Beredar, Video Perkelahian Siswi di Polewali Mandar

Rabu, 15 Oktober 2014 - 23:02 WIB
Beredar, Video Perkelahian...
Beredar, Video Perkelahian Siswi di Polewali Mandar
A A A
POLEWALI - Dunia pendidikan di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) kembali tercoreng. Hal itu setelah beredarnya sebuah video adegan perkelahian wanita yang mengenakan seragam sekolah.

Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, video perkelahian tersebut dilakoni dua siswi yang diduga berasal dari dua sekolah berbeda.

Dalam video berdurasi dua menit dua detik ini, kedua siswi berkelahi hingga saling mencekik. Aksi perkelahian kedua gadis ini diduga dipicu persoalan asmara. Salah satu pelaku video perkelahian itu dituduh merebut pacar pelaku lainnya.

Akhirnya, kedua gadis tersebut bertemu di sebuah lokasi perkebunan, dan terjadilah perkelahian. Dalam adegan video tersebut, awalnya kedua gadis itu berdebat.

Pembina OSIS SMAN 1 Tinambung Nur Abid, yang dikonfirmasi terkait kasus video kekerasan tersebut, membantah salah satu siswi adalah murid di sekolahnya. Walaupun beberapa waktu lalu ada siswinya yang terlibat perkelahian, tetapi kasus tersebut sudah diselesaikan.

Bantahan Nur Abid itu dilakukan dengan alasan seragam sekolah yang digunakan kedua pelaku dalam video itu bukan seragam SMA 1 Tinambung. "Saya pun tidak tahu itu seragam sekolah mana. Yang jelas, kalau lihat pakaiannya itu bukan siswa kami," tandasnya.

Meski demikian, Nur Abid berjanji, jika memang dalam pelaku kekerasan itu adalah siswanya, tentu pihak sekolah tidak akan tinggal diam dan bakal memberikan sanksi karena sudah mencederai citra pendidikan.

Senada dengan itu, pembina OSIS SMK 1 Tinambung Ahmad, juga ikut membantah bahwa siswi dalam adegan itu adalah anak didiknya. "Saya baru dengar ini. Kalaupun kejadiannya tidak diketahui kapan, tapi selama ini kami rutin melakukan pemeriksaan HP, tidak pernah ada video kekerasan ditemukan," tutur Ahmad.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Polman Andi Parial mengaku sangat prihatin dengan aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak pelajar di daerah ini. "Ini tidak bisa dibiarkan, karena akan mencederai dunia pendidikan di mata masyarakat."

Karena itu, pihaknya segera membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus video kekerasan itu. Sementara, dua sekolah yang diduga siswanya terlibat dalam perkelahian itu akan dipanggil untuk mengklarifikasi kasus tersebut.

Menurut Andi Parial, kasus kekerasan pelajar tidak bisa dibiarkan. Karena itu, pihaknya tidak akan main-main untuk mengusut kasus tersebut. Jika ditemukan bukti kuat, pihaknya akan memberikan sanksi kepada pihak sekolah karena lalai mengontrol anak didiknya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8041 seconds (0.1#10.140)