Banjir Makin Meluas
A
A
A
BANDUNG - Sebagian kawasan Bandung selatan terendam banjir kemarin. Luapan air Sungai Citarum menggenangi tiga kecamatan, Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.
Air setinggi antara 40 sentimeter hingga 2,5 meter merendam per mukiman warga, pertokoan, dan jalan raya. Luapan air Sungai Citarum makin besar lantaran hujan deras kembali mengguyur sejak Jumat (19/12) sore hingga malam. Padahal, luapan air akibat hujan deras pada Kamis (18/12) belum surut.
Banjir juga menyebabkan ribuan warga di tiga kecamatan tersebut terpaksa mengungsi ke lokasi lebih aman yang telah disiapkan oleh pemerintah setempat. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, di Kecamatan Dayeuhkolot jumlah rumah yang terendam banjir sebanyak 473 unit yang dihuni sekitar 1.316 jiwa.
Di Kecamatan Baleendah 758 unit yang dihuni sekitar 2.179 jiwa. Sedangkan di Kecamatan Bojongsoang 400 unit yang dihuni sekitar 1.151 jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung masih melakukan pendataan termasuk evakuasi warga yang masih bertahan di tempat tinggal masing-masing. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, kemarin jumlah pengungsi di beberapa lokasi pengungsian yang telah disiapkan bertambah seiring dengan naiknya ketinggian air akibat air Sungai Citarum meluap.
“Di setiap kecamatan kami juga telah memetakan sejumlah lokasi yang aman bagi warga. Kurang lebih antara dua sampai tiga titik pengungsian yang telah disiapkan,” kata Marlan kemarin. Menurut dia, untuk total rumah yang terendam bencana banjir di tiga kecamatan itu lebih dari 1.600 unit.
Pihaknya juga telah mendistribusikan bantuan berupa makanan, pakaian, selimut, tikar, dan peralatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Disinggung terkait berapa rumah yang rusak akibat bencana banjir, Marlan mengaku, jika pihaknya belum menerima informasi terkait kerusakan. “Namun terdapat sekitar 48 rumah di Desa Buahbatu tersapu angin puting beliung pada Jumat (19/12) malam, kemarin,” ujar dia.
Selain puting beliung, tutur Marlan, bersamaan dengan itu sempat pula terjadi bencana banjir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran. Tercatat sekitar 1.384 unit rumah di lokasi tersebut terendam air antara 50 sentimeter hingga dua meter akibat luapan dari aliran Sungai Cisangkuy. Kendati begitu, sebanyak 4.873 jiwa tidak sempat diungsikan karena dini hari kemarin, air berangsur surut.
“Lokasi itu memang menjadi daerah langganan banjir walau hanya sesaat. Terlebih Jumat malam hujan deras mengguyur,” tutur Marlan. Di Kecamatan Rancaekek, ungkap Kepala BPBD, yang sempat pula diterjang bencana banjir, mulai berangsur surut meski beberapa titik masih terendam air. “Potensi hujan masih sangat tinggi, air belum sepenuhnya surut makanya tetap siaga,” ungkap dia.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Baleendah Djembar Suhardiman mengatakan, kemarin pagi jumlah pengungsi dibeberapa lokasi mengalami lonjakan sekitar 60% pasca hujan deras yang melanda wi la yah nya Jumat (19/12) malam. Pihaknya juga telah kembali mengajukan beberapa ke butuh an logistik kepada pemerintah setempat untuk segera dikirim kan seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan.
“Terdapat tiga titik lokasi di Baleendah yang menjadi tempat peng ungsian, yaitu GOR Baleendah, Mas jid Baitul Ikhlas, dan Gedung Inkanas,” kata Djembar. Dia mengemukakan, pi haknya juga terus berkoordinasi dengan BPBD untuk melakukan pelaporan terkait warga yang saat ini masih bertahan di lokasi.
“Bukan hanya orang dewasa yang mengungsi, namun lansia dan balita, juga terpaksa dievakuasi,” ujar dia. Sri Wahyuni, 30, warga Desa Andir, Kecamatan Baleendah, mengatakan, di kediamannya ketinggian air telah mencapai lebih dari 1 meter sehingga seluruh anggota keluarganya terpaksa mengungsi. Dia rumah yang tinggalkan sejumlah pengungsi termasuk dijaga aparat ke polisian.
“Kami ingin pemerin tah kembali mengeruk Sungai Citarum karena saat ini dangkal sehingga begitu cepat meluap seusai hujan deras,” ungkap Sri. Pantauan KORAN SINDO, ban jir juga menyebabkan akses jalan yang menghubungkan antara Kota dengan Kabupaten Ban dung melalui jalan raya Dayeuh kolot dan Banjaran terputus. Arus lalu lintas dialihkan sementara ke arah Baleendah kemudian keluar ke Jalan Bojongsoang. Akibat tingginya volume kendaraan, kemacetan pun terjadi sepanjang lebih dari dua kilometer.
Banjir Juga Terjang Garut
Luapan Sungai Cimanuk dan Cikamiri menyebabkan ratusan rumah di Kabupaten Garut, terendam banjir. Di Kampung Sudika Indah (Cimacan), Desa Haur panggung, Kecamatan Tarogong Kidul, sebanyak 168 rumah terendam dengan keting gian air 50 cm. Ratusan rumah itu tersebar di tiga rukun warga (RW), yakni RW 13 sebanyak 127 unit, di RW 15 satu unit, dan RW 10 sebanyak 40 unit.
“Luapan air Sungai Cikamiri menyebabkan 100 unit rumah di Kampung Karang mulya, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul terendam dengan ke tinggian bervariasi mulai 30 hingga 70 cm. Tiga rumah di antaranya rusak berat,” kata Kepala Seksi Ke siapsiagaan Badan Pena nggu langan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut TB Agus kemarin. Kini para warga yang menjadi korban banjir telah di ungsikan ke tempat yang lebih aman.
Dia menambahkan, banjir juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Pameungpeuk dengan ketinggian 30 cm hingga 60 cm, akibat luapan Sungai Cikuda. “Masih di kecamatan yang sama (Pameungpeuk), banjir juga merendam SDN Manca gahar setinggi 40 cm. Sementara untuk data rumah yang terendam banjir, hingga kini masih di data. Perlu dilaporkan juga, satu jembatan, Jembatan Cikuya, di perbatasan Desa Pameung peuk dan Desa Bojong Kidul, Kecamatan Pameungpeuk, terputus di saat yang sama,” tutur dia.
Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Garut ini disebabkan karena hujan deras yang terus mengguyur sejak siang hari. Tidak hanya menyebabkan air sungai meluap, banjir bandang pun terjadi di Sungai Cimanuk Desa Banjarsari, Kecamatan Bayongbong. “Banjir bandang di Ke camatan Bayongbong me ren dam 13 unit rumah yang dihuni oleh 49 jiwa. Ketinggian air di Kecamatan Bayongbong itu sekitar 60 sentimeter,” ujar Agus.
Masih di Kecamatan Bayong bong, air banjir bandang tersebut merendam sawah seluas 2 hektare (ha), kolam ikan warga seluas 116 meter persegi, dan seekor ternak domba hanyut. Seluruh kejadian ini terjadi di Desa Banjarsari.
“Bencana juga terjadi di Kecamatan Pasirwangi. Di kecamatan itu, terjadi tiga kejadian. Peristiwa pertama yaitu longsor menimpa satu rumah milik seorang jompo bernama Aah di Kampung Bokor RT 04/01, Desa Padamulya, Kecamatan Pasirwangi. Peristiwa kedua yaitu longsor menimpa rumah milik Empu di Kampung Talaga Gede, Desa Talaga Gede, Kecamatan Pasirwangi. Terakhir longsor di Kecamatan Pasirwangi membuat jalan terputus di Kampung Gadog RT 03, Desa Sirnabakti, Kecamatan Pasirwangi,” tutur dia.
Jalan di Kampung Gadog ini tertimpa longsor dengan panjang 25 meter dan lebar 3 meter. Jalan tersebut menghubungkan antara Kampung Gadog dan Cikapunduhan. Kepala Pelaksana BPBD Ka bupaten Garut Dikdik Hen dra jaya mengatakan, pihaknya telah memantau sejumlah lokasi bencana. Khusus untuk banjir di kawasan Cimacan, pihaknya telah memberikan karung sebagai tanggul darurat banjir dari Sungai Cimanuk dan Cikamiri.
“Kami juga sudah ber koordinasi dengan sejumlah pihak terkait mengenai penanganannya. Beberapa instansi yang telah kami hubungi itu adalah Kantor BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dinas SDAP Garut, Distarkim Garut, Binamarga Garut, Disnakersostrans Garut, Dinas TPH Garut, Dinkes Garut, dan Disnakanla Garut,” kata Dikdik.
Dila nashear/ Fani ferdiansyah
Air setinggi antara 40 sentimeter hingga 2,5 meter merendam per mukiman warga, pertokoan, dan jalan raya. Luapan air Sungai Citarum makin besar lantaran hujan deras kembali mengguyur sejak Jumat (19/12) sore hingga malam. Padahal, luapan air akibat hujan deras pada Kamis (18/12) belum surut.
Banjir juga menyebabkan ribuan warga di tiga kecamatan tersebut terpaksa mengungsi ke lokasi lebih aman yang telah disiapkan oleh pemerintah setempat. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, di Kecamatan Dayeuhkolot jumlah rumah yang terendam banjir sebanyak 473 unit yang dihuni sekitar 1.316 jiwa.
Di Kecamatan Baleendah 758 unit yang dihuni sekitar 2.179 jiwa. Sedangkan di Kecamatan Bojongsoang 400 unit yang dihuni sekitar 1.151 jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung masih melakukan pendataan termasuk evakuasi warga yang masih bertahan di tempat tinggal masing-masing. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, kemarin jumlah pengungsi di beberapa lokasi pengungsian yang telah disiapkan bertambah seiring dengan naiknya ketinggian air akibat air Sungai Citarum meluap.
“Di setiap kecamatan kami juga telah memetakan sejumlah lokasi yang aman bagi warga. Kurang lebih antara dua sampai tiga titik pengungsian yang telah disiapkan,” kata Marlan kemarin. Menurut dia, untuk total rumah yang terendam bencana banjir di tiga kecamatan itu lebih dari 1.600 unit.
Pihaknya juga telah mendistribusikan bantuan berupa makanan, pakaian, selimut, tikar, dan peralatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Disinggung terkait berapa rumah yang rusak akibat bencana banjir, Marlan mengaku, jika pihaknya belum menerima informasi terkait kerusakan. “Namun terdapat sekitar 48 rumah di Desa Buahbatu tersapu angin puting beliung pada Jumat (19/12) malam, kemarin,” ujar dia.
Selain puting beliung, tutur Marlan, bersamaan dengan itu sempat pula terjadi bencana banjir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran. Tercatat sekitar 1.384 unit rumah di lokasi tersebut terendam air antara 50 sentimeter hingga dua meter akibat luapan dari aliran Sungai Cisangkuy. Kendati begitu, sebanyak 4.873 jiwa tidak sempat diungsikan karena dini hari kemarin, air berangsur surut.
“Lokasi itu memang menjadi daerah langganan banjir walau hanya sesaat. Terlebih Jumat malam hujan deras mengguyur,” tutur Marlan. Di Kecamatan Rancaekek, ungkap Kepala BPBD, yang sempat pula diterjang bencana banjir, mulai berangsur surut meski beberapa titik masih terendam air. “Potensi hujan masih sangat tinggi, air belum sepenuhnya surut makanya tetap siaga,” ungkap dia.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Baleendah Djembar Suhardiman mengatakan, kemarin pagi jumlah pengungsi dibeberapa lokasi mengalami lonjakan sekitar 60% pasca hujan deras yang melanda wi la yah nya Jumat (19/12) malam. Pihaknya juga telah kembali mengajukan beberapa ke butuh an logistik kepada pemerintah setempat untuk segera dikirim kan seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan.
“Terdapat tiga titik lokasi di Baleendah yang menjadi tempat peng ungsian, yaitu GOR Baleendah, Mas jid Baitul Ikhlas, dan Gedung Inkanas,” kata Djembar. Dia mengemukakan, pi haknya juga terus berkoordinasi dengan BPBD untuk melakukan pelaporan terkait warga yang saat ini masih bertahan di lokasi.
“Bukan hanya orang dewasa yang mengungsi, namun lansia dan balita, juga terpaksa dievakuasi,” ujar dia. Sri Wahyuni, 30, warga Desa Andir, Kecamatan Baleendah, mengatakan, di kediamannya ketinggian air telah mencapai lebih dari 1 meter sehingga seluruh anggota keluarganya terpaksa mengungsi. Dia rumah yang tinggalkan sejumlah pengungsi termasuk dijaga aparat ke polisian.
“Kami ingin pemerin tah kembali mengeruk Sungai Citarum karena saat ini dangkal sehingga begitu cepat meluap seusai hujan deras,” ungkap Sri. Pantauan KORAN SINDO, ban jir juga menyebabkan akses jalan yang menghubungkan antara Kota dengan Kabupaten Ban dung melalui jalan raya Dayeuh kolot dan Banjaran terputus. Arus lalu lintas dialihkan sementara ke arah Baleendah kemudian keluar ke Jalan Bojongsoang. Akibat tingginya volume kendaraan, kemacetan pun terjadi sepanjang lebih dari dua kilometer.
Banjir Juga Terjang Garut
Luapan Sungai Cimanuk dan Cikamiri menyebabkan ratusan rumah di Kabupaten Garut, terendam banjir. Di Kampung Sudika Indah (Cimacan), Desa Haur panggung, Kecamatan Tarogong Kidul, sebanyak 168 rumah terendam dengan keting gian air 50 cm. Ratusan rumah itu tersebar di tiga rukun warga (RW), yakni RW 13 sebanyak 127 unit, di RW 15 satu unit, dan RW 10 sebanyak 40 unit.
“Luapan air Sungai Cikamiri menyebabkan 100 unit rumah di Kampung Karang mulya, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul terendam dengan ke tinggian bervariasi mulai 30 hingga 70 cm. Tiga rumah di antaranya rusak berat,” kata Kepala Seksi Ke siapsiagaan Badan Pena nggu langan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut TB Agus kemarin. Kini para warga yang menjadi korban banjir telah di ungsikan ke tempat yang lebih aman.
Dia menambahkan, banjir juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Pameungpeuk dengan ketinggian 30 cm hingga 60 cm, akibat luapan Sungai Cikuda. “Masih di kecamatan yang sama (Pameungpeuk), banjir juga merendam SDN Manca gahar setinggi 40 cm. Sementara untuk data rumah yang terendam banjir, hingga kini masih di data. Perlu dilaporkan juga, satu jembatan, Jembatan Cikuya, di perbatasan Desa Pameung peuk dan Desa Bojong Kidul, Kecamatan Pameungpeuk, terputus di saat yang sama,” tutur dia.
Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Garut ini disebabkan karena hujan deras yang terus mengguyur sejak siang hari. Tidak hanya menyebabkan air sungai meluap, banjir bandang pun terjadi di Sungai Cimanuk Desa Banjarsari, Kecamatan Bayongbong. “Banjir bandang di Ke camatan Bayongbong me ren dam 13 unit rumah yang dihuni oleh 49 jiwa. Ketinggian air di Kecamatan Bayongbong itu sekitar 60 sentimeter,” ujar Agus.
Masih di Kecamatan Bayong bong, air banjir bandang tersebut merendam sawah seluas 2 hektare (ha), kolam ikan warga seluas 116 meter persegi, dan seekor ternak domba hanyut. Seluruh kejadian ini terjadi di Desa Banjarsari.
“Bencana juga terjadi di Kecamatan Pasirwangi. Di kecamatan itu, terjadi tiga kejadian. Peristiwa pertama yaitu longsor menimpa satu rumah milik seorang jompo bernama Aah di Kampung Bokor RT 04/01, Desa Padamulya, Kecamatan Pasirwangi. Peristiwa kedua yaitu longsor menimpa rumah milik Empu di Kampung Talaga Gede, Desa Talaga Gede, Kecamatan Pasirwangi. Terakhir longsor di Kecamatan Pasirwangi membuat jalan terputus di Kampung Gadog RT 03, Desa Sirnabakti, Kecamatan Pasirwangi,” tutur dia.
Jalan di Kampung Gadog ini tertimpa longsor dengan panjang 25 meter dan lebar 3 meter. Jalan tersebut menghubungkan antara Kampung Gadog dan Cikapunduhan. Kepala Pelaksana BPBD Ka bupaten Garut Dikdik Hen dra jaya mengatakan, pihaknya telah memantau sejumlah lokasi bencana. Khusus untuk banjir di kawasan Cimacan, pihaknya telah memberikan karung sebagai tanggul darurat banjir dari Sungai Cimanuk dan Cikamiri.
“Kami juga sudah ber koordinasi dengan sejumlah pihak terkait mengenai penanganannya. Beberapa instansi yang telah kami hubungi itu adalah Kantor BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dinas SDAP Garut, Distarkim Garut, Binamarga Garut, Disnakersostrans Garut, Dinas TPH Garut, Dinkes Garut, dan Disnakanla Garut,” kata Dikdik.
Dila nashear/ Fani ferdiansyah
(ars)