Sungai Tawar Makin Kotor
A
A
A
PALEMBANG - Peningkatan debit air di musim hujan mengakibatkan makin banyak sampah bertumpuk di aliran Sungai Tawar, Kecamatan Ilir Barat (IB) II Palembang, kemarin.
Usman, 28, warga bantaran Sungai Tawarmengatakan, Sungai Tawar dimanfaatkan warga untuk kebutuhan air sehari-hari. Ironisnya, Sungai Tawar juga kerap dijadikan tempat pembuangan sampah oleh oknum warga. “Akibatnya, saat air pasang, sampahnya menumpuk. Warga di sini kompak, agar air tidak tercemar kotoran sampah, warga memasang bambu untuk menghalangi sampah yang lewat,” katanya, kemarin.
Ia menambahkan, proses membersihkan sungai, sebenarnya sangat mudah. Setiap warga yang memiliki rumah yang berada di dekat sungai dapat memasang bambu yang dipasang di atas air sungai. Bambu ini, diletakkan memajang sehingga sampahsampah yang berada di sungai dapat dihalau. “Ini cara lama, tapi sudah banyak ditinggalkan. Akhirnya, sampah makin banyak di sungai dan makin sulit dibersihkan,” tukasnya.
Apalagi,sambung dia, keberadaan sungai yang kotor juga mengakibatkan lingkungan menjadi jorok. Meski sudah banyak warga yang tidak menggunakan air sungai, akibat memasang air bersih PDAM, sungai yang ditumpuki sampah juga mengakibatkan bau yang tidak sedap. “Mungkin, karena sungainya jarang dipakai, jadi masyarakat makin tidak acuh,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Camat IB II Eliyanti mengatakan, aktivitas pembersihan Sungai Tawar menjadi kegiatan kali bersih bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang bersama dengan unsur muspida lainnya. Kondisi Sungai Tawar yang banyak dipenuhi sampah, mulai dibersihkan sejak kemarin pagi.
“Sungai ini sebenarnya masih dipergunakan warga. Tapi, karena lokasinya yang berada tepat di bantaran Sungai Musi, menjadikan sungai tampak lebih kotor. Sampah-sampah baik di warga, atau berasal dari Sungai Musi, masuk ke lokasi sungai,”ungkapnya.
Aktivitas pembersihan sungai yang dilakukan Pemkot Palembang di dua lokasi, menghasilkan tumpukan sampah mencapai satu truk. Menanggapi hal ini, pemerhati masalah sosial Kota Palembang Syalfitri menuturkan, kebersihan sungai sebenarnya menjadi sangat vital. Apalagi, sebagian besar masyarakat Palembang masih memanfaatkan sungai guna aktivitas sehari-hari, seperti mandi, cuci, dan untuk kakus.
Akan tetapi, kesadaran masyarakat, termasuk upaya pemerintah memberikan pengetahuan kebersihan masih sangat minim.
“Bisa jadi juga disebabkan kekurangan sarana kebersihan, misalnya kotak sampah. Tapi, memang banyak aliran anak sungai di Palembang masih kotor dan berbau,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Tasmalinda
Usman, 28, warga bantaran Sungai Tawarmengatakan, Sungai Tawar dimanfaatkan warga untuk kebutuhan air sehari-hari. Ironisnya, Sungai Tawar juga kerap dijadikan tempat pembuangan sampah oleh oknum warga. “Akibatnya, saat air pasang, sampahnya menumpuk. Warga di sini kompak, agar air tidak tercemar kotoran sampah, warga memasang bambu untuk menghalangi sampah yang lewat,” katanya, kemarin.
Ia menambahkan, proses membersihkan sungai, sebenarnya sangat mudah. Setiap warga yang memiliki rumah yang berada di dekat sungai dapat memasang bambu yang dipasang di atas air sungai. Bambu ini, diletakkan memajang sehingga sampahsampah yang berada di sungai dapat dihalau. “Ini cara lama, tapi sudah banyak ditinggalkan. Akhirnya, sampah makin banyak di sungai dan makin sulit dibersihkan,” tukasnya.
Apalagi,sambung dia, keberadaan sungai yang kotor juga mengakibatkan lingkungan menjadi jorok. Meski sudah banyak warga yang tidak menggunakan air sungai, akibat memasang air bersih PDAM, sungai yang ditumpuki sampah juga mengakibatkan bau yang tidak sedap. “Mungkin, karena sungainya jarang dipakai, jadi masyarakat makin tidak acuh,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Camat IB II Eliyanti mengatakan, aktivitas pembersihan Sungai Tawar menjadi kegiatan kali bersih bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang bersama dengan unsur muspida lainnya. Kondisi Sungai Tawar yang banyak dipenuhi sampah, mulai dibersihkan sejak kemarin pagi.
“Sungai ini sebenarnya masih dipergunakan warga. Tapi, karena lokasinya yang berada tepat di bantaran Sungai Musi, menjadikan sungai tampak lebih kotor. Sampah-sampah baik di warga, atau berasal dari Sungai Musi, masuk ke lokasi sungai,”ungkapnya.
Aktivitas pembersihan sungai yang dilakukan Pemkot Palembang di dua lokasi, menghasilkan tumpukan sampah mencapai satu truk. Menanggapi hal ini, pemerhati masalah sosial Kota Palembang Syalfitri menuturkan, kebersihan sungai sebenarnya menjadi sangat vital. Apalagi, sebagian besar masyarakat Palembang masih memanfaatkan sungai guna aktivitas sehari-hari, seperti mandi, cuci, dan untuk kakus.
Akan tetapi, kesadaran masyarakat, termasuk upaya pemerintah memberikan pengetahuan kebersihan masih sangat minim.
“Bisa jadi juga disebabkan kekurangan sarana kebersihan, misalnya kotak sampah. Tapi, memang banyak aliran anak sungai di Palembang masih kotor dan berbau,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Tasmalinda
(ftr)