Tak Sekadar Urakan, Galang Dana untuk Korban Longsor

Rabu, 17 Desember 2014 - 11:48 WIB
Tak Sekadar Urakan,...
Tak Sekadar Urakan, Galang Dana untuk Korban Longsor
A A A
BANTUL - Senin sore (15/12) kirakira pukul 16.00, awan gelap menggelayut di atas Daerah Istimewa Yogyakarta. Embusan angin yang begitu kencang disertai rintik air hujan membuat suasana dingin sore itu menusuk tulang.

Terlihat, perempatan Ring Road Jalan Parangtritis, tepatnya di Dusun Druwo, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon sangat padat. Tiba-tiba dari arah Parangtritis menuju Kota Yogyakarta, datang segerombolan pemuda dengan pakaian sangat nyentrik. Kaos serba hitam serta celana jeans kumal disertai dengan aksesori rantai menggelayut di samping saku mereka dan sepatu bot besar melekat di tubuh mereka.

Deru suara mesin scooteratau Vespa bercat dan bergambar warna-warni menambah garang penampilan mereka. Sesampai di perempatan Druwo, mereka lantas menaikkan Vespa-Vespa mereka di atas trotoar samping jalan. Tanpa dikomandoi, mereka lantas turun dari sepeda motor dan membawa kotak dari kardus berlapiskan kertas putih. Di samping kotak tersebut tertulis besar, Aksi Peduli Untuk Banjarnegara.

Guyuran rintik hujan serta tiupan angin yang cukup besar dan mendung hitam menggelayut di atas kepala mereka tak menyurutkan semangat para pencinta motor Vespa ini menggalang dana untuk warga Banjarnegara yang kini ditimpa musibah tanah longsor.

Berdasarkan penuturan dari Ketua Imogiri Scooter Club (ISC), Osman, sore itu mereka memang sengaja menempuh perjalanan dari Imogiri menuju ke Perempatan Druwo untuk melakukan aksi penggalangan dana buat korban tanah longsor di Banjarnegara. Mereka mengaku miris dengan bencana tanah longsor di Banjarnegara tersebut. “Kami jadi teringat saat peristiwa gempa bumi 2006 lalu yang meluluhlantakkan seluruh wilayah Bantul,” tutur Osman di sela-sela penggalangan dana.

Selain melakukan aksi penggalangan dana di perempatan Druwo, kemarin siang mereka juga melakukan aksi yang sama. Kali ini mereka blusukan ke pasar-pasar tradisional yang ada di dekat mereka, terutama Pasar Imogiri. Mereka mengajak seluruh warga dan pedagang pasar tradisional untuk menyisihkan rezeki mereka guna membantu saudara-saudara mereka yang ada di Banjarnegara.

Aksi ini juga sebagai bentuk rasa kepedulian mereka terhadap korban bencana. Karena ketika warga Bantul terkena musibah gempa bumi, banyak masyarakat dari luar yang membantu warga Bantul bangkit dari keterpurukan akibat gempa tersebut. Tak hanya berupa dorongan doa, bantuan material juga sangat membantu warga Bantul kala itu. “Kami juga ingin sedikit menyumbangkan apa yang ada di tubuh ini,” katanya.

Selain penggalangan dana, pihaknya juga mengumpulkan pakaian layak pakai yang bisa digunakan para korban tanah longsor tersebut. Jika sudah terkumpul, nantinya bantuan-bantuan tersebut akan dikirim ke Banjarnegara. Relawan dari ISC akan berangkat ke sana untuk membantu rekan-rekan di Banjarnegara sekaligus menyerahkan bantuan tersebut.

Uut, salah seorang peserta aksi penggalangan dana mengungkapkan, selama ini para pencinta Vespa terkesan urakan. Pakaian kumuh beserta sepeda motor yang terkadang dipenuhi dengan sampah menambah kesan sangar para pencinta Vespa.

Kesan urakan tidak mau ditata dan tidak tertib lalu lintas memang tidak bisa lepas dari pencinta Vespa. Dengan aksi solidaritas ini, pihaknya berharap agar masyarakat bisa membuka matanya. Karena para pencinta Vespa tidak hanya ugal-ugalan ataupun tak mau diatur.

Pencinta Vespa sebenarnya memiliki solidaritas dengan sesama yang sangat tinggi. “Ya minimal sedikit mengurangi kesan kami, kalau pencinta Vespa itu berandalan,” tandasnya.

Erfanto Linangkung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1094 seconds (0.1#10.140)