Pameran Le Panile Laris Manis
A
A
A
PALEMBANG - Momen hari Ibu yang jatuh 22 Desember kemarin, diperingati pula oleh warga binaan Lapas Wanita Klas II A Palembang.
Beragam kuliner produksi warga binaan yang dijual melalui Galeri Le Panile laris manis diserbu pengunjung. Sejak pagi, stan yang dibuka di lapangan olahraga Lapas menyediakan aneka roti, donat, muffin, dan kudapan ringan lain yang menggugah selera. Di tawarkan pula es kelapa dan es cendol dengan kemasan khas.
Salah satu warga binaan yang menjaga stan, Syarifah menuturkan, harga jual pada momen kumpul keluarga tersebut tetap sama seperti yang dijual di Galeri Le Panile di depan Lapas. Untuk roti dan donat, misalnya, dijual mulai dari Rp3.000-8.000. Untuk minumannya dipatok Rp7.000 per cangkir. “Laris manis untuk hari ini (kemarin), karena pembelinya lebih ramai dari hari biasa kami buka di galeri,” ucapnya.
Kepala Lapas Wanita Klas II A Palembang Rachmayanthy mengatakan, peringatan hari Ibu di tahun ini memang digelar acara besar bertajuk Good Mother. Selain kedatangan tamu dari Kemenkumham, setiap keluarga warga binaan juga diundang untuk hadir berkumpul. Sebagai hiburan, digelar beragam acara mulai dari lomba fashion show, lomba masak nasi goreng, sampai penampilan drama warga binaan.
“Ini kesempatan yang baik bagi Le Panile untuk unjuk gigi memperkenalkan hasil produksinya kepada tamu. Sebab, di momen inilah warga binaan bisa bertemu dengan banyak orang termasuk keluarganya dengan lebih dekat,” ujar dia. Rachma mengakui, produk kuliner dari warga binaannya sudah cukup dikenal dan diakui masyarakat.
Terbukti, pada dua momen internasional yang digelar di Palembang tahun ini yak ni MTQ Internasional dan ASEAN University Games, pihaknya mendapat pesanan bakery box untuk tamu. Sedikitnya ada 600-800 bakery boxyang disiapkan per hari. “Omzet dari momen seperti itu bisa tercapai Rp2 juta-4 juta. Sebab, satu snack box rata-rata seharga Rp10.000 yang terdiri dari tiga macam kue,” sebutnya.
Dia meyakinkan, keterampilan culinary yang menjadi kegiatan harian warga binaan ini bisa menjadi bekal saat mereka mulai kembali ke masyarakat nantinya. Hasil penjualan Le Panile sendiri juga akan dibagi kepada warga binaan dalam bentuk gaji. Bila ada warga binaan yang sudah masuk masa bebas, pihaknya akan siap melatih warga binaan lain yang siap membantu.
Tak hanya bakery, tambah Rach ma, Lapas Wanita juga siap mengoperasionalkan salon wanita untuk umum. Salon ini akan menjadi salon Lapas pertama di dunia yang lengkap dengan spa dan refleksi. “Pastinya, semua kegiatan warga binaan ini menjadi kebanggaan ter sendiri bagi saya dan jajaran,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Sumsel Budi Sulaksono mengatakan, kegiatan UKM yang digelar Lapas mulai dari galeri bakery, bakso, garmen, maupun salon bisa menjadi ajang pendidikan dan penilaian.
“Tentu bermanfaat bagi warga binaan. Bilapun mereka sudah siap bebas, permodalan bisa diupayakan melalui pihak ketiga. Dengan begitu, mereka bisa mandiri nantinya,” imbuhnya.
Yulia Savitri
Beragam kuliner produksi warga binaan yang dijual melalui Galeri Le Panile laris manis diserbu pengunjung. Sejak pagi, stan yang dibuka di lapangan olahraga Lapas menyediakan aneka roti, donat, muffin, dan kudapan ringan lain yang menggugah selera. Di tawarkan pula es kelapa dan es cendol dengan kemasan khas.
Salah satu warga binaan yang menjaga stan, Syarifah menuturkan, harga jual pada momen kumpul keluarga tersebut tetap sama seperti yang dijual di Galeri Le Panile di depan Lapas. Untuk roti dan donat, misalnya, dijual mulai dari Rp3.000-8.000. Untuk minumannya dipatok Rp7.000 per cangkir. “Laris manis untuk hari ini (kemarin), karena pembelinya lebih ramai dari hari biasa kami buka di galeri,” ucapnya.
Kepala Lapas Wanita Klas II A Palembang Rachmayanthy mengatakan, peringatan hari Ibu di tahun ini memang digelar acara besar bertajuk Good Mother. Selain kedatangan tamu dari Kemenkumham, setiap keluarga warga binaan juga diundang untuk hadir berkumpul. Sebagai hiburan, digelar beragam acara mulai dari lomba fashion show, lomba masak nasi goreng, sampai penampilan drama warga binaan.
“Ini kesempatan yang baik bagi Le Panile untuk unjuk gigi memperkenalkan hasil produksinya kepada tamu. Sebab, di momen inilah warga binaan bisa bertemu dengan banyak orang termasuk keluarganya dengan lebih dekat,” ujar dia. Rachma mengakui, produk kuliner dari warga binaannya sudah cukup dikenal dan diakui masyarakat.
Terbukti, pada dua momen internasional yang digelar di Palembang tahun ini yak ni MTQ Internasional dan ASEAN University Games, pihaknya mendapat pesanan bakery box untuk tamu. Sedikitnya ada 600-800 bakery boxyang disiapkan per hari. “Omzet dari momen seperti itu bisa tercapai Rp2 juta-4 juta. Sebab, satu snack box rata-rata seharga Rp10.000 yang terdiri dari tiga macam kue,” sebutnya.
Dia meyakinkan, keterampilan culinary yang menjadi kegiatan harian warga binaan ini bisa menjadi bekal saat mereka mulai kembali ke masyarakat nantinya. Hasil penjualan Le Panile sendiri juga akan dibagi kepada warga binaan dalam bentuk gaji. Bila ada warga binaan yang sudah masuk masa bebas, pihaknya akan siap melatih warga binaan lain yang siap membantu.
Tak hanya bakery, tambah Rach ma, Lapas Wanita juga siap mengoperasionalkan salon wanita untuk umum. Salon ini akan menjadi salon Lapas pertama di dunia yang lengkap dengan spa dan refleksi. “Pastinya, semua kegiatan warga binaan ini menjadi kebanggaan ter sendiri bagi saya dan jajaran,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Sumsel Budi Sulaksono mengatakan, kegiatan UKM yang digelar Lapas mulai dari galeri bakery, bakso, garmen, maupun salon bisa menjadi ajang pendidikan dan penilaian.
“Tentu bermanfaat bagi warga binaan. Bilapun mereka sudah siap bebas, permodalan bisa diupayakan melalui pihak ketiga. Dengan begitu, mereka bisa mandiri nantinya,” imbuhnya.
Yulia Savitri
(ftr)