Pedagang Keluhkan Renovasi PAB
A
A
A
CIMAHI - Sejumlah pedagang kecewa atas renovasi Pasar Atas Baru (PAB) yang menelan anggaran sebesar Rp1,1 miliar oleh Pemkot Cimahi. Sebab renovasi yang dilakukan tidak maksimal sehingga pedagang terpaksa mengeluarkan anggaran pribadi untuk membenahi kios.
“Saya masih perlu membuat rolling door dan fasilitas lain untuk menutup kios dan membuat etalase dengan biaya mencapai Rp15 juta,” kata Aditya, 65, pedagang sembako.
Hal senada dikatakan Eta, 46. Pedagang klontong ini mengaku penyekatan antar kios tak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah karena pedagang harus mengeluarkan modal sendiri. Bangunan kios yang akan diseragamkan meng akibatkan para pedagang yang sudah membuat kios harus membongkar kembali kiosnya. Padahal untuk membangun satu kios bisa menghabiskan Rp2 juta lebih.
Pembeli pun belum sepenuhnya mau naik ke lantai tiga karena harus baik tangga. Akhirnya, banyak pelanggan yang beralih berbelanja ke Pasar Antri. “Kalau di pasar lama jam dua siang bisa pulang karena sudah dapat untung. Tapi di PAB ini boro-boro untung lebih dapat uang separo saja susah sekali,” keluhnya.
Sebelumnya, Kepala Pengelola Teknis Pembangunan PAB yang juga Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Yusi Karim mengatakan, Pemkot Cimahi menargetkan anggaran sebesar Rp1,1 miliar untuk mem bangun kelengkapan infrastruktur di PAB. Anggaran tersebut rencananya digunakan untuk mempartisi atau menyekat tiap kios yang menelan biaya sebesar Rp1 juta.
“Biaya itu hanya biaya partisi dinding dan langit-langit saja, belum kami menyiapkan instalasi listrik dan membangun saluran air dan lapak-lapak bagi pedagang basahan,” tuturnya.
Dia menambahkan, teknis pelaksanaan pembangunan akan di lakukan dengan sistem cicil. Artinya pembangunan tidak sekaligus dirampungkan seluruhnya. Hal itu terkait dengan kegiatan para pedagang yang mesti segera melakukan kegiatan berdagangnya.
Nur Azis
“Saya masih perlu membuat rolling door dan fasilitas lain untuk menutup kios dan membuat etalase dengan biaya mencapai Rp15 juta,” kata Aditya, 65, pedagang sembako.
Hal senada dikatakan Eta, 46. Pedagang klontong ini mengaku penyekatan antar kios tak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah karena pedagang harus mengeluarkan modal sendiri. Bangunan kios yang akan diseragamkan meng akibatkan para pedagang yang sudah membuat kios harus membongkar kembali kiosnya. Padahal untuk membangun satu kios bisa menghabiskan Rp2 juta lebih.
Pembeli pun belum sepenuhnya mau naik ke lantai tiga karena harus baik tangga. Akhirnya, banyak pelanggan yang beralih berbelanja ke Pasar Antri. “Kalau di pasar lama jam dua siang bisa pulang karena sudah dapat untung. Tapi di PAB ini boro-boro untung lebih dapat uang separo saja susah sekali,” keluhnya.
Sebelumnya, Kepala Pengelola Teknis Pembangunan PAB yang juga Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Yusi Karim mengatakan, Pemkot Cimahi menargetkan anggaran sebesar Rp1,1 miliar untuk mem bangun kelengkapan infrastruktur di PAB. Anggaran tersebut rencananya digunakan untuk mempartisi atau menyekat tiap kios yang menelan biaya sebesar Rp1 juta.
“Biaya itu hanya biaya partisi dinding dan langit-langit saja, belum kami menyiapkan instalasi listrik dan membangun saluran air dan lapak-lapak bagi pedagang basahan,” tuturnya.
Dia menambahkan, teknis pelaksanaan pembangunan akan di lakukan dengan sistem cicil. Artinya pembangunan tidak sekaligus dirampungkan seluruhnya. Hal itu terkait dengan kegiatan para pedagang yang mesti segera melakukan kegiatan berdagangnya.
Nur Azis
(ftr)