Nyaris Tak Ada Bedanya dengan Siswa dan Pemusik Lain

Jum'at, 12 Desember 2014 - 12:09 WIB
Nyaris Tak Ada Bedanya...
Nyaris Tak Ada Bedanya dengan Siswa dan Pemusik Lain
A A A
SURABAYA - Menyandang predikat disabilitas bukan halangan bagi Putu Bram Moreno dan kawankawan untuk tampil energik.

Bahkan, dengan tampil bersama Braille Kids Band, nama kelompok bandnya, Putu Bram mampu membuat penonton terperangah hingga akhirnya menganggukkan kepala dan menggoyangkan kaki mengikuti irama. Ini yang terlihat ketika Braille Kids Band dari Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) di Kecamatan Tegalsari, Surabaya, unjuk kebolehan.

Band yang diawaki anak-anak penyandang tunanetra ini tampil memukau di arena Apresiasi Seni Siswa Sekolah Luar Biasa dalam rangka Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2014 di Taman Flora (eks Kebun Bibit) kemarin. Lagu Cokelat bertajuk Merah Putihyang mereka bawakan benar-benar membuat semua yang hadir bersemangat. Rintik hujan seakan mereka abaikan.

Yang penting bisa melihat dari dekat tampilan Putu Bran Moreno berikut awak band. Brailler Kids Band didukung personelnya. Posisi penggebuk drum dipegang M Syahrul Kurnia Rama, keyboard dipegang M Hilbram. Bas dipegang fajar febrianto. Tukang cuap-cuap alias vokal yaitu Putu Bram Moreno dan M Radix. Dua vokalis ini sesekali saling back upsebagai backing vocal.

”Untuk tampil hari ini (kemarin), anak-anak hanya latihan seminggu. Sebelumnya sudah rutin berlatih di sekolah,” tutur Oktavia Eka, guru kelas 5 dan 6 di SD YPAB. Sambil mengawasi anak didiknya unjuk kebolehan, Eka menyebutkan, di lembaga pendidikan tempatnya mengajar terdapat peralatan band lengkap, termasuk yang diusung dan mendukung tampilan di Taman Flora.

”Anak-anak ini ada yang di luar jam sekolah ikut kursus musik. Ini yang membuat kemampuan bermusik mereka tidak kalah dengan siswa, bahkan pemusik lainnya,” ucap Eka yang terkadang mengangguk mengikuti irama. Braille Kids Band sering diminta mengisi acara di sejumlah pusat perbelanjaan di Surabaya. ”Sering tampil kok. Belum lama ini juga tampil di sejumlah tempat,” kata Eka seraya menyebut sejumlah pusat perbelanjaan di Surabaya.

Eka paham betul keinginan anak-anak untuk bisa membuat album. YPAB berupaya memfasilitasi Braille Kids Band untuk bisa menelurkan album. ”Sejauh ini tawaran dari dapur rekaman belum ada, tapi tidak menutup kemungkinan masuk industri musik,” ujar Eka. Bisa unjuk kebolehan di depan publik adalah apresiasi luar biasa bagi Putu Bram dan kawan-kawannya. ”Kalau sudah tampil senang sekali,” kata Putu.

Kru Braille Kids Band tidak jarang pulang sedikit lebih lambat dibanding teman di sekolah lainnya. Di studio musik sekolahan, mereka tidak jarang menggarap lagu-lagu baru atau lagu yang tengah menjadi hits.

Memutar compac disc(CD) lagu yang sedang digarap adalah salah satunya. Mereka mendengar dengan saksama intonasi maupun artikulasi vokal, gebukkan drum, melodi keyboard dan lainnya. Semua didengarkan, dipraktikkan dengan saksama hingga tidak ada beda antara musik asli dan musik yang mereka mainkan.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0732 seconds (0.1#10.140)