Gelar Bazar Pakaian Bekas untuk Modal Merintis PAUD
A
A
A
SLEMAN - Patut dicontoh.Pujian ini layak dilayangkan kepada ibu-ibu kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Dusun Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman.
Dengan semangat tinggi, mereka menggelar bazar pakaian layak pakai dengan tujuan satu, yakni merintis pendirian sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD). Bertempat di joglo milik Susanto, warga RT 03/RW 26, dusun setempat, kegiatan yang berlangsung sekitar tiga jam tersebut dipenuhi warga dari RT 1 sampai RT 9.
Hasilnya, banyak pakaian layak pakai yang terjual. "Inventarisasi yang kami lakukan di dusun ini ada dua RW dan sembilan RT. Total ada sekitar 70-an anak usia sasaran yang kemudian kami tindak lanjuti dengan rapat berlima (bersama Ibu Wulan, Linda, Wuri, dan Ibu Wiwid), dan kami sepakat mendirikan PAUD," ujar Ibu Arman, Ketua PAUD setempat, saat acara digelar, belum lama ini.
Dia menambahkan, kurangnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak usia di bawah lima tahun (balita) juga menjadi latar belakang dirintisnya PAUD tersebut. "Kami terus melakukan gerilya dan sosialisasi lewat kumpulan ibu-ibu di masing-masing RT. Dari sini kami mencoba memberikan pemahaman pentingnya pendidikan bagi anak usia balita pra-TK. Kami juga menyadari bahwa biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, maka kami berinisiatif mengadakan bazar ini. Alhamdulillah terkumpul dana sekitar Rp2 juta," ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, pihaknya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua warga dan donatur yang bersedia memberikan pakaian pantas pakai untuk penggalangan dana. Respons positif juga diungkapkan Subari, warga RT 4/RW 26, yang turut memborong pakaian hingga tujuh potong. "Iya ini borong pakaian bekas sekalian beramal buat membantu kegiatan PAUD. Berharap bazar ini diadakan lagi secara rutin karena ternyata walaupun pakaian bekas, kualitasnya masih bagus," kata Subari.
Bendahara PAUD, Wulan, mengatakan, sudah mantap merintis PAUD yang didukung oleh warga. Bahkan, ada salah satu warga, Sungkono, yang merelakan rumah kosongnya bisa digunakan sebagai tempat belajar anak-anak. "Segala sesuatu telah kami persiapkan termasuk izin ke pemerintah desa, serta program magang bagi para bunda PAUD di tempat lain yang sudah lebih dulu berjalan. Kegiatan magang diikuti lima pengurus dengan biaya mandiri selama sepekan," papar Wulan.
Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan awal 2015. Hingga saat ini sudah ada sekitar 20 orang tua yang mendaftarkan putra putrinya sebagai peserta PAUD. Pihaknya terbuka bagi dermawan yang ingin membantu dan menyumbangkan segala sesuatunya kepada PAUD ini. Misalnya, sebut dia, mainan layak pakai sebagai sarana permainan edukasi anak-anak.
Siti Estuningsih
Dengan semangat tinggi, mereka menggelar bazar pakaian layak pakai dengan tujuan satu, yakni merintis pendirian sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD). Bertempat di joglo milik Susanto, warga RT 03/RW 26, dusun setempat, kegiatan yang berlangsung sekitar tiga jam tersebut dipenuhi warga dari RT 1 sampai RT 9.
Hasilnya, banyak pakaian layak pakai yang terjual. "Inventarisasi yang kami lakukan di dusun ini ada dua RW dan sembilan RT. Total ada sekitar 70-an anak usia sasaran yang kemudian kami tindak lanjuti dengan rapat berlima (bersama Ibu Wulan, Linda, Wuri, dan Ibu Wiwid), dan kami sepakat mendirikan PAUD," ujar Ibu Arman, Ketua PAUD setempat, saat acara digelar, belum lama ini.
Dia menambahkan, kurangnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak usia di bawah lima tahun (balita) juga menjadi latar belakang dirintisnya PAUD tersebut. "Kami terus melakukan gerilya dan sosialisasi lewat kumpulan ibu-ibu di masing-masing RT. Dari sini kami mencoba memberikan pemahaman pentingnya pendidikan bagi anak usia balita pra-TK. Kami juga menyadari bahwa biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, maka kami berinisiatif mengadakan bazar ini. Alhamdulillah terkumpul dana sekitar Rp2 juta," ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, pihaknya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua warga dan donatur yang bersedia memberikan pakaian pantas pakai untuk penggalangan dana. Respons positif juga diungkapkan Subari, warga RT 4/RW 26, yang turut memborong pakaian hingga tujuh potong. "Iya ini borong pakaian bekas sekalian beramal buat membantu kegiatan PAUD. Berharap bazar ini diadakan lagi secara rutin karena ternyata walaupun pakaian bekas, kualitasnya masih bagus," kata Subari.
Bendahara PAUD, Wulan, mengatakan, sudah mantap merintis PAUD yang didukung oleh warga. Bahkan, ada salah satu warga, Sungkono, yang merelakan rumah kosongnya bisa digunakan sebagai tempat belajar anak-anak. "Segala sesuatu telah kami persiapkan termasuk izin ke pemerintah desa, serta program magang bagi para bunda PAUD di tempat lain yang sudah lebih dulu berjalan. Kegiatan magang diikuti lima pengurus dengan biaya mandiri selama sepekan," papar Wulan.
Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan awal 2015. Hingga saat ini sudah ada sekitar 20 orang tua yang mendaftarkan putra putrinya sebagai peserta PAUD. Pihaknya terbuka bagi dermawan yang ingin membantu dan menyumbangkan segala sesuatunya kepada PAUD ini. Misalnya, sebut dia, mainan layak pakai sebagai sarana permainan edukasi anak-anak.
Siti Estuningsih
(ftr)