Gasak Rp50 Juta, Rampok Bunuh Istri Juragan Palawija
A
A
A
PROBOLINGGO - Istri juragan Palawija, Sumiati (45) dibunuh kawanan perampok bersenjata tajam saat beraksi dalam rumahnya di Desa Kalikajar Kulon, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Senin dinihari (27/10/2014).
Selain membunuh Sumiati, kawanan perampok tersebut juga menguras harta korban senilai Rp50 juta.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, para pelaku yang diperkiraan lima orang ini berhasil masuk rumah juragan toko palawija H Arbaun (50) yang juga suami dari Sumiati dengan cara membobol tembok dapur.
Setelah berada di dalam rumah, mereka menyekap pasangan suami istri tersebut dan mengikat tangannya dengan tali rafia. Agar tidak menimbulkan suara gaduh, mulut kedua korban ini disumpal dengan lakban.
Dengan berbekal senjata tajam jenis celurit, para pelaku ini mengancam korban untuk menunjukkan tempat penyimpanan harta bendanya.
Sumiati yang saat itu terpisah dengan suaminya, diduga terus meronta dan melakukan perlawanan terhadap pelaku. Sehingga akhirnya para pelaku ini menghabisi korban yang sudah tidak berdaya.
Sumiati, tewas dengan kondisi tangan terikat dan mulut disumpal lakban. Korban diduga tewas kehabisan nafas setelah dicekik pelaku karena berusaha melakukan perlawanan.
"Para pelaku ini menggunakan cadar penutup wajah. Mereka mengikat tangan dan menutup mulut kami. Istri saya berusaha melawan dan meminta pertolongan. Tapi mereka malah mencekiknya hingga akhirnya meninggal," kata Arbaun, Senin (27/10/2014).
Menurut Arbaun, para pelaku ini kemudian mengobrak abrik untuk mendapatkan harta bendanya.
Mereka berhasil membawa kabur perhiasan emas seberat dua ons, uang tunai dan beberapa barang dari toko korban. Total kerugian yang diderita korban diperkirakan mencapai sekitar Rp50 juta.
Berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan Tim Identifikasi Polres Probolinggo, di sekitar lokasi, polisi menemukan tali rafia yang digunakan untuk mengikat kedua tangan korban.
Polisi juga menerjunkan dua ekor anjing pelacak untuk menyisir sekitar rumah korban.
Kapolres Probolinggo AKBP Endar Priantoro mengatakan, pihaknya masih masih menyelidiki kasus tersebut.
"Kami masih melakukan penyelidikan kasus ini, dugaan sementara korban tewas dicekik atau tidak bisa bernafas karena dilakban," jelasnya.
Selain membunuh Sumiati, kawanan perampok tersebut juga menguras harta korban senilai Rp50 juta.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, para pelaku yang diperkiraan lima orang ini berhasil masuk rumah juragan toko palawija H Arbaun (50) yang juga suami dari Sumiati dengan cara membobol tembok dapur.
Setelah berada di dalam rumah, mereka menyekap pasangan suami istri tersebut dan mengikat tangannya dengan tali rafia. Agar tidak menimbulkan suara gaduh, mulut kedua korban ini disumpal dengan lakban.
Dengan berbekal senjata tajam jenis celurit, para pelaku ini mengancam korban untuk menunjukkan tempat penyimpanan harta bendanya.
Sumiati yang saat itu terpisah dengan suaminya, diduga terus meronta dan melakukan perlawanan terhadap pelaku. Sehingga akhirnya para pelaku ini menghabisi korban yang sudah tidak berdaya.
Sumiati, tewas dengan kondisi tangan terikat dan mulut disumpal lakban. Korban diduga tewas kehabisan nafas setelah dicekik pelaku karena berusaha melakukan perlawanan.
"Para pelaku ini menggunakan cadar penutup wajah. Mereka mengikat tangan dan menutup mulut kami. Istri saya berusaha melawan dan meminta pertolongan. Tapi mereka malah mencekiknya hingga akhirnya meninggal," kata Arbaun, Senin (27/10/2014).
Menurut Arbaun, para pelaku ini kemudian mengobrak abrik untuk mendapatkan harta bendanya.
Mereka berhasil membawa kabur perhiasan emas seberat dua ons, uang tunai dan beberapa barang dari toko korban. Total kerugian yang diderita korban diperkirakan mencapai sekitar Rp50 juta.
Berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan Tim Identifikasi Polres Probolinggo, di sekitar lokasi, polisi menemukan tali rafia yang digunakan untuk mengikat kedua tangan korban.
Polisi juga menerjunkan dua ekor anjing pelacak untuk menyisir sekitar rumah korban.
Kapolres Probolinggo AKBP Endar Priantoro mengatakan, pihaknya masih masih menyelidiki kasus tersebut.
"Kami masih melakukan penyelidikan kasus ini, dugaan sementara korban tewas dicekik atau tidak bisa bernafas karena dilakban," jelasnya.
(sms)