Night Run 10K Kembalikan Pamor Tretes

Senin, 08 Desember 2014 - 11:30 WIB
Night Run 10K Kembalikan Pamor Tretes
Night Run 10K Kembalikan Pamor Tretes
A A A
PASURUAN - Tretes Night Run (TNR) 10K yang digelar di kawasan wisata lereng Pegunungan Welirang-Arjuno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (6/12) malam, berlangsung meriah.

Sebanyak 827 pelari dari berbagai kota di Indonesia turut memeriahkan lomba maraton pada malam hari tersebut. Kehadiran tujuh pelari dari Brunai Darussalam semakin menambah bobot dan meriahnya kegiatan ini. Para peserta yang dilengkapi headlight berupa aksesori fosfor sejak sore telah memadati kawasan wisata Tretes.

Mereka sangat antusias mengikuti maraton malam hari ini, hampirhampir tak sabar untuk segera berlari melintasi rute menantang dengan jalanan naik dan turun di atas ketinggian 750 meter di atas permukaan laut.

Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan apresiasinya atas pelaksanaan TNR 10K yang diselenggarakan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk kali pertama. Dengan segala keterbatasannya, TNR 10K diharapkan mampu mengembalikan citra pegunungan Tretes sebagai kawasan destinasi pariwisata keluarga yang wajib dikunjungi.

“Dukungan dan keterli-batan masyarakat menjadi stimulan untuk mengembalikan citra pariwisata Tretes yang dulu sudah cukup dikenal. Event ini akan menjadi daya tarik wisatawan untuk kembali datang berwisata ke Tretes,” kata Irsyad seusai memberangkatkan para pelari maraton di garis start.

Menurut Irsyad, lomba lari malam TNR 10K ini telah ditetapkan sebagai agenda rutin tahunan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan. Dia mengatakan, Pemkab Pasuruan akan terus memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan ini di tahun-tahun berikutnya.

Siti Salihah, salah satu peserta asal Brunai Darussalam, mengungkapkan rasa bangganya bisa berpartisipasi dalam TNR 10K ini. Dia merasa tertantang untuk mencoba melakukan lari pada malam hari dan menaklukkan medan pegunungan. “Ini pertama kalinya saya mengikuti lari malam hari dengan rute jalanan yang naik turun. Sangat fantastis. Kami bersyukur bisa melaluinya, meski tidak sebagai juara. Tahun depan kami akan ikut lagi,” kata Siti.

Ungkapan senada disampaikan Tribius Dominggus Tauho, seorang peserta kategori pelajar asal Salatiga, Jateng. Lelaki yang telah beberapa kali menjuarai lari maraton dengan rute jalanan kota di beberapa tempat itu mengaku ingin menjajal sejauh mana kemampuannya berlari di kawasan pegunungan. “Lomba ini sangat menantang, tapi juga menyuguhkan hiburan wisata yang menarik,” kata dia.

Arie Yoenianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5290 seconds (0.1#10.140)