Didatangi Konsumen karena Barang Uniknya
A
A
A
Pagi itu kerumunan orang selalu memenuhi pelataran taman Cibeunying, Kota Bandung, yang tak lain di jadikan pasar loak. Tujuannya berbedabeda, ada yang sekedar melihat-lihat atau mencari barang unik.
Lokasi pasar yang strategis dan parkiran yang luas, menjadikan pasar loak yang buka hanya sampai siang ini menjadi pilihan favorit dikunjungi. Konsumen yang datang pun beragam, dari para penikmat barang kuno, sampai anak SMA penggila gadget. Semua mencari barang buruannya di kawasan tersebut. Seperti di lapak milik Diki, 39, jam tangan, korek gas, serta kamera dan lensa merek terkenal dijajakan. Harga yang ditawarkanpun relatif murah. “Saya sudah lama jualan. Pembelinya beragam, ada juga wartawan jadi langganan pas zaman kamera analog, “ tutur Diki.
Di sela kesibukannya, Diki sempat melayani konsumen yang begitu tertarik dengan kacamata hitam. Oleh konsumen itu, kacamata ditawar Rp550.000, walaupun bekas namun dari merek terkenal. ”Konsumen di sini memang hapal barang, malah suka sambil browsing,mereka mengecek ke aslian seri dan kode barang di sini,” tutur Diki yang juga berbisnis mobil dan motor jadul.
Disudut lapak lainnya, tampak sesuatu yang tidak kalah menarik, yaitu Enlarger Fujimoto G70 yang masih berfungsi dengan baik dan ditawarkan Rp500.000. Tak kalah menarik, piringan hitam Philips yang dibanderol Rp1,5 juta. “Saya juga pernah jual radio Philips yang pembelinya sampai bolak-balik kerumah, akhirnya saya lepas juga, kasihan,” tutur Hadi, 51, pemilik lapak di pasar loak Cibeunying tersebut.
Selain itu ada penjual obat herbal yang membawa seluruh bahan herbal yang dimilikinya. Dengan maksud meyakinkan pembeli bahwa herbal tersebut diramu sendiri, bahkan di depan konsumen. Tampak beberapa herbal yang sulit ditemukan juga dijajakan, seperti kayu sampang dan buah cendana.Sekitar 50 orang pedagang, memang berdagang hanya dari pagi sampai siang hari. Karena menjelang sore tempat tersebut berubah fungsi menjadi lapak makanan.
“ Pasar loak ini sudah lama, saya saja sudah berdagang selama tiga tahun dan masih terhitung junior,”tutur Abi, 50, pedagang aksesoris.Salah satu koleksi yang dia miliki,foto Soeharto dan Adam Malik ketika menjadi presiden dan wakil presiden periode 1978 yang dijual seharga Rp30.000. Selain barang kuno, terdapat penjual peralatan sulap dengan daya tarik dipraktikan langsung trik sulap oleh penjualnya sehingga membuat penonton berdecak kagum.
” Saya hanya tiga hari mangkal disini, yaitu Senin, Selasa,dan Rabu,” tutur Yayan,30, sembari memainkan trik kartu. Berbagai gadget canggih juga dijajakan. Walau tanpa etalase,tetap tidak mengurangi daya tarik dari smartphone yang di daulat harganya jauh lebih murah dibanding yang dijual di counter atau mal.
Keragaman segmen pasar dari barang- barang yang ditawarkan dipasar loak tersebut memberikan warna lain,dan memiliki persamaan yaitu barang yang dijual di pasar loak tersebut memang barang kualitas premium.
Ridwan Alamsyah
Kota Bandung
Lokasi pasar yang strategis dan parkiran yang luas, menjadikan pasar loak yang buka hanya sampai siang ini menjadi pilihan favorit dikunjungi. Konsumen yang datang pun beragam, dari para penikmat barang kuno, sampai anak SMA penggila gadget. Semua mencari barang buruannya di kawasan tersebut. Seperti di lapak milik Diki, 39, jam tangan, korek gas, serta kamera dan lensa merek terkenal dijajakan. Harga yang ditawarkanpun relatif murah. “Saya sudah lama jualan. Pembelinya beragam, ada juga wartawan jadi langganan pas zaman kamera analog, “ tutur Diki.
Di sela kesibukannya, Diki sempat melayani konsumen yang begitu tertarik dengan kacamata hitam. Oleh konsumen itu, kacamata ditawar Rp550.000, walaupun bekas namun dari merek terkenal. ”Konsumen di sini memang hapal barang, malah suka sambil browsing,mereka mengecek ke aslian seri dan kode barang di sini,” tutur Diki yang juga berbisnis mobil dan motor jadul.
Disudut lapak lainnya, tampak sesuatu yang tidak kalah menarik, yaitu Enlarger Fujimoto G70 yang masih berfungsi dengan baik dan ditawarkan Rp500.000. Tak kalah menarik, piringan hitam Philips yang dibanderol Rp1,5 juta. “Saya juga pernah jual radio Philips yang pembelinya sampai bolak-balik kerumah, akhirnya saya lepas juga, kasihan,” tutur Hadi, 51, pemilik lapak di pasar loak Cibeunying tersebut.
Selain itu ada penjual obat herbal yang membawa seluruh bahan herbal yang dimilikinya. Dengan maksud meyakinkan pembeli bahwa herbal tersebut diramu sendiri, bahkan di depan konsumen. Tampak beberapa herbal yang sulit ditemukan juga dijajakan, seperti kayu sampang dan buah cendana.Sekitar 50 orang pedagang, memang berdagang hanya dari pagi sampai siang hari. Karena menjelang sore tempat tersebut berubah fungsi menjadi lapak makanan.
“ Pasar loak ini sudah lama, saya saja sudah berdagang selama tiga tahun dan masih terhitung junior,”tutur Abi, 50, pedagang aksesoris.Salah satu koleksi yang dia miliki,foto Soeharto dan Adam Malik ketika menjadi presiden dan wakil presiden periode 1978 yang dijual seharga Rp30.000. Selain barang kuno, terdapat penjual peralatan sulap dengan daya tarik dipraktikan langsung trik sulap oleh penjualnya sehingga membuat penonton berdecak kagum.
” Saya hanya tiga hari mangkal disini, yaitu Senin, Selasa,dan Rabu,” tutur Yayan,30, sembari memainkan trik kartu. Berbagai gadget canggih juga dijajakan. Walau tanpa etalase,tetap tidak mengurangi daya tarik dari smartphone yang di daulat harganya jauh lebih murah dibanding yang dijual di counter atau mal.
Keragaman segmen pasar dari barang- barang yang ditawarkan dipasar loak tersebut memberikan warna lain,dan memiliki persamaan yaitu barang yang dijual di pasar loak tersebut memang barang kualitas premium.
Ridwan Alamsyah
Kota Bandung
(ars)