponimin warga Dusun Krakalan Beji Patuk.
Informasi yang berhasil dihimpun KORAN SINDO YOGYA menyebutkan, peristiwa ini berawal ketika hujan mengguyur wilayah Patuk sejak Selasa (23/- 12) petang. Warga yang sudah terbiasa dengan longsoran kecil di sekitar rumah tidak menghiraukan akan bahaya yang besar. Pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 WIB, rumah milik Jumini terkena longsoran sehingga rusak parah.
Dia terpaksa mengungsi karena kerusakan rumah dan kemungkinan bahaya longsor susulan.“Tadinya, Selasa malam memang sudah ada longsor di belakang rumah, ternyata siang harinya terjadi longsor besar dan merusak rumah bagian depan,” tutur Jumini kepada wartawan, kemarin.
Diceritakannya, saat kejadian, memang terjadi hujan cukup deras. Tiba-tiba saja, talud di samping rumah yang menahan bukit setinggi sekitar 11 meter ambrol dan mengenai rumahnya. “Saya langsung berlari dan meminta tolong kepada tetangga,” ucapnya. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun dia terpaksa mengungsi. Begitu juga dengan Bambang Ponimin yang dapurnya rusak akibat ambrolnya bukit setinggi 10 meter di belakang rumahnya.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, PMI, serta Tagana langsung bergerak cepat menuju lokasi dan melakukan evakuasi. Bahkan Tagana mulai merencanakan pembuatan saluran air untuk menghindari tergerusnya tanah. “Kami siapkan pembuatan saluran air dari atas bukti agar tidak memperparah kondisi longsoran tanah,” ucap Ali Syafrudin, Koordinator Tagana Kecamatan Patuk.
Selain Tagana, Tim Reaksi Cepat juga menuju lokasi dan melakukan evakuasi bersama tim lainnya. Tidak lupa, bantuan makanan dan logistik dikirimkan untuk membantu korban serta warga dan relawan yang melakukan kerja bakti.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono menjelaskan, bukit-bukit di Kecamatan Patuk memang dinilai labil. Dengan curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama, potensi tanah longsor cukup besar. “Jadi memang Patuk masuk wilayah rawan longsor dan masuk zona merah bersama lima kecamatan lain,” ucapnya.
Selain Kecamatan Patuk, kata dia, lima kecamatan lain yang terus dipantau BPBD lantaran masuk zona merah adalah Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, serta sebagian wilayah di Kecamatan Ponjong.
Suharjono
Di Kecamatan Patuk misalnya, dua rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan akibat tanah longsor yang terjadi Rabu (24/- 12) sore lalu. Dua rumah warga tersebut masing-masing milik Jumini, 55, Warga Dusun Putat 2, Desa Putat, serta rumah milik Bambang Ponimin warga Dusun Krakalan Beji Patuk.
Informasi yang berhasil dihimpun KORAN SINDO YOGYA menyebutkan, peristiwa ini berawal ketika hujan mengguyur wilayah Patuk sejak Selasa (23/- 12) petang. Warga yang sudah terbiasa dengan longsoran kecil di sekitar rumah tidak menghiraukan akan bahaya yang besar. Pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 WIB, rumah milik Jumini terkena longsoran sehingga rusak parah.
Dia terpaksa mengungsi karena kerusakan rumah dan kemungkinan bahaya longsor susulan.“Tadinya, Selasa malam memang sudah ada longsor di belakang rumah, ternyata siang harinya terjadi longsor besar dan merusak rumah bagian depan,” tutur Jumini kepada wartawan, kemarin.
Diceritakannya, saat kejadian, memang terjadi hujan cukup deras. Tiba-tiba saja, talud di samping rumah yang menahan bukit setinggi sekitar 11 meter ambrol dan mengenai rumahnya. “Saya langsung berlari dan meminta tolong kepada tetangga,” ucapnya. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun dia terpaksa mengungsi. Begitu juga dengan Bambang Ponimin yang dapurnya rusak akibat ambrolnya bukit setinggi 10 meter di belakang rumahnya.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, PMI, serta Tagana langsung bergerak cepat menuju lokasi dan melakukan evakuasi. Bahkan Tagana mulai merencanakan pembuatan saluran air untuk menghindari tergerusnya tanah. “Kami siapkan pembuatan saluran air dari atas bukti agar tidak memperparah kondisi longsoran tanah,” ucap Ali Syafrudin, Koordinator Tagana Kecamatan Patuk.
Selain Tagana, Tim Reaksi Cepat juga menuju lokasi dan melakukan evakuasi bersama tim lainnya. Tidak lupa, bantuan makanan dan logistik dikirimkan untuk membantu korban serta warga dan relawan yang melakukan kerja bakti.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono menjelaskan, bukit-bukit di Kecamatan Patuk memang dinilai labil. Dengan curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama, potensi tanah longsor cukup besar. “Jadi memang Patuk masuk wilayah rawan longsor dan masuk zona merah bersama lima kecamatan lain,” ucapnya.
Selain Kecamatan Patuk, kata dia, lima kecamatan lain yang terus dipantau BPBD lantaran masuk zona merah adalah Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, serta sebagian wilayah di Kecamatan Ponjong.
Suharjono
(ftr)