Dua Wanita Diduga PSK Berseragam SMA Digaruk
A
A
A
SEMARANG - Dua wanita yang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) berseragam SMA digaruk jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang saat merazia anak sekolah di kawasan wisata Pantai Marina, Selasa (28/10/2014).
Petugas yang mendapati dua orang wanita muda berseragam SMA ini sedang asyik duduk di tepi pantai.
Saat ditanya identitas pelajar oleh petugas, dua perempuan yang salah satunya diketahui bernama Fatma Wulan Sari (20) warga Bulusari Sayung, Demak kebingungan.
Akhirnya, keduanya mengaku jika bukan anak SMA lagi, melainkan sudah lulus pada tahun 2012 lalu.
“Saya sudah lulus pak, ini mau ada acara reunian di Pantai Marina, saya sedang menunggu teman-teman,” kilah Fatma.
Namun pernyataan itu tidak langsung dipercaya oleh petugas, keduanya langsung diangkut ke truk yang telah disiapkan oleh petugas untuk dimintai keterangan.
Kasatpol PP Kota Semarang Endro PM melalui Kabid Trantribum, Kusnandir mengatakan, razia tersebut ditujukan bagi pelajar yang membolos saat jam pelajaran.
Sasarannya tempat-tempat wisata dan warnet game online. “Selain menegakkan Perda nomor 1 tahun 2007 Penyelenggaraan Pendidikan, juga dari laporan masyarkat yang resah dengan aktivitas anak-anak yang membolos sekolah itu. Untuk itu, kami melakukan razia ini,” kata dia di sela-sela kegiatan.
Mengenai dua wanita muda yang ditangkap di Pantai Marina, Kusnandir akan menyelidikinya lebih lanjut. Sebab menurutnya, pihaknya menduga jika itu adalah modus para PSK dalam mencari mangsanya.
“Indikasinya ke sana, tapi akan kami selidiki lebih mendalam. Kami khawatir itu adalah tindakan prostitusi terselubung yang menggunakan modus seperti anak SMA untuk meningkatkan harga. Akan kami terus lidik lebih mendalam,” pungkasnya.
Selain dua wanita tersebut, petugas juga mengamankan beberapa pelajar lain yang kedapatan membolos di Kawasan Telogosari, Semarang.
Para remaja yang sedang asyik bermain Playstation dan game online itu tidak berkutik saat petugas membawanya ke dalam truk.
“Saya tadi terlambat sekolah, jadi mau masuk gerbang sekolah sudah tutup. Akhirnya saya main game online di sini,” kata Renaldi, salah satu siswa SMK 7 yang tertangkap dalam razia tersebut.
Dalam razia tersebut, empat pelajar diamankan dan dibawa ke kantor Satpol PP Kota Semarang. Nantinya, pihaknya akan mendata dan memberikan pembinaan kepada para pelajar yang tertangkap itu.
“Termasuk kami akan panggil orang tua dan pihak sekolah tempat anak tersebut belajar agar memberikan pengarahan,” tandas Kusnandir.
Petugas yang mendapati dua orang wanita muda berseragam SMA ini sedang asyik duduk di tepi pantai.
Saat ditanya identitas pelajar oleh petugas, dua perempuan yang salah satunya diketahui bernama Fatma Wulan Sari (20) warga Bulusari Sayung, Demak kebingungan.
Akhirnya, keduanya mengaku jika bukan anak SMA lagi, melainkan sudah lulus pada tahun 2012 lalu.
“Saya sudah lulus pak, ini mau ada acara reunian di Pantai Marina, saya sedang menunggu teman-teman,” kilah Fatma.
Namun pernyataan itu tidak langsung dipercaya oleh petugas, keduanya langsung diangkut ke truk yang telah disiapkan oleh petugas untuk dimintai keterangan.
Kasatpol PP Kota Semarang Endro PM melalui Kabid Trantribum, Kusnandir mengatakan, razia tersebut ditujukan bagi pelajar yang membolos saat jam pelajaran.
Sasarannya tempat-tempat wisata dan warnet game online. “Selain menegakkan Perda nomor 1 tahun 2007 Penyelenggaraan Pendidikan, juga dari laporan masyarkat yang resah dengan aktivitas anak-anak yang membolos sekolah itu. Untuk itu, kami melakukan razia ini,” kata dia di sela-sela kegiatan.
Mengenai dua wanita muda yang ditangkap di Pantai Marina, Kusnandir akan menyelidikinya lebih lanjut. Sebab menurutnya, pihaknya menduga jika itu adalah modus para PSK dalam mencari mangsanya.
“Indikasinya ke sana, tapi akan kami selidiki lebih mendalam. Kami khawatir itu adalah tindakan prostitusi terselubung yang menggunakan modus seperti anak SMA untuk meningkatkan harga. Akan kami terus lidik lebih mendalam,” pungkasnya.
Selain dua wanita tersebut, petugas juga mengamankan beberapa pelajar lain yang kedapatan membolos di Kawasan Telogosari, Semarang.
Para remaja yang sedang asyik bermain Playstation dan game online itu tidak berkutik saat petugas membawanya ke dalam truk.
“Saya tadi terlambat sekolah, jadi mau masuk gerbang sekolah sudah tutup. Akhirnya saya main game online di sini,” kata Renaldi, salah satu siswa SMK 7 yang tertangkap dalam razia tersebut.
Dalam razia tersebut, empat pelajar diamankan dan dibawa ke kantor Satpol PP Kota Semarang. Nantinya, pihaknya akan mendata dan memberikan pembinaan kepada para pelajar yang tertangkap itu.
“Termasuk kami akan panggil orang tua dan pihak sekolah tempat anak tersebut belajar agar memberikan pengarahan,” tandas Kusnandir.
(sms)