4% Jajanan Anak Sekolah Berformalin
A
A
A
PALEMBANG - Sejumlah makanan dan jajanan anak-anak terutama di sekolah, masih ditemukan bahan berbahaya. Salah satunya, kandungan formalin yang lebih banyak terdapat pada makanan olahan tahu dan mi.
Hal ini sebagaimana menurut penelitian yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) Kota Palembang selama lima tahun terakhir ini. Bahkan, BPPOM seluruh Indonesia juga melakukan pengawasan terhadap keamanan pangan jajanan dan makanan anak-anak. Dari program itu, terdapat 1.000 sekolah yang sudah didatangi, dan dievaluasi mengenai mutu dan syarat pangan yang aman.
Di Palembang, berdasarkan hasil pengujian BPPOM pada tahun kelima program itu, masih terdapat sekitar 4% jenis makanannya yang belum memenuhi syarat keamanan pangan. “Program lima tahunan BPPOM ini berakhir di tahun ini. Evaluasi pentingnya, masih sekitar 4% makanan dan minuman yang berupa jajanan anak sekolah di Palembang yang belum aman. Rata-rata disebabkan kandungan formalin yang tinggi, yakni yang terdapat pada bahan baku tahu dan mi,” ungkap Kepala BPPOM Palembang Idriaty Tubagus di sela kegiatan Bulan Keamanan Pangan, kemarin.
Ia mengatakan, anak-anak yang mengonsumsi jajanan berupa makanan tradisional yang berbahan dasar, mi dan tahu. Misalnya, pempek atau bakso. Selain kandungan formalin yang masih tinggi pada makanan dan jajanan anak sekolah di Palembang, juga faktor hiegenis.
Ida, salah satu guru yang hadir dalam acara itu mengatakan, ia termasuk bagian kalangan yang cukup mengkhawatirkan akan makanan dan jajanan yang beredar di anakanak sekolah. Karena, dengan penampilan yang menarik dan harga terjangkau, anak-anak akan sangat menikmati jajanannya.
Tasmalinda
Hal ini sebagaimana menurut penelitian yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) Kota Palembang selama lima tahun terakhir ini. Bahkan, BPPOM seluruh Indonesia juga melakukan pengawasan terhadap keamanan pangan jajanan dan makanan anak-anak. Dari program itu, terdapat 1.000 sekolah yang sudah didatangi, dan dievaluasi mengenai mutu dan syarat pangan yang aman.
Di Palembang, berdasarkan hasil pengujian BPPOM pada tahun kelima program itu, masih terdapat sekitar 4% jenis makanannya yang belum memenuhi syarat keamanan pangan. “Program lima tahunan BPPOM ini berakhir di tahun ini. Evaluasi pentingnya, masih sekitar 4% makanan dan minuman yang berupa jajanan anak sekolah di Palembang yang belum aman. Rata-rata disebabkan kandungan formalin yang tinggi, yakni yang terdapat pada bahan baku tahu dan mi,” ungkap Kepala BPPOM Palembang Idriaty Tubagus di sela kegiatan Bulan Keamanan Pangan, kemarin.
Ia mengatakan, anak-anak yang mengonsumsi jajanan berupa makanan tradisional yang berbahan dasar, mi dan tahu. Misalnya, pempek atau bakso. Selain kandungan formalin yang masih tinggi pada makanan dan jajanan anak sekolah di Palembang, juga faktor hiegenis.
Ida, salah satu guru yang hadir dalam acara itu mengatakan, ia termasuk bagian kalangan yang cukup mengkhawatirkan akan makanan dan jajanan yang beredar di anakanak sekolah. Karena, dengan penampilan yang menarik dan harga terjangkau, anak-anak akan sangat menikmati jajanannya.
Tasmalinda
(ftr)