Pedagang Bakso Keliling Tewas di Taman Manahan
A
A
A
SOLO - Sucipto, seorang pedagang bakso keliling di Kota Solo ditemukan tewas di Taman Kota Manahan, Jumat (28/11/2014) siang. Kematian pria yang berusia sekitar 60 tahun itu diduga karena kecapekan.
Keterangan yang dihimpun dari saksi mata, Sapto Purnawirawan, mengatakan pria yang sering mangkal di Kompleks Stadion Manahan itu diketahui sedang duduk di kursi taman sejak Jumat pagi.
Akan tetapi setelah diamati cukup lama, posisi duduk korban sudah tidak wajar. Menurutnya kepala korban miring dan bersandar di gagang kursi.
Mengetahui kejadian tersebut, dirinya dan warga lain merasa curiga dan berusaha mendekati korban. Setelah itu dia berusaha membangunkan korban dengan cara memanggil dan menyentuhnya dengan tangan.
Akan tetapi hal itu tidak mendapatkan jawaban dari korban, tubuh korban justru semakin lemas dan akhirnya tergeletak di lantai.
Setelah itu, kata dia, dirinya langsung menyentuh hidung dan nadi korban. Akan tetapi korban sudah tak berdetak, sebelum para saksi mata membawa korban ke rumah sakit.
Mengetahui hal itu, pria yang sehari-hari merupakan penjual nasi kucing itu langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Solo.
“Tadi pagi mas, dia mengggunakan sepeda lalu duduk di bangku sini, namun ternyata korban malah meninggal dunia,” ucap pria yang juga rekan korban tersebut.
Dia mengatakan Sucipto tersebut merupakan seorang perantau yang berasal dari luar kota. Menurutnya saat ini dia tinggal di sebuah rumah kontrakan yang ada di kawasan Jalan Transito Pajang. “Kalau aslinya mana saya tidak tahu, namun yang jelas dia ngontrak di sana,” timpalnya.
Sementara itu saksi lainnya, Sriyati, mengatakan Sucipto itu sehari-hari bekerja menjadi buruh penjual bakso dari seorang pengusaha di kawasan Sambeng Banjarsari.
Dia menambahkan, setiap hari Sucipto selalu berkeliling di Manahan, meskipun kadang bakso yang dijajakan tidak laku.
“Dia itu bekerja pada orang lain, bukan jualan sendiri, namun setiap hari pasti dia berjualan di Manahan,” kata pedagang minuman tersebut.
Sementara itu dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dari pihak kepolisian, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan.
Selain itu tidak ditemukan identitas diri dalam pekaian yang dikenakan korban. Di dalam dompetnya hanya terdapat uang sekitar Rp7.000 dan sebungkus rokok.
Keterangan yang dihimpun dari saksi mata, Sapto Purnawirawan, mengatakan pria yang sering mangkal di Kompleks Stadion Manahan itu diketahui sedang duduk di kursi taman sejak Jumat pagi.
Akan tetapi setelah diamati cukup lama, posisi duduk korban sudah tidak wajar. Menurutnya kepala korban miring dan bersandar di gagang kursi.
Mengetahui kejadian tersebut, dirinya dan warga lain merasa curiga dan berusaha mendekati korban. Setelah itu dia berusaha membangunkan korban dengan cara memanggil dan menyentuhnya dengan tangan.
Akan tetapi hal itu tidak mendapatkan jawaban dari korban, tubuh korban justru semakin lemas dan akhirnya tergeletak di lantai.
Setelah itu, kata dia, dirinya langsung menyentuh hidung dan nadi korban. Akan tetapi korban sudah tak berdetak, sebelum para saksi mata membawa korban ke rumah sakit.
Mengetahui hal itu, pria yang sehari-hari merupakan penjual nasi kucing itu langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Solo.
“Tadi pagi mas, dia mengggunakan sepeda lalu duduk di bangku sini, namun ternyata korban malah meninggal dunia,” ucap pria yang juga rekan korban tersebut.
Dia mengatakan Sucipto tersebut merupakan seorang perantau yang berasal dari luar kota. Menurutnya saat ini dia tinggal di sebuah rumah kontrakan yang ada di kawasan Jalan Transito Pajang. “Kalau aslinya mana saya tidak tahu, namun yang jelas dia ngontrak di sana,” timpalnya.
Sementara itu saksi lainnya, Sriyati, mengatakan Sucipto itu sehari-hari bekerja menjadi buruh penjual bakso dari seorang pengusaha di kawasan Sambeng Banjarsari.
Dia menambahkan, setiap hari Sucipto selalu berkeliling di Manahan, meskipun kadang bakso yang dijajakan tidak laku.
“Dia itu bekerja pada orang lain, bukan jualan sendiri, namun setiap hari pasti dia berjualan di Manahan,” kata pedagang minuman tersebut.
Sementara itu dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dari pihak kepolisian, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan.
Selain itu tidak ditemukan identitas diri dalam pekaian yang dikenakan korban. Di dalam dompetnya hanya terdapat uang sekitar Rp7.000 dan sebungkus rokok.
(sms)