Proyek Jembatan Makan Korban
A
A
A
DELISERDANG - Proyek pembangunan pelebaran jembatan parit 3 pada ruas jalan provinsi jurusan Lubukpakam–Tanah Abang di Jalan Galang-Pasar Melintang, memakan korban.
Sebuah mobil jenis Toyota Rush BK 1937 MN warna hitam terperosok ke dalam pekerjaan pembangunan pelebaran jembatan pada Kamis (4/12) sekitar pukul 00.00 WIB. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Informasi dihimpun menyebutkan, kecelakaan itu terjadi pada dini hari, namun baru siang hari dievakuasi. Akibatnya arus lalu lintas di jalan alternatif menuju Dolok Masihul dan Tebingtinggi itu macet total.
Diketahui, proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tersebut dibiayai negara dengan total anggaran sekitar Rp1,9 miliar yang dikelola CV Tujuh Bintang Bersinar. Sopir mobil, Eka Muradi, 49, warga Dagang Kelambir, Kecamatan Tanjung Morawa mengatakan, sebelum kejadian itu, pikiran dan keadaan tubuhnya sedang kurang sehat dan lemas.
Akibatnya, dia pun tak mampu berkonsentrasi mengendarai kendaraan. "Saya enggak mengantuk, cumasaya sakitseringmasukangin. Jadi, dari Galang ini baru saja berobat dengar orang pintar. Ya terkejutlah tiba-tiba ada proyek. Mau berhenti menginjak rem, namun terinjak gas," ungkap saat ditemui di lokasi kejadian.
Diketahui, pengerjaan pelebaran jembatan tersebut sudah berjalan selama dua bulan. Sayangnya pengerjaan proyek pelebaran jembatan itu tak dilengkapi rambu-rambu yang menandakan untuk berhati-hati. Selain itu, lampu penerangan di sekitar jembatan hanya diterangi dua bola lampu yang berukuran kecil. "Enggak ada ramburambu juga. Makanya aku tidak tahu dari jauh, pas sudah dekat baru tahu. Kira-kira lari 40 km per jam saat itu," ucap Eka.
Seorang warga yang ditemui di lokasi pengerjaan proyek mengatakan, sebelum kejadian, kawasan tersebut memang diguyur hujan deras. "Tadi malam memang hujan deras. Ada mendengar suara seperti tabrakan. Tapi tidak tahu suara apa. Hujan deras sekali, kami lebih memilih tidur," ungkapnya.
Warga lainnya, Indra Silaban, warga Pasar Melintang mengungkapkan, di tempat terperosoknya mobil itu ada timbunan yang mengganggu pengguna jalan.
"Pukul 06.00 WIB aku baru tahu ada mobil terperosok ke dalam proyek pelebaran jalan. Sekarang sudah enggak ada lagi timbunan tanah, sebelumnya memang ada. Kalau orang enggak pernahkedaerahsana, pastiakan menabrak. Sebab, lokasi proyek tidak ditutupi seng," ucapnya.
M Andi Yusri
Sebuah mobil jenis Toyota Rush BK 1937 MN warna hitam terperosok ke dalam pekerjaan pembangunan pelebaran jembatan pada Kamis (4/12) sekitar pukul 00.00 WIB. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Informasi dihimpun menyebutkan, kecelakaan itu terjadi pada dini hari, namun baru siang hari dievakuasi. Akibatnya arus lalu lintas di jalan alternatif menuju Dolok Masihul dan Tebingtinggi itu macet total.
Diketahui, proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tersebut dibiayai negara dengan total anggaran sekitar Rp1,9 miliar yang dikelola CV Tujuh Bintang Bersinar. Sopir mobil, Eka Muradi, 49, warga Dagang Kelambir, Kecamatan Tanjung Morawa mengatakan, sebelum kejadian itu, pikiran dan keadaan tubuhnya sedang kurang sehat dan lemas.
Akibatnya, dia pun tak mampu berkonsentrasi mengendarai kendaraan. "Saya enggak mengantuk, cumasaya sakitseringmasukangin. Jadi, dari Galang ini baru saja berobat dengar orang pintar. Ya terkejutlah tiba-tiba ada proyek. Mau berhenti menginjak rem, namun terinjak gas," ungkap saat ditemui di lokasi kejadian.
Diketahui, pengerjaan pelebaran jembatan tersebut sudah berjalan selama dua bulan. Sayangnya pengerjaan proyek pelebaran jembatan itu tak dilengkapi rambu-rambu yang menandakan untuk berhati-hati. Selain itu, lampu penerangan di sekitar jembatan hanya diterangi dua bola lampu yang berukuran kecil. "Enggak ada ramburambu juga. Makanya aku tidak tahu dari jauh, pas sudah dekat baru tahu. Kira-kira lari 40 km per jam saat itu," ucap Eka.
Seorang warga yang ditemui di lokasi pengerjaan proyek mengatakan, sebelum kejadian, kawasan tersebut memang diguyur hujan deras. "Tadi malam memang hujan deras. Ada mendengar suara seperti tabrakan. Tapi tidak tahu suara apa. Hujan deras sekali, kami lebih memilih tidur," ungkapnya.
Warga lainnya, Indra Silaban, warga Pasar Melintang mengungkapkan, di tempat terperosoknya mobil itu ada timbunan yang mengganggu pengguna jalan.
"Pukul 06.00 WIB aku baru tahu ada mobil terperosok ke dalam proyek pelebaran jalan. Sekarang sudah enggak ada lagi timbunan tanah, sebelumnya memang ada. Kalau orang enggak pernahkedaerahsana, pastiakan menabrak. Sebab, lokasi proyek tidak ditutupi seng," ucapnya.
M Andi Yusri
(ftr)