Minim Dukungan, Nasib Perpustakaan Desa Merana
A
A
A
KARANGAYAR - Nasib perpustakaan desa cukup merana, karena minim dukungan dan tidak adanya standar yang ditetapkan. Jumlah perpustakaan desa hanya sekitar 30% dari 177 desa/kelurahan yang ada di Karanganyar.
Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Edy Yusworo mengatakan, mayoritas desa sampai kini memang belum memiliki perpustakaan umum. Sejumlah kendala memang ditemui seperti perlunya tempat yang permanen, jumlah koleksi buku minimal 1.000 eksemplar, dukungan anggaran desa dan pengelolaan berkesinambungan.
“Sebenarnya banyak masyarakat desa yang menawarkan lokasi, namun beberapa persyaratan lainnya sulit dipenuhi. Seperti koleksi bacaan dan dukungan anggaran,” kata Edy Yusworo, kepada wartawan, Rabu (12/11/2014).
Lebih lanjut, pihaknya tidak ingin perpustakaan desa hanya ramai di awal, namun akhirnya terlantar karena kurang dukungan. Guna menyiasati belum adanya perpustaan desa, Arpusda menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling.
Selain itu, dua mobil perpustakaan keliling biasanya mangkal setiap minggu di ajang car free day (CFD). Tercatat ada 14 ribu buku bacaan yang dimiliki perpustakaan keliling.
“Memang cukup mendongkrak pengunjung perpustakaan. Kalau hanya mengandalkan kunjungan ke perpustakaan milik kabupaten jelas tidak signifikan,” bebernya.
Mobil perpustakaan keliling juga mendatangi sekolah formal dan pendidikan usia dini (PAUD). Jenis buku yang laris dibaca di antaranya fiksi dan teknologi terapan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) juga diharapkan, meneruskan program kerjasama penyediaan perpustakaan desa.
Menanggapi hal itu, Camat Mojogedang Yophie Eko Jati Wibowo mengatakan, penyediaan perpustakaan desa mendesak di wilayahnya. Dengan adanya perpustakaan, diharapkan lebih mendorong generasi muda gemar membaca.
“Tentunya harus menarik dengan koleksi buku yang lengkap. Syukur syukur dikelola dengan baik melalui bantuan swasta,” tukasnya.
Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Edy Yusworo mengatakan, mayoritas desa sampai kini memang belum memiliki perpustakaan umum. Sejumlah kendala memang ditemui seperti perlunya tempat yang permanen, jumlah koleksi buku minimal 1.000 eksemplar, dukungan anggaran desa dan pengelolaan berkesinambungan.
“Sebenarnya banyak masyarakat desa yang menawarkan lokasi, namun beberapa persyaratan lainnya sulit dipenuhi. Seperti koleksi bacaan dan dukungan anggaran,” kata Edy Yusworo, kepada wartawan, Rabu (12/11/2014).
Lebih lanjut, pihaknya tidak ingin perpustakaan desa hanya ramai di awal, namun akhirnya terlantar karena kurang dukungan. Guna menyiasati belum adanya perpustaan desa, Arpusda menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling.
Selain itu, dua mobil perpustakaan keliling biasanya mangkal setiap minggu di ajang car free day (CFD). Tercatat ada 14 ribu buku bacaan yang dimiliki perpustakaan keliling.
“Memang cukup mendongkrak pengunjung perpustakaan. Kalau hanya mengandalkan kunjungan ke perpustakaan milik kabupaten jelas tidak signifikan,” bebernya.
Mobil perpustakaan keliling juga mendatangi sekolah formal dan pendidikan usia dini (PAUD). Jenis buku yang laris dibaca di antaranya fiksi dan teknologi terapan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) juga diharapkan, meneruskan program kerjasama penyediaan perpustakaan desa.
Menanggapi hal itu, Camat Mojogedang Yophie Eko Jati Wibowo mengatakan, penyediaan perpustakaan desa mendesak di wilayahnya. Dengan adanya perpustakaan, diharapkan lebih mendorong generasi muda gemar membaca.
“Tentunya harus menarik dengan koleksi buku yang lengkap. Syukur syukur dikelola dengan baik melalui bantuan swasta,” tukasnya.
(san)