Kepala Sekolah Jadi Lutung, Beri Motivasi Siswa
A
A
A
KENDAL - Gerak lincah dan energik membuat panggung pementasan teater Lutung Kasarung menyedot perhatian ratusan orang yang hadir. Menariknya, lakon tersebut dibawakan oleh para guru SMAN 1 Kendal untuk merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dihelat sekolahan setempat.
Dari awal sosok Lutung menyita perhatian para penonton. Selain perannya, sosok Lutung menggunakan kostum lengkap dengan topeng yang menutup sebagian besar wajahnya. Cerita bermula dari perjalanan Sanghyang Guruminda dari kahyangan yang diturunkan ke bumi dalam wujud seekor lutung.
Dalam perjalanannya di bumi, sang lutung bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Lutung Kasarung adalah seekor makhluk yang buruk rupa. Pada akhirnya dia berubah menjadi pangeran dan mengawini Purbasari, dan mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersamasama.
Selama hampir satu jam, pementasan tersebut diwarnai dengan adegan dan dialog yang mengundang tawa penonton. Para guru yang berperan mampu mengocok perut dengan improvisasi-improvisasi di atas panggung. Lebih terperangah, penonton dibuat terkejut saat tokoh Lutung berubah menjadi Pangeran dan membuka topengnya.
Ternyata adalah Sunarto, yang tak lain Kepala SMAN 1 Kendal. Tepuk tangan penonton kembali riuh. Sri Sujati, sutradara Lutung Kasarung, menerangkan pementasan tersebut memang dibuat surprise dan sengaja tidak dimasukkan kesusunan acara. Hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi bagi siswa karena yang main adalah guru.
“Bahkan ada Pak Bon (pen jaga sekolah) yang ikut main. Latihannya pun kondisional, dan jangan sampai ketahuan guru lain ataupun siswa. Ini benar-benar surprise,” ujarnya. Kepala Sekolah SMAN 1 Kendal Sunarto menambahkan, kegiatan untuk mengenang jasa para pahlawan itu juga dimeriahkan berbagai pentas seni lain, yakni tari kolosal, drama siswa, musik band, dan pemutaran film pendek.
“Tidak diduga awalnya kalau sampai meriah seperti itu. Semua yang hadir begitu guyub. Saya harap ini menjadi kegiatan yang positif bagi perkembangan siswa,” ucapnya. Bupati Kendal Widya Kandi Susanti sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Ini adalah industri kreatif yang perlu terus di kembangkan. Siswa diberi kesempatan untuk saling bekerja sama membuat acara dan mengembangkan talentanya. Ini adalah satu-satunya sekolah yang mengadakan peringatan Hari Pahlawan, semoga menginspirasi yang lain,” ucapnya.
Wikha Setiawan
Dari awal sosok Lutung menyita perhatian para penonton. Selain perannya, sosok Lutung menggunakan kostum lengkap dengan topeng yang menutup sebagian besar wajahnya. Cerita bermula dari perjalanan Sanghyang Guruminda dari kahyangan yang diturunkan ke bumi dalam wujud seekor lutung.
Dalam perjalanannya di bumi, sang lutung bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Lutung Kasarung adalah seekor makhluk yang buruk rupa. Pada akhirnya dia berubah menjadi pangeran dan mengawini Purbasari, dan mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersamasama.
Selama hampir satu jam, pementasan tersebut diwarnai dengan adegan dan dialog yang mengundang tawa penonton. Para guru yang berperan mampu mengocok perut dengan improvisasi-improvisasi di atas panggung. Lebih terperangah, penonton dibuat terkejut saat tokoh Lutung berubah menjadi Pangeran dan membuka topengnya.
Ternyata adalah Sunarto, yang tak lain Kepala SMAN 1 Kendal. Tepuk tangan penonton kembali riuh. Sri Sujati, sutradara Lutung Kasarung, menerangkan pementasan tersebut memang dibuat surprise dan sengaja tidak dimasukkan kesusunan acara. Hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi bagi siswa karena yang main adalah guru.
“Bahkan ada Pak Bon (pen jaga sekolah) yang ikut main. Latihannya pun kondisional, dan jangan sampai ketahuan guru lain ataupun siswa. Ini benar-benar surprise,” ujarnya. Kepala Sekolah SMAN 1 Kendal Sunarto menambahkan, kegiatan untuk mengenang jasa para pahlawan itu juga dimeriahkan berbagai pentas seni lain, yakni tari kolosal, drama siswa, musik band, dan pemutaran film pendek.
“Tidak diduga awalnya kalau sampai meriah seperti itu. Semua yang hadir begitu guyub. Saya harap ini menjadi kegiatan yang positif bagi perkembangan siswa,” ucapnya. Bupati Kendal Widya Kandi Susanti sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Ini adalah industri kreatif yang perlu terus di kembangkan. Siswa diberi kesempatan untuk saling bekerja sama membuat acara dan mengembangkan talentanya. Ini adalah satu-satunya sekolah yang mengadakan peringatan Hari Pahlawan, semoga menginspirasi yang lain,” ucapnya.
Wikha Setiawan
(ftr)