Kuatkan Predikat Kota Budaya
A
A
A
KULONPROGO - Warga Pe dukuhan II Desa Panjatan, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, meng gelar Gerebeg Syuro. Tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini, untuk menyambut Muharam, dimulainya tahun baru 1436 Hijriah.
Tradisi ini sekaligus untuk menguatkan predikat Daerah Istimewa se bagai Kota Budaya. Ketua Panitia yang juga Ketua RW 03 Panjatan, Samekto Pri badi mengatakan, tradisi ini dilaksanakan warga dalam satu RW. Setiap tahun, ketika memasuki Muharam, warga selalu menggelar tradisi sebagai ungkapan rasa syukur ini. Biasanya aca ra hanya dilaksanakan dengan menggelar doa bersama dan kenduri.
Namun, tahun ini dikemas da lam suasana berbeda. Warga meng gelar kirab dan prosesi yang kental dalam suasana Jawa. Sebelum kirab, warga menggelar upacara di halaman rumah man tan sesepuh desa Almarhum Basukesti. Seluruh peserta menggunakan pakaian Jawa, termasuk bahasa yang dipakai. Usai didoakan, kirab membawa gunungan hasil bumi, gunungan nasi, dan sukerto (ogohogoh) yang berupa tikus.
Sukerto ini pun akhirnya di ba kar di tepi Sungai Gunseiro dan ane ka gunungan diperebutkan. “Kami pilih tikus sebagai suke to yang kerap mencuri, karena itu kami bakar agar angkara murka yang ada hilang,” ucap Samekto. Sementara, hasil bumi yang dikirab menjadi perlambang ungkapan rasa syukur. Gunungan ini menjadi hasil pertanian yang dikembangkan warga. Ke betulan mayoritas warga ber profesi sebagai petani.
Ketua Komunitas Gunseiro Aris waskito mengatakan, tradisi ini akan terus digelar sebagai bagian dari seni dan tradisi yang ada di Kulonprogo. Hal ini penting sebagai bentuk dukungan dan menjaga predikat DIY se bagai Kota Budaya yang istimewa. “Kami tidak gunakan Da na is, semuanya swadaya mes ki acara ini untuk mendukung predikat Yogyakarta sebagai Kota Budaya,” ujarnya.
Salah seorang warga, Nuriasih mengaku, senang dengan tra disi ini. Biasa warga hanya menggelar kenduri dan doa bersama yang dikenal dengan baritan. Namun, tahun ini ada yang berbeda, karena dimeri ah kan kirab dan pembakaran sukerto. Nuriasih senang menda patkan beberapa hasil bumi pada re butan ini. Di antaranya terong, kacang panjang, dan jambu yang akan dimasak untuk keluarga.
Kuntadi
Tradisi ini sekaligus untuk menguatkan predikat Daerah Istimewa se bagai Kota Budaya. Ketua Panitia yang juga Ketua RW 03 Panjatan, Samekto Pri badi mengatakan, tradisi ini dilaksanakan warga dalam satu RW. Setiap tahun, ketika memasuki Muharam, warga selalu menggelar tradisi sebagai ungkapan rasa syukur ini. Biasanya aca ra hanya dilaksanakan dengan menggelar doa bersama dan kenduri.
Namun, tahun ini dikemas da lam suasana berbeda. Warga meng gelar kirab dan prosesi yang kental dalam suasana Jawa. Sebelum kirab, warga menggelar upacara di halaman rumah man tan sesepuh desa Almarhum Basukesti. Seluruh peserta menggunakan pakaian Jawa, termasuk bahasa yang dipakai. Usai didoakan, kirab membawa gunungan hasil bumi, gunungan nasi, dan sukerto (ogohogoh) yang berupa tikus.
Sukerto ini pun akhirnya di ba kar di tepi Sungai Gunseiro dan ane ka gunungan diperebutkan. “Kami pilih tikus sebagai suke to yang kerap mencuri, karena itu kami bakar agar angkara murka yang ada hilang,” ucap Samekto. Sementara, hasil bumi yang dikirab menjadi perlambang ungkapan rasa syukur. Gunungan ini menjadi hasil pertanian yang dikembangkan warga. Ke betulan mayoritas warga ber profesi sebagai petani.
Ketua Komunitas Gunseiro Aris waskito mengatakan, tradisi ini akan terus digelar sebagai bagian dari seni dan tradisi yang ada di Kulonprogo. Hal ini penting sebagai bentuk dukungan dan menjaga predikat DIY se bagai Kota Budaya yang istimewa. “Kami tidak gunakan Da na is, semuanya swadaya mes ki acara ini untuk mendukung predikat Yogyakarta sebagai Kota Budaya,” ujarnya.
Salah seorang warga, Nuriasih mengaku, senang dengan tra disi ini. Biasa warga hanya menggelar kenduri dan doa bersama yang dikenal dengan baritan. Namun, tahun ini ada yang berbeda, karena dimeri ah kan kirab dan pembakaran sukerto. Nuriasih senang menda patkan beberapa hasil bumi pada re butan ini. Di antaranya terong, kacang panjang, dan jambu yang akan dimasak untuk keluarga.
Kuntadi
(ars)