Bakteri Pengurai Plastik Raih Medali Emas di Amerika
A
A
A
BANDUNG - Suatu kebanggaan saat anak bangsa berhasil meraih prestasi di negara lain. Apalagi di bidang sains.
Seperti di tunjukkan empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang meraih medali emas di kompetisi International Gene tically Enginered Machine (iGEM) 2014 di Boston, Amerika Serikat. Keempat mahasiswa berprestasi itu adalah, Tri Ekawati Heryanto, mahasiswa Jurusan Bioteknologi Pasca Sarjana ITB angkatan 2014, Kenia Permata Sukma (Mikrobiologi 2011), Joko Pebrianto Trinugroho (Bioteknoogi 2013), dan Christian Heryakusuma (Kimia 2012).
Dalam kompetisi tersebut, tim mahasiswa ITB membuat bakteri yang bisa mendegradasi sampah plastik dengan cepat. Bakteri ditempatkan di tempat sampah berisi plastik. Melalui proses biologi, bakteri tersebut mengurai plastik men jadi cairan dengan pH tinggi. Jika dibuang di sembarang tempat, cairan itu tak akan mencemari lingkungan.
“Bahkan cairan tersebut bisa dijadikan kembali bahan pembuat plastik daur ulang,” kata Kenia Permata Sukma salah seorang anggota tim mahasiwa ITB di iGEM 2014 seusai memberikan presentasi penelitian pada seminar Life Machine di ruang audio visualperpustakaan pusat ITB, Jalan Ganesha.
Dia mengungkapkan, tim dibantu oleh 18 mahasiswa dari berbagai jurusan di ITB, mendesain sistem yang lebih kompleks dengan menggunakan enzim cutinase yang digabungkan dengan protein yang menempel pada membran luar bakteri ecoli. Sistem ini menghasilkan bakteri yang bisa mendegradasi sampah plastik menjadi cairan lebih cepat. Tri Ekawati, anggota tim mahasiswa ITB di iGEM 2014 menuturkan, bakteri tersebut diimplemetasikan untuk beberapa hal.
Seperti, membuat wadah sejenis bio reaktor yang di dalamnya terdapat suatu bakteri sehingga setiap sampah plastik seperti botol bisa didegradasi dengan cepat. Menurut Tri, untuk mendegradasi sampah semacam itu biasanya diperlukan waktu hingga 50 tahun, tapi dengan bakteri itu bisa lebih cepat. Selain itu, hasil degradasi yang berupa cairan beracun itu akan hilang efek racunnya jika diberikan bakteri serupa.
Sehingga, cairan tadi tak beracun lagi dan tidak mencemari lingkungan. Ide penelitian ini dilatar belakangi masalah yang dihadapi Kota Bandung yakni, sampah, terutama plastik yang sulit diurai. “Asam pada cairan tersebut juga bahkan bisa digunakan kembali untuk aplikasi industri seperti bahan pembuat sampo dan plastik,” tutur Tri.
Christian, anggota tim mahasiswa ITB di iGEM 2014 lainnya, pada kompetisi itu, tim mahasiswa ITB diuji presentasi sejak 30 Oktober-3 November 2014 di hadapan dewan juri internasional. Selain ekperimen, tim ITB juga membuat model yang nanti bisa diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat secara luas. “Dalam kompetisi iGEM ini kita dituntut untuk melibatkan multi disiplin, baik itu dari aspek sains, teknologi, dan desain,” kata Christian.
Kompetisi ini setiap tahun mengharuskan peserta untuk menyelesaikan proyek tim di dalam laboratorium, masing-masing wajib memiliki website, dan dituntut mensosialisasikan paham sintetik biologi ke masyarakat umum. Ketua Tim ITB iGEM 2014 Joko Pebrianto Trinugroho mengatakan, kompetisi iGEM 2014 diinisiasi oleh lembaga pengetahuan di Amerika yang bertujuan untuk mem perkenalkan biology sintetic kepada masyarakat umum.
Dia mengemukakan, iGEM 2014 diikuti oleh tim mahasiswa dari berbagai negara negara di dunia. Mereka mengikuti lomba itu mulai tahap pertama pada Februari 2014 yang diikuti oleh 250 tim dari 83 negara.
Anne Rufaidah
Seperti di tunjukkan empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang meraih medali emas di kompetisi International Gene tically Enginered Machine (iGEM) 2014 di Boston, Amerika Serikat. Keempat mahasiswa berprestasi itu adalah, Tri Ekawati Heryanto, mahasiswa Jurusan Bioteknologi Pasca Sarjana ITB angkatan 2014, Kenia Permata Sukma (Mikrobiologi 2011), Joko Pebrianto Trinugroho (Bioteknoogi 2013), dan Christian Heryakusuma (Kimia 2012).
Dalam kompetisi tersebut, tim mahasiswa ITB membuat bakteri yang bisa mendegradasi sampah plastik dengan cepat. Bakteri ditempatkan di tempat sampah berisi plastik. Melalui proses biologi, bakteri tersebut mengurai plastik men jadi cairan dengan pH tinggi. Jika dibuang di sembarang tempat, cairan itu tak akan mencemari lingkungan.
“Bahkan cairan tersebut bisa dijadikan kembali bahan pembuat plastik daur ulang,” kata Kenia Permata Sukma salah seorang anggota tim mahasiwa ITB di iGEM 2014 seusai memberikan presentasi penelitian pada seminar Life Machine di ruang audio visualperpustakaan pusat ITB, Jalan Ganesha.
Dia mengungkapkan, tim dibantu oleh 18 mahasiswa dari berbagai jurusan di ITB, mendesain sistem yang lebih kompleks dengan menggunakan enzim cutinase yang digabungkan dengan protein yang menempel pada membran luar bakteri ecoli. Sistem ini menghasilkan bakteri yang bisa mendegradasi sampah plastik menjadi cairan lebih cepat. Tri Ekawati, anggota tim mahasiswa ITB di iGEM 2014 menuturkan, bakteri tersebut diimplemetasikan untuk beberapa hal.
Seperti, membuat wadah sejenis bio reaktor yang di dalamnya terdapat suatu bakteri sehingga setiap sampah plastik seperti botol bisa didegradasi dengan cepat. Menurut Tri, untuk mendegradasi sampah semacam itu biasanya diperlukan waktu hingga 50 tahun, tapi dengan bakteri itu bisa lebih cepat. Selain itu, hasil degradasi yang berupa cairan beracun itu akan hilang efek racunnya jika diberikan bakteri serupa.
Sehingga, cairan tadi tak beracun lagi dan tidak mencemari lingkungan. Ide penelitian ini dilatar belakangi masalah yang dihadapi Kota Bandung yakni, sampah, terutama plastik yang sulit diurai. “Asam pada cairan tersebut juga bahkan bisa digunakan kembali untuk aplikasi industri seperti bahan pembuat sampo dan plastik,” tutur Tri.
Christian, anggota tim mahasiswa ITB di iGEM 2014 lainnya, pada kompetisi itu, tim mahasiswa ITB diuji presentasi sejak 30 Oktober-3 November 2014 di hadapan dewan juri internasional. Selain ekperimen, tim ITB juga membuat model yang nanti bisa diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat secara luas. “Dalam kompetisi iGEM ini kita dituntut untuk melibatkan multi disiplin, baik itu dari aspek sains, teknologi, dan desain,” kata Christian.
Kompetisi ini setiap tahun mengharuskan peserta untuk menyelesaikan proyek tim di dalam laboratorium, masing-masing wajib memiliki website, dan dituntut mensosialisasikan paham sintetik biologi ke masyarakat umum. Ketua Tim ITB iGEM 2014 Joko Pebrianto Trinugroho mengatakan, kompetisi iGEM 2014 diinisiasi oleh lembaga pengetahuan di Amerika yang bertujuan untuk mem perkenalkan biology sintetic kepada masyarakat umum.
Dia mengemukakan, iGEM 2014 diikuti oleh tim mahasiswa dari berbagai negara negara di dunia. Mereka mengikuti lomba itu mulai tahap pertama pada Februari 2014 yang diikuti oleh 250 tim dari 83 negara.
Anne Rufaidah
(ftr)