Usaha Tak Boleh Ikut-ikutan, Apalagi Sekadar Hobi

Minggu, 21 Desember 2014 - 10:30 WIB
Usaha Tak Boleh Ikut-ikutan, Apalagi Sekadar Hobi
Usaha Tak Boleh Ikut-ikutan, Apalagi Sekadar Hobi
A A A
WORKSHOP SMART BUSINESS MAP - Menjalankan usaha tidak bisa karena ikutikutan, apalagi dilandasi sekadar hobi. Semua harus berdasar perencanaan dan perhitungan matang, kendati usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekalipun.

Prinsip bisnis ini yang ditanamkan Budi Satria Isman, mantan Direktur Coca Cola Amatil, mantan CEO Sari Husada, dan mantan Komisaris Danone. Budi Satria adalah salah satu pemateri Workshop Smart Business Map di Gedung Perpustakaan Lantai 5, Kampus Tenggilis, Universitas Surabaya (Ubaya), kemarin.

Workshop yang berlangsung dua hari hingga hari ini digelar atas kerja sama Ubaya dengan Smart Enterpreneur Jatim. Budi Satria yang juga international master coach dan investor ini berharap wirausaha yang mengikuti workshop bisa mengembangkan bisnis dengan cara profesional, tidak dengan perasaan.

“Kami sudah keliling Indonesia bertemu pelaku UMKM. Dari pelaku UMKM yang ada, 85% gagal di tahun pertama. Yang bertahan hanya 15%. Meski demikian ada yang berhasil, cuma persentasenya sedikit. Ini karena coba-coba,” kata Budi Satria. Pria penyuka jins ini mengungkap, kegagalan juga dipicu tidak adanya bekal pengetahuan bisnis. “Dengan workshop ini, kegagalan bisa ditekan sekecil mungkin. Mengurangi risiko kegagalan itu penting,” tandasnya.

Seusai workshop , kata Budi Satria, peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memperbaiki bisnis. Bahkan, peserta yang belum mempunyai dan menjalankan bisnis bisa menerapkan materi. Materi yang disampaikan meliputi cara mengenal usaha yang bagus untuk dikembangkan. “Banyak orang bikin usaha karena hobi, padahal belum tentu laku. Membuat produk dan jasa harus karena kebutuhan konsumen, bukan karena keinginan kita,” paparnya.

Materi seputar target dari pasar atas produk juga disampaikan, termasuk bagaimana cara mengelola merek, kemasan, strategi penjualan, strategi pengelolaan keuangan. “Penyebab lain kegagalan UMKM adalah cash flow ,” tukasnya. Peserta workshop , imbuh Budi, juga akan diberi fasilitas modal. Sifatnya penyertaan modal. Kendati demikian, evaluasi berkala tetap dilakukan.

“Yang mengikuti program ini sebelumnya akan mendapatkan pembinaan selama dua bulan. Peserta akan menerapkan usaha dan dinilai. Masing-masing juara tingkat regional, Maret 2015 akan diikutkan kontes skala nasional. Pesertanya juara antarregional. Kompetisi dilangsungkan di empat kota di Sumatera, yakni Padang, Pekanbaru, Jambi dan Palembang. Di Jawa, di anta-ranya di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, serta Surabaya.

Sementara itu, Ketua Smart Enterpreneur Jatim Yoyok Budi Santoso menambahkan, pihaknya perlu berkerja sama dengan kampus sebagai penyedia intelektual. “Sinergi kampus dengan wirausaha harus ada,” kata Yoyok.

Menurutnya, peserta workshop ini ada 200 orang dan 52 anggota aktif. Mereka para pelaku usaha sekaligus member Smart Enterpreneur Jatim. Pasca-wokrshop , antaranggota diharapkan bisa bersinergi di bidang sesuai materi yang disampaikan. Ada informasi dan teknologi, makanan dan minuman, fashion, jasa, dan ekonomi kreatif.

Soeprayitno
Surabaya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9177 seconds (0.1#10.140)