Taruna Tewas saat Apel, Senior dan Dokter Poliklinik Diperiksa
A
A
A
SEMARANG - Polisi mulai memeriksa senior dan dokter poliklinik Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang terkait tewasnya Rio Arsa Kusumabahari (20) taruna tingkat II saat apel malam.
Pemeriksaan dan penyelidikan dilakukan karena polisi mencurigai kematian korban akibat dari tindak kekerasan.
Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto, mengatakan sejauh ini saksi – saksi yang sudah dimintai keterangan ada lima orang.
“Satu senior pembimbing, dokter poliklinik PIP Semarang dan tiga teman sekamar korban. Sekarang masih diselidiki,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang, Jumat (17/10/2014).
Pemeriksaan sementara, kata Wika, hasilnya tidak ada kekerasan di tubuh korban. Namun demikian, Wika menyebut sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil visum dari medis yang menangani.
Pasalnya, memang ditemukan bekas lebam di punggung korban. “Visum dari dokter masih kami tunggu,” lanjutnya.
Terpisah, Kapolsek Semarang Selatan, Kompol Yuni, menambahkan dari keterangan dokter yang didapatnya, penyebab kematian korban karena gagal nafas.
“Mungkin saat tidur terus tiba – tiba berdiri, lalu gagal nafas. Diagnosa dari dokter seperti itu,” kata dia dikonfirmasi terpisah.
Dari keterangan yang didapatnya, korban sempat dilakukan pacu jantung di RS Roemani Semarang. Yuni mengatakan, pihak keluarga korban menerima insiden ini sebagai suatu musibah dan tidak menuntut apa – apa.
Seperti diberitakan, insiden kematian Rio bermula pada Rabu (15/10/2014) sekira pukul 22.00 WIB di PIP, Jalan Singosari Raya Semarang, sedang dilakukan pengecekan kamar.
Korban Rio yang merupakan warga asli Kupang Dukuh RT07/RW02, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, berbaris bersama teman-temannya, posisinya paling kiri.
Belum diketahui penyebab pastinya, korban tiba-tiba jatuh telentang dan pingsan di tempat tidur.
Oleh teman-temannya; yakni Adit Mahendra Kurniawan (Taruna Tingkat II), Yannis Dwi Poerdianto (Taruna Tingkat II), Muhammad Rizky Satiyo Hutomo (Taruna Tingkat II) dan Viyan Ardiyanto (Taruna Tingkat IV), korban dibawa ke poliklinik setempat.
Namun, karena belum sadar dibawa ke RS Roemani. Belum sampai RS yang jaraknya sekitar 200 meter dari PIP, korban ternyata sudah meninggal dunia.
Humas RS Roemani, Mardiyah, menyebut, pihaknya menerima pasien Rio sekira pukul 23.00 WIB. “Tapi saat tiba kondisinya sudah meninggal,” tandasnya.
Pemeriksaan dan penyelidikan dilakukan karena polisi mencurigai kematian korban akibat dari tindak kekerasan.
Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto, mengatakan sejauh ini saksi – saksi yang sudah dimintai keterangan ada lima orang.
“Satu senior pembimbing, dokter poliklinik PIP Semarang dan tiga teman sekamar korban. Sekarang masih diselidiki,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang, Jumat (17/10/2014).
Pemeriksaan sementara, kata Wika, hasilnya tidak ada kekerasan di tubuh korban. Namun demikian, Wika menyebut sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil visum dari medis yang menangani.
Pasalnya, memang ditemukan bekas lebam di punggung korban. “Visum dari dokter masih kami tunggu,” lanjutnya.
Terpisah, Kapolsek Semarang Selatan, Kompol Yuni, menambahkan dari keterangan dokter yang didapatnya, penyebab kematian korban karena gagal nafas.
“Mungkin saat tidur terus tiba – tiba berdiri, lalu gagal nafas. Diagnosa dari dokter seperti itu,” kata dia dikonfirmasi terpisah.
Dari keterangan yang didapatnya, korban sempat dilakukan pacu jantung di RS Roemani Semarang. Yuni mengatakan, pihak keluarga korban menerima insiden ini sebagai suatu musibah dan tidak menuntut apa – apa.
Seperti diberitakan, insiden kematian Rio bermula pada Rabu (15/10/2014) sekira pukul 22.00 WIB di PIP, Jalan Singosari Raya Semarang, sedang dilakukan pengecekan kamar.
Korban Rio yang merupakan warga asli Kupang Dukuh RT07/RW02, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, berbaris bersama teman-temannya, posisinya paling kiri.
Belum diketahui penyebab pastinya, korban tiba-tiba jatuh telentang dan pingsan di tempat tidur.
Oleh teman-temannya; yakni Adit Mahendra Kurniawan (Taruna Tingkat II), Yannis Dwi Poerdianto (Taruna Tingkat II), Muhammad Rizky Satiyo Hutomo (Taruna Tingkat II) dan Viyan Ardiyanto (Taruna Tingkat IV), korban dibawa ke poliklinik setempat.
Namun, karena belum sadar dibawa ke RS Roemani. Belum sampai RS yang jaraknya sekitar 200 meter dari PIP, korban ternyata sudah meninggal dunia.
Humas RS Roemani, Mardiyah, menyebut, pihaknya menerima pasien Rio sekira pukul 23.00 WIB. “Tapi saat tiba kondisinya sudah meninggal,” tandasnya.
(sms)