Underpass Jombor Resmi Dibuka
A
A
A
SLEMAN - Rekayasa lalu lintas mulai diterapkan di Jalan Magelang, tepatnya di perempatan Mlati, Sleman, kemarin. Salah satunya dengan memasang water barrier menggantikan devider jalan untuk menutup simpang empat tersebut.
Hal ini dilakukan guna mengurai kemacetan arus lalu lintas di tempat itu, terutama yang dari arah flyover Jombor atau selatan saat traffic lightperempatan Mlati berwarna merah. Sebab, saat lampu menyala merah, ruas jalan tak mampu menampung kendaraan.
Akibatnya, kendaraan menumpuk hingga flyoverJombor. Padatnya kendaraan ini juga tidak lepas dari difungsikannya flyover Jombor. Sebelum ada flyover, hanya arus kendaraan dari barat perempatan Jombor yang bisa langsung ke arah Jalan Magelang, karena berlaku sistem turn left go aheadalias ke kiri jalan terus.
Namun, setelah ada flyover, kendaraan yang dari timur perempatan Jombor juga bisa langsung menuju Jalan Magelang di sisi utara perempatan Jombor. Dengan kondisi ini, akhirnya kendaraan yang dari flyover dan barat perempatan Jombor bertemu di ujung flyover sisi utara Jalan Magelang.
Sehingga, setelah dipasang water barrier, selain traffict light tidak berfungsi lagi, kendaraan yang dari arah selatan tidak bisa belok ke kanan atau menuju Pasar Mlati. Pengendara yang mau ke tempat itu, harus putar balik di rambu U turn di depan SPBU Mlati. Begitu juga yang dari arah utara, tidak bisa belok kanan ke arah Jalan Wahidin.
Namun harus berputar dulu di bawah flyoverJombor. Kasatlantas Polres Sleman AKP Mariska mengatakan, setelah ada flyover kemacetan di Jalan Magelang selatan lampu merah Mlati bertambah padat. Apalagi saat weekend atau musim liburan antrean kendaraan semakin panjang. Kemacetan terjadi lantaran volume kendaraan tak seimbang dengan lebar jalan.
Sehingga, untuk mengurai kemacetan, pihaknya menerapkan rekayasa lalu lintas dengan memasang water barrier menggantikan devider jalan untuk menutup simpang empat. Sedangkan traffic light hanya dinyalakan lampu kuning (flash). Evaluasi hasilnya dilihat sampai akhir tahun. Jika berhasil dan tidak ada kemacetan di kawasan tersebut, akan kami permanenkan," ungkap Mariska, kemarin.
Mariska menjelaskan, agar kendaraan dari utara tak kejauhan untuk putar balik, rambu U turn akan diajukan di depan dealer Toyota. Sehingga, kendaraan dari timur tidak perlu memutar sampai bawah fly over Jombor. “Karena itu kami akan terus memantau perkembangan rekayasa ini,” paparnya.
Sementara itu, mulai kemarin, underpass Jombor secara resmi dibuka untuk kendaraan umum. Sehingga kendaraan yang dari arah barat menuju timur (Solo) tidak lagi melalui bundaran di bawah flyover, tetapi langsung bisa melewati underpass tersebut. Namun yang akan menuju ke Kota Yogyakarta, kendaraan dari arah barat tetap melewati bundaran.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Kementerian Pekerjaan Umum Santoso mengatakan, dengan dibukanya underpass, pihaknya yakin arus lalu lintas di Jombor akan lancar. Apalagi yang dari arah timur menuju barat dan utara (Jalan Magelang) kendaraan melalui flyover.
“Yang menjadi masalah, yaitu sarana penerangan di kawasan Jombor sangat terbatas. Sebab untuk fasilitas penerangan memang tak dianggarkan dalam rencana pembangunan flyover dan underpass. Sehingga untuk hal ini, akan dibicarakan dengan pemda, terutama untuk menanggung biayanya,” tandasnya.
Priyo Setyawan
Hal ini dilakukan guna mengurai kemacetan arus lalu lintas di tempat itu, terutama yang dari arah flyover Jombor atau selatan saat traffic lightperempatan Mlati berwarna merah. Sebab, saat lampu menyala merah, ruas jalan tak mampu menampung kendaraan.
Akibatnya, kendaraan menumpuk hingga flyoverJombor. Padatnya kendaraan ini juga tidak lepas dari difungsikannya flyover Jombor. Sebelum ada flyover, hanya arus kendaraan dari barat perempatan Jombor yang bisa langsung ke arah Jalan Magelang, karena berlaku sistem turn left go aheadalias ke kiri jalan terus.
Namun, setelah ada flyover, kendaraan yang dari timur perempatan Jombor juga bisa langsung menuju Jalan Magelang di sisi utara perempatan Jombor. Dengan kondisi ini, akhirnya kendaraan yang dari flyover dan barat perempatan Jombor bertemu di ujung flyover sisi utara Jalan Magelang.
Sehingga, setelah dipasang water barrier, selain traffict light tidak berfungsi lagi, kendaraan yang dari arah selatan tidak bisa belok ke kanan atau menuju Pasar Mlati. Pengendara yang mau ke tempat itu, harus putar balik di rambu U turn di depan SPBU Mlati. Begitu juga yang dari arah utara, tidak bisa belok kanan ke arah Jalan Wahidin.
Namun harus berputar dulu di bawah flyoverJombor. Kasatlantas Polres Sleman AKP Mariska mengatakan, setelah ada flyover kemacetan di Jalan Magelang selatan lampu merah Mlati bertambah padat. Apalagi saat weekend atau musim liburan antrean kendaraan semakin panjang. Kemacetan terjadi lantaran volume kendaraan tak seimbang dengan lebar jalan.
Sehingga, untuk mengurai kemacetan, pihaknya menerapkan rekayasa lalu lintas dengan memasang water barrier menggantikan devider jalan untuk menutup simpang empat. Sedangkan traffic light hanya dinyalakan lampu kuning (flash). Evaluasi hasilnya dilihat sampai akhir tahun. Jika berhasil dan tidak ada kemacetan di kawasan tersebut, akan kami permanenkan," ungkap Mariska, kemarin.
Mariska menjelaskan, agar kendaraan dari utara tak kejauhan untuk putar balik, rambu U turn akan diajukan di depan dealer Toyota. Sehingga, kendaraan dari timur tidak perlu memutar sampai bawah fly over Jombor. “Karena itu kami akan terus memantau perkembangan rekayasa ini,” paparnya.
Sementara itu, mulai kemarin, underpass Jombor secara resmi dibuka untuk kendaraan umum. Sehingga kendaraan yang dari arah barat menuju timur (Solo) tidak lagi melalui bundaran di bawah flyover, tetapi langsung bisa melewati underpass tersebut. Namun yang akan menuju ke Kota Yogyakarta, kendaraan dari arah barat tetap melewati bundaran.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Kementerian Pekerjaan Umum Santoso mengatakan, dengan dibukanya underpass, pihaknya yakin arus lalu lintas di Jombor akan lancar. Apalagi yang dari arah timur menuju barat dan utara (Jalan Magelang) kendaraan melalui flyover.
“Yang menjadi masalah, yaitu sarana penerangan di kawasan Jombor sangat terbatas. Sebab untuk fasilitas penerangan memang tak dianggarkan dalam rencana pembangunan flyover dan underpass. Sehingga untuk hal ini, akan dibicarakan dengan pemda, terutama untuk menanggung biayanya,” tandasnya.
Priyo Setyawan
(ftr)