Anggota Didominasi Pensiunan, Bikin Warga Makin Guyub
A
A
A
Olahraga tonnis atau gabungan dari badminton dan tenis memang tidak terlalu populer di masyarakat dibandingkan dengan pendahulunya bulu tangkis.
Tapi siapa sangka, di Kota Semarang olahraga ini sudah menjadi permainan favorit warga di antaranya di wilayah Tlogosari, Banyumanik, Ngaliyan, dan warga Perumahan Kini Jaya RT 04/RW IV Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang. Warga setempat mendirikan klub tonnis “Bagas Waras” pada 18 November 2012 dan aktif hingga saat ini.
Buktinya, Minggu (23/11) lalu digelar peringatan ulang tahun ke-2 klub tersebut. Lapangan bulu tangkis di area olahraga setempat yang tadinya mangkrak, kini hampir setiap hari ramai dengan aktivitas masyarakat yang bermain tonnis. Koordinator klub Tonnis Bagas Waras Arif Setiawan tidak menyangka jika sambutan warga di lingkungannya sangat baik terhadap tonnis.
Semula hanya dia dan beberapa warga yang memulai memainkan olahraga tersebut, tapi sekarang sudah memiliki anggota 25 orang. Klub ini menggelar latihan sepekan dua kali, tiap Jumat dan Minggu sore. “Saya tahu tonnis waktu acara car free day di Jalan Pemuda. Di Balai Kota ada mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang bermain tonnis,” ujar Arif, yang juga seksi olahraga di RT setempat.
Dibandingkan dengan tenis maupun badminton, olahraga ini memang terbilang cukup murah. Satu bet yang terbuat dari papan bisa dibeli seharga Rp100.000. Bolanya menyerupai bola tenis, tapi sedikit kempes. setiap butir harganya Rp10.000. Tinggi net tidak sama dengan bulu tangkis, tapi lebih mirip tenis dengan jarak 85 cm dari tanah. Setiap game terdiri atas 21 angka yang dimainkan dengan rally poin . Olahraga ini pertama kali dikenalkan oleh Tri Nurharsono dan Sri Haryono, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Kini tonnis sudah mulai dimainkan di beberapa kecamatan di Kota Lumpia. Menurut Arif, tonnis tidak terlalu banyak menguras tenaga. Permainan ini sangat cocok bagi para pensiunan yang sudah berhenti dari tenis maupun badminton . Daripada pensiunan hanya menyapu halaman dan jalan, lebih baik waktunya senggangnya dimanfaatkan untuk berolahraga. “Kebanyakan di sini usianya di atas 40 tahun, rata-rata adalah pensiunan. Harapan kami bisa ditiru warga RT lainnya,” katanya.
Anggota Bagas Waras, Ahmad Mustafid menuturkan, warga juga sekali melakukan try out di beberapa klub tonnis di kecamatan lainnya, seperti di Banyumanik dan Ngaliyan. Selain sparing dengab klub tetangga, terkadang juga ikut perlombaan. “Saya beberapa waktu lalu ikut kegiatan di STM Pembangunan,” ungkapnya. Ketua RT Banyumanik, Heru Wimbo Handoko menyambut positif keberadaan klub tersebut karena dari sisi kemasyarakatan ada kegiatan. Ini benar-benar bottom up , dimulai dari bawah yang pelakunya warga sendiri.
Fasilitas olahraga yang tadinya banyak nganggur , sekarang tiap hari ramai dengan adanya penambahan fasilitas lampu sehingga bisa digunakan malam hari. Selain itu, alas lapangan juga telah dicat ulang. “Dari sini keakraban dan keguyuban semakin terjaga meski warga disibukkan dengan urusan pribadi. Bisa menjadi fresh dan menghilangkan stres karena ini olahraga rekreasi,” ucapnya.
Arif Purniawan
Kota Semarang
Tapi siapa sangka, di Kota Semarang olahraga ini sudah menjadi permainan favorit warga di antaranya di wilayah Tlogosari, Banyumanik, Ngaliyan, dan warga Perumahan Kini Jaya RT 04/RW IV Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang. Warga setempat mendirikan klub tonnis “Bagas Waras” pada 18 November 2012 dan aktif hingga saat ini.
Buktinya, Minggu (23/11) lalu digelar peringatan ulang tahun ke-2 klub tersebut. Lapangan bulu tangkis di area olahraga setempat yang tadinya mangkrak, kini hampir setiap hari ramai dengan aktivitas masyarakat yang bermain tonnis. Koordinator klub Tonnis Bagas Waras Arif Setiawan tidak menyangka jika sambutan warga di lingkungannya sangat baik terhadap tonnis.
Semula hanya dia dan beberapa warga yang memulai memainkan olahraga tersebut, tapi sekarang sudah memiliki anggota 25 orang. Klub ini menggelar latihan sepekan dua kali, tiap Jumat dan Minggu sore. “Saya tahu tonnis waktu acara car free day di Jalan Pemuda. Di Balai Kota ada mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang bermain tonnis,” ujar Arif, yang juga seksi olahraga di RT setempat.
Dibandingkan dengan tenis maupun badminton, olahraga ini memang terbilang cukup murah. Satu bet yang terbuat dari papan bisa dibeli seharga Rp100.000. Bolanya menyerupai bola tenis, tapi sedikit kempes. setiap butir harganya Rp10.000. Tinggi net tidak sama dengan bulu tangkis, tapi lebih mirip tenis dengan jarak 85 cm dari tanah. Setiap game terdiri atas 21 angka yang dimainkan dengan rally poin . Olahraga ini pertama kali dikenalkan oleh Tri Nurharsono dan Sri Haryono, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Kini tonnis sudah mulai dimainkan di beberapa kecamatan di Kota Lumpia. Menurut Arif, tonnis tidak terlalu banyak menguras tenaga. Permainan ini sangat cocok bagi para pensiunan yang sudah berhenti dari tenis maupun badminton . Daripada pensiunan hanya menyapu halaman dan jalan, lebih baik waktunya senggangnya dimanfaatkan untuk berolahraga. “Kebanyakan di sini usianya di atas 40 tahun, rata-rata adalah pensiunan. Harapan kami bisa ditiru warga RT lainnya,” katanya.
Anggota Bagas Waras, Ahmad Mustafid menuturkan, warga juga sekali melakukan try out di beberapa klub tonnis di kecamatan lainnya, seperti di Banyumanik dan Ngaliyan. Selain sparing dengab klub tetangga, terkadang juga ikut perlombaan. “Saya beberapa waktu lalu ikut kegiatan di STM Pembangunan,” ungkapnya. Ketua RT Banyumanik, Heru Wimbo Handoko menyambut positif keberadaan klub tersebut karena dari sisi kemasyarakatan ada kegiatan. Ini benar-benar bottom up , dimulai dari bawah yang pelakunya warga sendiri.
Fasilitas olahraga yang tadinya banyak nganggur , sekarang tiap hari ramai dengan adanya penambahan fasilitas lampu sehingga bisa digunakan malam hari. Selain itu, alas lapangan juga telah dicat ulang. “Dari sini keakraban dan keguyuban semakin terjaga meski warga disibukkan dengan urusan pribadi. Bisa menjadi fresh dan menghilangkan stres karena ini olahraga rekreasi,” ucapnya.
Arif Purniawan
Kota Semarang
(ars)