Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Tidak Dapat Sinyal Telkom
A
A
A
SAMARINDA - Warga di desa perbatasan Indonesia-Malaysia tidak mendapatkan sinyal telekomunikasi, meski tower BTS sudah selesai dibangun sejak tahun 2012. Tidak hanya itu, warga juga mengalami kesulitan mendapat pasokan sembako.
Maka, terasa wajar jika 10 desa di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim), mengancam akan bergabung dengan Malaysia. Pemerintah pusat diharap segara merespon dan memenuhi tuntutan warga tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kaltim Abdullah Sani mengatakan, tower BTS di Desa Tiong Ohang yang telah rampung sejak tahun 2012 itu, dibiayai oleh Pemprov Kaltim melalui bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Barat. Tower ini dibangun berkat kerjasama kemitraan pemerintah dengan TNI.
Kabupaten Mahakam Ulu adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat. Kabupaten ini belum memiliki kepala daerah definitif, hanya penjabat bupati yang ditunjuk Pemprov Kaltim.
Tahun 2013, Diskominfo Kaltim juga membangun tower BTS di Desa Long Apari. Sani mengakui, jika kedua tower yang telah tuntas dibangun itu memang belum bisa digunakan.
Diskominfo Kaltim juga sedang membangun satu tower BTS lagi, di Desa Long Lunuk, Kabupaten Long Pahangai, dan akan tuntas pada Desember 2014.
“Pada tanggal 29 Agustus 2014 lalu, di kantor Telkomsel Balikpapan, sudah dibicarakan antara Penjabat Bupati Mahulu dan Kadiskominfo Kaltim, bersama GM Telkomsel Balikpapan. Disepakati Telkomsel siap memasang BTS dan sudah dilakukan survey ke dua lokasi tersebut, pada 4 September 2014 lalu,” kata Sani, Rabu (22/10/2014).
Dia menambahkan, Telkomsel segera memasang jaringan di dua BTS tersebut, agar segera bisa beroperasi. Sani pun meyakinkan paling cepat akhir tahun ini, dua BTS ini sudah beroperasi.
“Karena menunggu peralatan dari Jakarta dan yang dibawa ke lokasi sangat banyak, seberat satu ton. Ada kesulitan menuju lokasi, karena musim kemarau yang membuat air sungai surut,” katanya.
Untuk operasionalnya, kata Sani, Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu akan membantu pengadaan generator listrik (genset). Hanya saja, peralatan lain memang sulit dibawa ke lokasi, karena akses menuju ke sana yang sulit. “Insya Allah, tahun 2015 sudah kring,” katanya.
Sementara itu, pihak Telkomsel hingga saat ini masih sulit dikonfirmasi terkait kesiapan membuka pelayanan telekomunikasi seluler di perbatasan.
Perusahaan telekomunikasi plat merah ini memang menjadi mitra pemerintah untuk membuka akses telekomunikasi di kawasan perbatasan. Di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara, Telkomsel sudah membuka jaringan dengan pola kerjasama seperti ini.
Maka, terasa wajar jika 10 desa di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim), mengancam akan bergabung dengan Malaysia. Pemerintah pusat diharap segara merespon dan memenuhi tuntutan warga tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kaltim Abdullah Sani mengatakan, tower BTS di Desa Tiong Ohang yang telah rampung sejak tahun 2012 itu, dibiayai oleh Pemprov Kaltim melalui bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Barat. Tower ini dibangun berkat kerjasama kemitraan pemerintah dengan TNI.
Kabupaten Mahakam Ulu adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat. Kabupaten ini belum memiliki kepala daerah definitif, hanya penjabat bupati yang ditunjuk Pemprov Kaltim.
Tahun 2013, Diskominfo Kaltim juga membangun tower BTS di Desa Long Apari. Sani mengakui, jika kedua tower yang telah tuntas dibangun itu memang belum bisa digunakan.
Diskominfo Kaltim juga sedang membangun satu tower BTS lagi, di Desa Long Lunuk, Kabupaten Long Pahangai, dan akan tuntas pada Desember 2014.
“Pada tanggal 29 Agustus 2014 lalu, di kantor Telkomsel Balikpapan, sudah dibicarakan antara Penjabat Bupati Mahulu dan Kadiskominfo Kaltim, bersama GM Telkomsel Balikpapan. Disepakati Telkomsel siap memasang BTS dan sudah dilakukan survey ke dua lokasi tersebut, pada 4 September 2014 lalu,” kata Sani, Rabu (22/10/2014).
Dia menambahkan, Telkomsel segera memasang jaringan di dua BTS tersebut, agar segera bisa beroperasi. Sani pun meyakinkan paling cepat akhir tahun ini, dua BTS ini sudah beroperasi.
“Karena menunggu peralatan dari Jakarta dan yang dibawa ke lokasi sangat banyak, seberat satu ton. Ada kesulitan menuju lokasi, karena musim kemarau yang membuat air sungai surut,” katanya.
Untuk operasionalnya, kata Sani, Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu akan membantu pengadaan generator listrik (genset). Hanya saja, peralatan lain memang sulit dibawa ke lokasi, karena akses menuju ke sana yang sulit. “Insya Allah, tahun 2015 sudah kring,” katanya.
Sementara itu, pihak Telkomsel hingga saat ini masih sulit dikonfirmasi terkait kesiapan membuka pelayanan telekomunikasi seluler di perbatasan.
Perusahaan telekomunikasi plat merah ini memang menjadi mitra pemerintah untuk membuka akses telekomunikasi di kawasan perbatasan. Di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara, Telkomsel sudah membuka jaringan dengan pola kerjasama seperti ini.
(san)