Ajaib, Rumah Itu Utuh, Ibu dan Janinnya Selamat
A
A
A
BANJARNEGARA - Keajaiban terjadi di tengah bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (12/12) petang.
Satu rumah masih berdiri utuh di antara puluhan rumah lainnya yang tertimbun longsor. Rumah itu ditinggali Khotimah,30, wanita hamil sembilan bulan yang selamat dari terjangan material longsor. Dia sempat terkubur tanah sedalam satu meter tapi kemudian bisa keluar setelah berusaha hingga dua jam lamanya.
Saat KORAN SINDO menilik ke rumah Khotimah, di dalamnya terlihat masih ada sisa-sisa minuman kopi serta nasi jagung. Adapula bahan-bahan sambal di sebuah cobek yang belum selesai dihaluskan. Beberapa lembar eternit juga ada di dalam rumah. Kemungkinan eternit tersebut belum sempat terpasang karena usuk, kayu-kayu di langit-langit rumah, terlihat sudah terpasang.
Saat berkeliling di sekitar rumah tidak ditemukan jawaban pasti mengapa rumah tersebut masih utuh tanpa terkena terjangan tanah longsor. Ibunda Khotimah, Sanis,70, menuturkan bahwa anaknya memang tinggal di rumah tersebut. Sebelum terjadi longsor, Khotimah sedang mengambil sayuran di pekarangan untuk dimasak. “Terus longsoran datang. Anak saya sedang hamil 9 bulan, karena Allah dia masih selamat,” katanya sembari menangis di Ruang Nifas Puskesmas Karangkobar.
Sanis berulangkali memeluk Khotimah. Dia mengingatkan agar selalu beristighfar dan bersabar. “Suaminya, Sutaryo dan anaknya, Dafa, kelas 1 SD tewas tertimbun longsor,” katanya. Khotimah sendiri kemarin masih terlihat syok. Kejadian yang baru saja dialami membuatnya trauma.
Saat kejadian, Khotimah tinggal bersama kakek, nenek, kakak, adik dan Wawan, keponakannya. Sedangkan suaminya dan anaknya di rumah mertua. “Saya melihat suami dan mertua saya tergulung material longsoran. Sedangkan Dafa tidak terlihat. Saya berharap mereka bisa ditemukan meskipun telah meninggal dunia,” ucap Khotimah.
Bidan setempat, Sulistiawati, mengatakan keluarga Khotimah yang menjadi korban longsor belum ada yang ketemu. Khotimah dirawat di puskesmas Jumat (12/12) pukul 23.00 WIB. Namun hingga tadi malam, anaknya belum lahir. “Itu sempat ketanam (tertimbun longsor) 1 meter. Kondisi kehamilan dan kesehatannya normal. Ini kehamilan kedua. Hanya saja kondisi psikologisnya yang drop,” tambahnya.
Kondisi psikologis ini memengaruhi kehamilannya. Ketika tetangga dan temantemannya membesuk, Khotimah pasti langsung nangis. “Padahal rumahnya itu yang masih utuh. Satu-satunya yang masih utuh,” tutupnya.
Eka Setiawan
Satu rumah masih berdiri utuh di antara puluhan rumah lainnya yang tertimbun longsor. Rumah itu ditinggali Khotimah,30, wanita hamil sembilan bulan yang selamat dari terjangan material longsor. Dia sempat terkubur tanah sedalam satu meter tapi kemudian bisa keluar setelah berusaha hingga dua jam lamanya.
Saat KORAN SINDO menilik ke rumah Khotimah, di dalamnya terlihat masih ada sisa-sisa minuman kopi serta nasi jagung. Adapula bahan-bahan sambal di sebuah cobek yang belum selesai dihaluskan. Beberapa lembar eternit juga ada di dalam rumah. Kemungkinan eternit tersebut belum sempat terpasang karena usuk, kayu-kayu di langit-langit rumah, terlihat sudah terpasang.
Saat berkeliling di sekitar rumah tidak ditemukan jawaban pasti mengapa rumah tersebut masih utuh tanpa terkena terjangan tanah longsor. Ibunda Khotimah, Sanis,70, menuturkan bahwa anaknya memang tinggal di rumah tersebut. Sebelum terjadi longsor, Khotimah sedang mengambil sayuran di pekarangan untuk dimasak. “Terus longsoran datang. Anak saya sedang hamil 9 bulan, karena Allah dia masih selamat,” katanya sembari menangis di Ruang Nifas Puskesmas Karangkobar.
Sanis berulangkali memeluk Khotimah. Dia mengingatkan agar selalu beristighfar dan bersabar. “Suaminya, Sutaryo dan anaknya, Dafa, kelas 1 SD tewas tertimbun longsor,” katanya. Khotimah sendiri kemarin masih terlihat syok. Kejadian yang baru saja dialami membuatnya trauma.
Saat kejadian, Khotimah tinggal bersama kakek, nenek, kakak, adik dan Wawan, keponakannya. Sedangkan suaminya dan anaknya di rumah mertua. “Saya melihat suami dan mertua saya tergulung material longsoran. Sedangkan Dafa tidak terlihat. Saya berharap mereka bisa ditemukan meskipun telah meninggal dunia,” ucap Khotimah.
Bidan setempat, Sulistiawati, mengatakan keluarga Khotimah yang menjadi korban longsor belum ada yang ketemu. Khotimah dirawat di puskesmas Jumat (12/12) pukul 23.00 WIB. Namun hingga tadi malam, anaknya belum lahir. “Itu sempat ketanam (tertimbun longsor) 1 meter. Kondisi kehamilan dan kesehatannya normal. Ini kehamilan kedua. Hanya saja kondisi psikologisnya yang drop,” tambahnya.
Kondisi psikologis ini memengaruhi kehamilannya. Ketika tetangga dan temantemannya membesuk, Khotimah pasti langsung nangis. “Padahal rumahnya itu yang masih utuh. Satu-satunya yang masih utuh,” tutupnya.
Eka Setiawan
(ftr)