Topan Mengamuk di Bangkalan
A
A
A
BANGKALAN - Hujan deras disertai angin kencang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bangkalan pada sore kemarin. Puluhan rumah warga di Kecamatan Burneh, Kota, dan Socah, rusak parah.
Genteng rumah berhamburan di jalanan dan pohon-pohon tumbang menjadi pemandangan setelah hujan sedikit reda. Beruntung, meski rumah yang rusak cukup banyak, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sutiyah, salah satu warga Kecamatan Burneh, kehilangan dapur rumahnya. Meski rumahnya tidak roboh, tapi bangunan dapur di bagian belakang rumahnya rata dengan tanah.
Menurut Sutiyah, setelah terik siang kemarin tibatiba saka awan menghitam disertai hembusan angin cukup kencang. Tak lama kemudian, hujan mulai turun begitu derasnya. Angin menyapu puluhan pohon dan genteng rumahnya hingga berserakan. Belum hilang kagetnya, dia mendengar suara hentakan keras di belakang rumah dan seketika mendapati dapur rumahnya ambruk. “Saya tidak melihat langsung. Saya cuma mendengar suara gemuruh keras dan waktu saya lihat dapur rumah saya sudah hancur,” ujar Sutiyah.
Di sekitar rumah Sutiyah, angin puting beliung menumbangkan puluhan pohon hingga mengenai memutus aliran listrik. Akibatnya hingga petang kemarin, pemadaman listrik di sejumlah kawasan di Kabupaten Bangkalan masih berlangsung.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan menyebutkan, angin puting beliung melanda Kecamatan Burneh, Kota, dan Socah. Hingga saat ini BPBD masih mendata jumlah kerugian. “Kami masih mendata secara keseluruhan, jadi untuk sementara belum diketahui pasti berapa kerugiannya,” ujar Kepala BPBD Bangkalan, Wahid Hidayat, kemarin.
Memasuki awal musim hujan seperti sekarang, tekanan udara sangat cepat berubah. Hal ini menimbulkan potensi terjadinya angin kencang, khususnya di wilayah Jawa Timur. BPBD Kabupaten Jember mengimbau warga agar mewaspadai terjadinya angin puting beliung hingga beberapa pekan ke depan.
“Sejak akhir Oktober hingga pertengahan November ini tercatat ratusan rumah rusak ringan, sedang, dan berat, akibat diterjang angin puting beliung,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Jember M Rizal, kemarin. Menurut dia, awal musim hujan atau pancaroba (peralihan dari musim kemarau ke penghujan) sering turun hujan disertai angin kencang, yang berpotensi menjadi angin puting beliung dan diprediksi terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan.
Beberapa wilayah kecamatan di Jember yang diterjang angin puting beliung di antaranya, Kecamatan Sumberjambe, Jelbuk, Mumbulsari, Mayang, Patrang, dan Sukowono. “Puting beliung memang tidak bisa diprediksi, namun bisa dilihat dengan tanda berupa adanya awan comolonimbus atau awan tebal dengan pinggiran putih yang jelas dan ada tanda pusaran di tengah kumpulan awan,” ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karang Ploso, kata dia, mencatat intensitas curah hujan di Jember cukup tinggi berkisar 400-500 milimeter disertai angin kencang. Padahal tahun 2013 dengan intensitas sekitar 300 milimeter sudah menyebabkan banjir di sejumlah daerah.
Sementara sukarelawan “Jember Disaster Respons” A. Lukman mengatakan, angin puting beliung menerjang di beberapa kecamatan di Jember. “Di Desa Gunung Malang dan Rowosari, Kecamatan Sumberjambe. tercatat 19 rumah rusak berat, sedang, dan ringan. Kemudian di Desa Suco dan Tamansari, Kecamatan Mumbulsari, tercatat 30 rumah rusak,” tuturnya.
Ia mengimbau warga waspada terhadap bencana angin puting beliung yang tidak bisa diprediksi tersebut, tapi tidak perlu panik pada saat bencana terjadi.
Subairi/ P Juliatmoko/ant
Genteng rumah berhamburan di jalanan dan pohon-pohon tumbang menjadi pemandangan setelah hujan sedikit reda. Beruntung, meski rumah yang rusak cukup banyak, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sutiyah, salah satu warga Kecamatan Burneh, kehilangan dapur rumahnya. Meski rumahnya tidak roboh, tapi bangunan dapur di bagian belakang rumahnya rata dengan tanah.
Menurut Sutiyah, setelah terik siang kemarin tibatiba saka awan menghitam disertai hembusan angin cukup kencang. Tak lama kemudian, hujan mulai turun begitu derasnya. Angin menyapu puluhan pohon dan genteng rumahnya hingga berserakan. Belum hilang kagetnya, dia mendengar suara hentakan keras di belakang rumah dan seketika mendapati dapur rumahnya ambruk. “Saya tidak melihat langsung. Saya cuma mendengar suara gemuruh keras dan waktu saya lihat dapur rumah saya sudah hancur,” ujar Sutiyah.
Di sekitar rumah Sutiyah, angin puting beliung menumbangkan puluhan pohon hingga mengenai memutus aliran listrik. Akibatnya hingga petang kemarin, pemadaman listrik di sejumlah kawasan di Kabupaten Bangkalan masih berlangsung.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan menyebutkan, angin puting beliung melanda Kecamatan Burneh, Kota, dan Socah. Hingga saat ini BPBD masih mendata jumlah kerugian. “Kami masih mendata secara keseluruhan, jadi untuk sementara belum diketahui pasti berapa kerugiannya,” ujar Kepala BPBD Bangkalan, Wahid Hidayat, kemarin.
Memasuki awal musim hujan seperti sekarang, tekanan udara sangat cepat berubah. Hal ini menimbulkan potensi terjadinya angin kencang, khususnya di wilayah Jawa Timur. BPBD Kabupaten Jember mengimbau warga agar mewaspadai terjadinya angin puting beliung hingga beberapa pekan ke depan.
“Sejak akhir Oktober hingga pertengahan November ini tercatat ratusan rumah rusak ringan, sedang, dan berat, akibat diterjang angin puting beliung,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Jember M Rizal, kemarin. Menurut dia, awal musim hujan atau pancaroba (peralihan dari musim kemarau ke penghujan) sering turun hujan disertai angin kencang, yang berpotensi menjadi angin puting beliung dan diprediksi terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan.
Beberapa wilayah kecamatan di Jember yang diterjang angin puting beliung di antaranya, Kecamatan Sumberjambe, Jelbuk, Mumbulsari, Mayang, Patrang, dan Sukowono. “Puting beliung memang tidak bisa diprediksi, namun bisa dilihat dengan tanda berupa adanya awan comolonimbus atau awan tebal dengan pinggiran putih yang jelas dan ada tanda pusaran di tengah kumpulan awan,” ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karang Ploso, kata dia, mencatat intensitas curah hujan di Jember cukup tinggi berkisar 400-500 milimeter disertai angin kencang. Padahal tahun 2013 dengan intensitas sekitar 300 milimeter sudah menyebabkan banjir di sejumlah daerah.
Sementara sukarelawan “Jember Disaster Respons” A. Lukman mengatakan, angin puting beliung menerjang di beberapa kecamatan di Jember. “Di Desa Gunung Malang dan Rowosari, Kecamatan Sumberjambe. tercatat 19 rumah rusak berat, sedang, dan ringan. Kemudian di Desa Suco dan Tamansari, Kecamatan Mumbulsari, tercatat 30 rumah rusak,” tuturnya.
Ia mengimbau warga waspada terhadap bencana angin puting beliung yang tidak bisa diprediksi tersebut, tapi tidak perlu panik pada saat bencana terjadi.
Subairi/ P Juliatmoko/ant
(ftr)