Firman Tewas dengan 8 Tusukan

Selasa, 04 November 2014 - 12:14 WIB
Firman Tewas dengan 8 Tusukan
Firman Tewas dengan 8 Tusukan
A A A
RANTAUPRAPAT - Firman Harefa, 31, seorang buruh tani, ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka tikam dan bersimbah darah di areal kebun karet di Dusun Pondok Indomie, Desa Bandar Tinggi, Bilah Hulu, Labuhanbatu, Senin (3/11) sekitar pukul 08.00 WIB.

Firman, warga Desa Gunung Sormin, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), diduga merupakan korban pembunuhan. Sebab di sekujur tubuhnya ditemukan delapan luka tusukan senjata tajam. Peristiwa ini menggegerkan warga Dusun Pondok Indomie yang dihuni mayoritas warga Nias.

Adik ipar korban, Ucok Indaton, 28, warga Dusun Pondok Indomie mengatakan, menemukan jenazah Firman saat melintas lokasi. Tanpa sengaja dia melihat sandal korban terletak di pinggiran kebun karet. Penasaran, Ucok kemudian menyisir kebun karet itu dan menemukan jenazah Firman. “Aku terkejut karena melihat mayat abang iparku tergelatak di bawah pokok karet,” ungkap Ucok kepada wartawan, Senin (3/11).

Menurut Ucok, saat ditemukan jasad korban dalam posisi telentang dengan sejumlah luka tikam di bagian perut abang iparnya. Melihat kondisi abang iparnya membuat dirinya kaget dan langsung berlari mengabarkan penemuan mayat abang iparnya kepada keluarganya. “Setelah kulihat, aku pun langsung lari mengabarkan kepada kepala dusun kami,” ucapnya.

Mendapat informasi itu, Kepala Dusun Pondok Indomie, Arofau, langsung melaporkan penemuan mayat itu kepada polisi. Tidak lama berselang, petugas kepolisian mengidentifikasi dan mengevakuasi jenazah korban ke kamar jenazah RSUD Rantauprapat. “Banyak luka di tubuhnya, diduga itu korban pembunuhan,” kata Arofau ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler.

Sementara mertua korban, Yosefo, 51, mengatakan, menantunya baru tiba di Dusun Pondok Indomie pada Minggu (02/11) malam. Dia hendak berkunjung ke rumah mertuanya. “Dia datang naik kereta, sampai rumah sekitar pukul tujuh malam kemarin,” ujarnya.

Dia menceritakan, setelah hampir satu jam berada di rumahnya, Firman pun keluar mengendarai sepeda motor Yamaha Vega hitam miliknya. Korban mengatakan ingin bermainmain. Namun, mertuanya tidak mengetahui ke mana menantunya pergi.

Setelah berpergian itu, Firman tak kunjung pulang ke rumah Yosefo hingga pihak keluarga mendapat kabar kalau menantunya telah tewas di kebun karet tidak jauh dari pinggir jalan. “Pagi-pagi kami dapat kabar, rupanya benar kalau mayat itu menantuku,” ujar Yosefo.

Yosefa pun mengaku tak mengetahui pasti siapa dan apa motif pembunuhan terhadap menantunya itu. Sebab sepengetahuan dia sang menantu tidak memiliki musuh di daerah itu. “Tapi yang kami lihat, kereta korban hilang, nggak ada di lokasi kejadian,” katanya.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie ketika dikonfirmasi belum bisa memastikan apakah korban merupakan korban pembunuhan atau perampokan. “Pokoknya, saya sudah perintahkan ke Kasat Reskrim supaya dilakukan penyelidikan. Jadi, saya langsung perintahkan dilakukan penyelidikan ke TKP. Sampai sekarang belum ada laporan karena beliau masih disana,” ungkapnya.

Kanit Resum Polres Labuhanbatu Ipda M Ilham Lubis yang dikonfirmasi membenarkan jika korban tewas tidak wajar dengan sejumlah luka tusuk di perutnya. “Jenazahnya sudah diotopsi di rumah sakit,” ucapnya.

Saat disinggung apakah ayah tiga anak itu merupakan korban perampokan, Ilham belum dapat memastikan. “Belum tentu, karena bisa saja ada motif dendam. Tapi masih kami selidiki, mudah-mudahan cepat terungkap,” tandasnya.

Sartana Nasution
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6516 seconds (0.1#10.140)