Jiwa Kepemimpinan Terlihat sejak Kecil
A
A
A
SALATIGA - Suasana berbeda terlihat di Kantor Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Salatiga pada, Minggu (26/10) malam. Sejumlah anggota PMMI meng gelar doa dan tasyakuran di kantor yang beralamat di Jalan Osamaliki Gang Kaswari No 64 C Klaseman, Sidomukti, Salatiga.
Tasyakuran tersebut spontanitas mereka lakukan setelah mendengar kepastian salah satu seniornya, Hanif Dhakiri, 42, mantan Ketua PMII Salatiga periode 1994/1995 masuk dalam Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Ketenagakerjaan.
Ketua PMII Salatiga Arya Rahmantika, 24, mengatakan, doa tasyakuran dilakukan agar Hanif Dhakiri bisa amanah sebagai menteri.
“Selama menjabat sebagai Ketua PMII Salatiga, saya sudah tiga kali bertemu beliau. Saya merasakan, beliau merupakan sosok yang sangat rendah hati meskipun sudah menduduki jabatan sebagai anggota DPR RI sebelum diangkat menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi,” kata Arya Rahmantika tadi malam.
Dia berharap seniornya di PMII itu bisa bekerja dengan baik dan mengakomodasi kepentingan masyarakat. “Di sisi lain, apa yang telah dicapai oleh beliau dapat menjadi inspirasi bagi seluruh anggota PMII,” ucapnya.
Hal berbeda terlihat dikediaman Hanif di Bonorejo, RT 001/RW 005 Blotongan Salatiga. Rumah Hanif terlihat sepi lantaran orang tuanya yang merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salatiga KH Zuhri Maksum sedang berziarah ke luar kota. Salah satu tetangga Hanif yang juga rekan sejak kecil, Toto Widiyanto, 42, mengatakan, selama ini Hanif sering pulang menemui orang tuanya di Bonorejo meskipun sudah tinggal di Jakarta sejak dilantik menjadi anggota DPR RI periode 009/2014.
Hanif adalah sosok yang sangat dihormati oleh rekanrekannya karena jiwa kepemim pinan yang sudah muncul sejak kecil. Selain itu, Hanif juga me miliki karakter yang tegas dan bijaksana. “Saya pernah satu pesantren dengan Hanif di Magelang. Dari kecil Hanif sudah memiliki karakter yang tegas tapi ramah. Dia juga memiliki pola pikir dewasa saat usianya masih muda, kami sering meng anggap dia sebagai yang ditua kan di antara rekanrekan sepermainan. Hanif memiliki pandangan luas dan sering menjadi rujukan bagi rekan-rekannya,” ucap Toto.
Toto menceritakan, saat masih di pondok pesantren, dia pernah memiliki pengalaman yang unik dengan Hanif. Toto yang kala itu tergolong santri bandel, sering mengajak Hanif membolos di sungai di dekat lokasi pondok. Namun, Hanif dengan bijak memberikan masukan kepada Toto untuk tidak lagi membiasakan diri membolos dan patuh kepada aturan pondok pesantren. “Saya saat itu tergolong bandel dan sering mengajak Hanif membolos, tapi pada suatu waktu Hanif mengajak saya untuk tidak lagi membolos. Entah mengapa, setelah itu saya tidak pernah lagi membolos,” ungkapnya.
Kolega Hanif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Salatiga, Lukman Hakim Al Jambi, 42, menerangkan, Hanif merupakan salah satu tokoh muda yang menjadi inisiator PKB Salatiga dan Kabupaten Semarang. Selain itu, karena kedekatannya dengan tokoh PKB almarhum Matori Abdul Jalil, Hanif juga dipercaya sebagai konseptor logo PKB, Garis-garis Besar Perjuangan Partai, serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PKB.
“Beliau sangat cocok jika kemudian terpilih sebagai menteri di kabinet Jokowi. Perjuangan beliau di organisasi sudah bisa menjadi tolok ukurnya. Selain aktif di partai, beliau juga aktif di sejumlah organisasi nirlaba yang berhubungan dengan masalah sosial kemasyarakatan. Harapan kami, beliau dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perburuhan di Indonesia,” pungkasnya.
Angga Rosa
Tasyakuran tersebut spontanitas mereka lakukan setelah mendengar kepastian salah satu seniornya, Hanif Dhakiri, 42, mantan Ketua PMII Salatiga periode 1994/1995 masuk dalam Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Ketenagakerjaan.
Ketua PMII Salatiga Arya Rahmantika, 24, mengatakan, doa tasyakuran dilakukan agar Hanif Dhakiri bisa amanah sebagai menteri.
“Selama menjabat sebagai Ketua PMII Salatiga, saya sudah tiga kali bertemu beliau. Saya merasakan, beliau merupakan sosok yang sangat rendah hati meskipun sudah menduduki jabatan sebagai anggota DPR RI sebelum diangkat menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi,” kata Arya Rahmantika tadi malam.
Dia berharap seniornya di PMII itu bisa bekerja dengan baik dan mengakomodasi kepentingan masyarakat. “Di sisi lain, apa yang telah dicapai oleh beliau dapat menjadi inspirasi bagi seluruh anggota PMII,” ucapnya.
Hal berbeda terlihat dikediaman Hanif di Bonorejo, RT 001/RW 005 Blotongan Salatiga. Rumah Hanif terlihat sepi lantaran orang tuanya yang merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salatiga KH Zuhri Maksum sedang berziarah ke luar kota. Salah satu tetangga Hanif yang juga rekan sejak kecil, Toto Widiyanto, 42, mengatakan, selama ini Hanif sering pulang menemui orang tuanya di Bonorejo meskipun sudah tinggal di Jakarta sejak dilantik menjadi anggota DPR RI periode 009/2014.
Hanif adalah sosok yang sangat dihormati oleh rekanrekannya karena jiwa kepemim pinan yang sudah muncul sejak kecil. Selain itu, Hanif juga me miliki karakter yang tegas dan bijaksana. “Saya pernah satu pesantren dengan Hanif di Magelang. Dari kecil Hanif sudah memiliki karakter yang tegas tapi ramah. Dia juga memiliki pola pikir dewasa saat usianya masih muda, kami sering meng anggap dia sebagai yang ditua kan di antara rekanrekan sepermainan. Hanif memiliki pandangan luas dan sering menjadi rujukan bagi rekan-rekannya,” ucap Toto.
Toto menceritakan, saat masih di pondok pesantren, dia pernah memiliki pengalaman yang unik dengan Hanif. Toto yang kala itu tergolong santri bandel, sering mengajak Hanif membolos di sungai di dekat lokasi pondok. Namun, Hanif dengan bijak memberikan masukan kepada Toto untuk tidak lagi membiasakan diri membolos dan patuh kepada aturan pondok pesantren. “Saya saat itu tergolong bandel dan sering mengajak Hanif membolos, tapi pada suatu waktu Hanif mengajak saya untuk tidak lagi membolos. Entah mengapa, setelah itu saya tidak pernah lagi membolos,” ungkapnya.
Kolega Hanif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Salatiga, Lukman Hakim Al Jambi, 42, menerangkan, Hanif merupakan salah satu tokoh muda yang menjadi inisiator PKB Salatiga dan Kabupaten Semarang. Selain itu, karena kedekatannya dengan tokoh PKB almarhum Matori Abdul Jalil, Hanif juga dipercaya sebagai konseptor logo PKB, Garis-garis Besar Perjuangan Partai, serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PKB.
“Beliau sangat cocok jika kemudian terpilih sebagai menteri di kabinet Jokowi. Perjuangan beliau di organisasi sudah bisa menjadi tolok ukurnya. Selain aktif di partai, beliau juga aktif di sejumlah organisasi nirlaba yang berhubungan dengan masalah sosial kemasyarakatan. Harapan kami, beliau dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perburuhan di Indonesia,” pungkasnya.
Angga Rosa
(ftr)