Teluk Lamong Mulai Beroperasi
A
A
A
SURABAYA - Terminal Teluk Lamong (TTL) kemarin melakukan aktivitas bongkar muat perdana. Ada 290 peti kemas diturunkan dengan cepat menggunakan peralatan-peralatan modern.
Beroperasinya terminal peti kemas modern tersebut menandai mulai berjalannya pergerakan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
“Setelah memperoleh izin operasional dari Kementerian Perhubungan, terminal langsung beroperasi. Tidak sampai satu pekan, walaupun kami sadar masih banyak kekurangan dalam proses pembongkaran ini,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Djarwo Surjanto setelah pembukaan “Pembongkaran Container Pertama dari Kapal Intan Daya 4 di Terminal Teluk Lamong”, kemarin.
Djarwo mengatakan, dalam melakukan pelayanan pembongkaran ini, pihaknya akan mengevaluasi. Karena proses pembongkaran tidak sesuai dengan setting awal yang ditetapkan. Di antara persoalan yang muncul adalah bongkar muat seharusnya dilakukan trailer khusus, tapi kemarin sebagian tidak dilakukan kendaraan khusus. Banyak truk yang masuk dan melakukan kegiatan bongkar muat.
Namun, kekurangan yang muncul masih belum mengganggu aktivitas. Pihaknya, lanjut pria 62 tahun ini, kesempurnaan proses pembongkaran akan segera terealisasi dalam waktu dekat. Sebab semua infrastruktur telah terpenuhi secara keseluruhan, tinggal bagaimana mengaplikasikan. “Enam bulan ke depan kesempurnaan sistem pengangkut secara modern akan terealisasi. Ini tahap awal jadi masih dalam kewajaran,” ujar dia.
Keberadaan terminal, ungkap Djarmo, merupakan bukti kesiapan Pelindo dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan Desember 2015. Pelindo akan memberi kebebasan kepada semua pemilik kapal dalam bersandar dan tidak ada pemilahan dermaga-dermaga yang harus dilakukan pembongkaran. “Kami siapkan semua kebutuhan dalam MEA. Semua akan mendorong keberhasilan negara,” kata Djarwo.
Terminal Teluk Lamong (TTL) akan melakukan pembenahan dengan mengevaluasi rutin dari proses bongkar muat. Pada kegiatan komersial perdana ini, TTL melakukan bongkar muat satu unit kapal dengan panjang 98 meter berkapasitas 290 Teu’s. “Dari 290 kontainer kapasitas Kapal Intan Daya 4 itu, 156 boks peti kemas sudah kami bongkar dan muat 134 boks,” kata Agung Kresno Sarwono, Direktur Operasi dan Teknik Terminal Teluk Lamong, Surabaya.
Sampai akhir 2014, Terminal Teluk Lamong menargetkan ada enam kapal yang menggunakan jasa bongkar muat berkonsep green port ini. Apalagi, biaya pembongkaran yang diterapkan tidak mahal.
“Tarif yang kami berikan untuk handling charge per boks Rp601.000 dengan biaya penumpukan di lapangan penumpukan per hari Rp25.000. Untuk lima hari pertama kami hitung satu,” ujarnya.
Arief ardliyanto
Beroperasinya terminal peti kemas modern tersebut menandai mulai berjalannya pergerakan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
“Setelah memperoleh izin operasional dari Kementerian Perhubungan, terminal langsung beroperasi. Tidak sampai satu pekan, walaupun kami sadar masih banyak kekurangan dalam proses pembongkaran ini,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Djarwo Surjanto setelah pembukaan “Pembongkaran Container Pertama dari Kapal Intan Daya 4 di Terminal Teluk Lamong”, kemarin.
Djarwo mengatakan, dalam melakukan pelayanan pembongkaran ini, pihaknya akan mengevaluasi. Karena proses pembongkaran tidak sesuai dengan setting awal yang ditetapkan. Di antara persoalan yang muncul adalah bongkar muat seharusnya dilakukan trailer khusus, tapi kemarin sebagian tidak dilakukan kendaraan khusus. Banyak truk yang masuk dan melakukan kegiatan bongkar muat.
Namun, kekurangan yang muncul masih belum mengganggu aktivitas. Pihaknya, lanjut pria 62 tahun ini, kesempurnaan proses pembongkaran akan segera terealisasi dalam waktu dekat. Sebab semua infrastruktur telah terpenuhi secara keseluruhan, tinggal bagaimana mengaplikasikan. “Enam bulan ke depan kesempurnaan sistem pengangkut secara modern akan terealisasi. Ini tahap awal jadi masih dalam kewajaran,” ujar dia.
Keberadaan terminal, ungkap Djarmo, merupakan bukti kesiapan Pelindo dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan Desember 2015. Pelindo akan memberi kebebasan kepada semua pemilik kapal dalam bersandar dan tidak ada pemilahan dermaga-dermaga yang harus dilakukan pembongkaran. “Kami siapkan semua kebutuhan dalam MEA. Semua akan mendorong keberhasilan negara,” kata Djarwo.
Terminal Teluk Lamong (TTL) akan melakukan pembenahan dengan mengevaluasi rutin dari proses bongkar muat. Pada kegiatan komersial perdana ini, TTL melakukan bongkar muat satu unit kapal dengan panjang 98 meter berkapasitas 290 Teu’s. “Dari 290 kontainer kapasitas Kapal Intan Daya 4 itu, 156 boks peti kemas sudah kami bongkar dan muat 134 boks,” kata Agung Kresno Sarwono, Direktur Operasi dan Teknik Terminal Teluk Lamong, Surabaya.
Sampai akhir 2014, Terminal Teluk Lamong menargetkan ada enam kapal yang menggunakan jasa bongkar muat berkonsep green port ini. Apalagi, biaya pembongkaran yang diterapkan tidak mahal.
“Tarif yang kami berikan untuk handling charge per boks Rp601.000 dengan biaya penumpukan di lapangan penumpukan per hari Rp25.000. Untuk lima hari pertama kami hitung satu,” ujarnya.
Arief ardliyanto
(ars)