Jadi Wisata Edukasi, Hasilkan Gas untuk Memasak

Selasa, 04 November 2014 - 12:37 WIB
Jadi Wisata Edukasi,...
Jadi Wisata Edukasi, Hasilkan Gas untuk Memasak
A A A
KULONPROGO - Sampah bagi kota besar menjadi permasalahan yang pelik dan sulit dipecahkan. Namun di Kabupaten Kulonprogo, sampah justru menjadi barang yang bernilai guna. Sampah mau dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Seperti apa pengolahan sampah ini?

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo pada 2014 ini telah menjalin kerja sama dengan Pusat Pengembangan Ekoregional Jawa (PPEJ), organisasi di bawah Kementerian Lingkungan Hidup. Setidaknya ada tiga kegiatan yang dikerjasamakan, yaitu pengolahan sampah menjadi biogas, Instalasi Pengolah air hujan, pengolahan plastik menjadi minyak tanah.

Salah satu yang dikembangkan di tempat ini adalah pengolahan sampah menjadi biogas. Di TPAS ini, setiap harinya ada sekitar 80 meter kubik sampah dari masyarakat. Begitu sampah ini tiba, ada sejumlah pemulung yang mengais rezeki dengan mencari barang yang memiliki nilai ekonomi. Sebagian lagi dipilah dan dijadikan kompos.

Sampah-sampah organik ini kemudian diratakan dan ditimbun dengan tanah hingga ketebalan mencapai tiga atau empat meter. Setiap tumpukan ini dipasang pipa paralon seukuran pohon kelapa yang di seluruh sisinya dibuat berlubang. Pada bagian atas, kembali dipasangi paralon dengan ukuran kecil, untuk menarik gas metana yang timbul dari proses pembusukan sampah.

Pipa paralon kecil ini ditampung dalam filter, yang dihubungkan dengan blower untuk menarik gas metana. Gas ini kemudian disalurkan ke rumah-rumah penduduk yang kondisi ekonominya paspasan. Gas ini bisa dipakai untuk memasak menggantikan elpiji. “Kami ingin jadikan ini menjadi wisata edukasi, bagi masyarakat. Karena dari sampah itu ternyata bisa menghasilkan gas metana yang bisa untuk memasak,” kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kulonprogo, Suharjoko.

Menurutnya, sampai saat ini belum ada perhitungan teknis berapa kadar gas yang dihasilkan sampah ini. Namun mereka meyakini, gas ini cukup banyak dan tidak habis untuk dipakai masyarakat untuk kepentingan memasak. “Gas ini kami bagikan gratis di 20 rumah penduduk di sekitar TPAS untuk memasak,” katanya.

Ke depan, kawasan ini akan menjadi salah satu pusat edukasi. Nantinya juga akan dikembangkan camping ground, taman, dan sarana wisata edukasi lainnya. Pengolahan seperti ini akan sangat mendukung program Kulonprogo untuk meraih Adipura.

Pengelola dan Penataan Sampah TPAS Banyuroto Hendra Gustanto mengatakan, sampah yang paling bagus dan menghasilkan gas metana adalah sampah yang usianya sudah empat bulan. Sampah yang baru satu bulan. Sebenarnya juga sudah mengeluarkan gas hanya produksinya masih sangat sedikit dan belum maksimal. Berapa lama kemampuan sampah ini menghasilkan gas pun masih dihitung. “Begitu sistem ini dipasang, langsung jadi. Api sendiri warnanya biru dan cukup bagus,” ujarnya.

Menurutnya, tidak ada tambahan apapun dari sampah yang menghasilkan gas ini. Munculnya gas secara alami. Rencananya, di TPAS ini akan menjadi pusat penyerahan program PPEJ se-Jawa. Peserta yang hadir nantinya bisa menyaksikan program pengolahan limbah menjadi barang bernilai ekonomis. (bersambung)

Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0916 seconds (0.1#10.140)