Teh Suroloyo Diluncurkan ke Pasar
A
A
A
KULONPROGO - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo resmi meluncurkan Teh Suroloyo sebagai produk teh asli dari Kulonprogo.
Teh yang dikembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Menoreh Jaya, harus mengedepankan kualitas agar bisa menembus pasar. “Teh Suroloyo ini merupakan hasil karya, yang harus diapresiasi,” ujar Hasto pada peluncuran Teh Suroloyo dan wur-wur di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Samigaluh, kemarin.
Bupati minta kepada pengurus KUB Menoreh Jaya untuk rajin memproduksi dan meningkatkan kualitas. Sebab pada 2015 nanti sudah akan diberlakukan pasar bebas ASEAN. Sehingga produk teh dari negara asing akan mudah masuk dan menjadi kompetitor. Namun dengan inovasi terhadap produk, teh ini bisa berkembang dan bersaing di pasaran.
Bupati juga mengharapkan dibentuknya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola pariwisata dengan baik. Hamparan kebun teh akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi mereka ikut dilibatkan dalam proses pemetikan pengolahan hingga menikmati teh secara tradisional. “Sehingga keuntungannya tidak hanya teh saja, tetapi juga ada tambahan dari wisata,” ucap Hasto.
Kadinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Sutarto mengatakan wur-wur merupakan menanam tanaman teh pada awal musim penghujan. Ini penting untuk mendukung peningkatan produksi pertanian.
Apalagi minum teh telah menjadi budaya di lingkungan Keraton Yogyakarta. Budaya ini pun terus berkembang di masyarakat secara turun-temurun. “Selain fungsi ekonomi, teh bisa menjadi tanaman untuk konservasi lahan dan menyerap lapangan kerja,” katanya.
Direktur PT Pagilaran Rahmat Gunadi mengatakan, akan terus melakukan perbaikan terhadap usaha perkebunan teh yang ada. Alhasil, masyarakat juga cukup mendukung dengan melakukan perbaikan dan perawatan atas tanaman yang sudah ada.
Teh Suroloyo merupakan teh hasil kerja sama antara petani dengan PT Pagilaran. Masyarakat tidak hanya menyetorkan hasil panenan, tetapi juga mengolah teh kering untuk dikemas dan dipasarkan.
Kuntadi
Teh yang dikembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Menoreh Jaya, harus mengedepankan kualitas agar bisa menembus pasar. “Teh Suroloyo ini merupakan hasil karya, yang harus diapresiasi,” ujar Hasto pada peluncuran Teh Suroloyo dan wur-wur di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Samigaluh, kemarin.
Bupati minta kepada pengurus KUB Menoreh Jaya untuk rajin memproduksi dan meningkatkan kualitas. Sebab pada 2015 nanti sudah akan diberlakukan pasar bebas ASEAN. Sehingga produk teh dari negara asing akan mudah masuk dan menjadi kompetitor. Namun dengan inovasi terhadap produk, teh ini bisa berkembang dan bersaing di pasaran.
Bupati juga mengharapkan dibentuknya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola pariwisata dengan baik. Hamparan kebun teh akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi mereka ikut dilibatkan dalam proses pemetikan pengolahan hingga menikmati teh secara tradisional. “Sehingga keuntungannya tidak hanya teh saja, tetapi juga ada tambahan dari wisata,” ucap Hasto.
Kadinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Sutarto mengatakan wur-wur merupakan menanam tanaman teh pada awal musim penghujan. Ini penting untuk mendukung peningkatan produksi pertanian.
Apalagi minum teh telah menjadi budaya di lingkungan Keraton Yogyakarta. Budaya ini pun terus berkembang di masyarakat secara turun-temurun. “Selain fungsi ekonomi, teh bisa menjadi tanaman untuk konservasi lahan dan menyerap lapangan kerja,” katanya.
Direktur PT Pagilaran Rahmat Gunadi mengatakan, akan terus melakukan perbaikan terhadap usaha perkebunan teh yang ada. Alhasil, masyarakat juga cukup mendukung dengan melakukan perbaikan dan perawatan atas tanaman yang sudah ada.
Teh Suroloyo merupakan teh hasil kerja sama antara petani dengan PT Pagilaran. Masyarakat tidak hanya menyetorkan hasil panenan, tetapi juga mengolah teh kering untuk dikemas dan dipasarkan.
Kuntadi
(ftr)