Tank Leopard Hipnotis Warga Cirebon
A
A
A
CIREBON - Keberadaan empat unit Main Battle Tank Leopard milik TNI AD yang dibeli dari Jerman seharga sekitar Rp200 miliar, Senin(13/10/2014), telah menghipnotis warga Cirebon, Jawa Barat (Jabar).
Setelah "dipajang" di depan Gedung Balai Kota Cirebon, keempatnya kemudian "membelah" sejumlah jalan utama Kota Cirebon, mengangkut anak-anak sekolah dan warga yang tampak antusias melihatnya.
Leopard merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD terbaru. Tank seberat 62 ton itu baru saja digunakan saat upacara peringatan HUT TNI ke-69 di Surabaya. Leopard memiliki spesifikasi panjang 9,97 meter, lebar 3,57 meter, dan tinggi 3 meter.
Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno dan Komandan Korem (Danrem) 063/Sunan Gunung Jati (SGJ) Kolonel Arm Benny Effendi tampak di antara warga yang menumpang tank hari itu. Bukan hanya warga yang menumpang tank, antusiasme juga ditunjukkan warga lain yang menonton Leopard saat melintas.
Keberadaan Leopard pun dijadikan ajang selfie warga. Para orang tua rata-rata mengajak anak-anak mereka untuk melihat Leopard yang dipajang di depan Balai Kota. Kebanyakan pelajar merupakan murid SD dan SMP, baik yang ada di Kota Cirebon maupun Kabupaten Cirebon.
Joyride sendiri dilakukan sepanjang jalan utama, dimulai dari depan Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi-Jalan Slamet Riyadi-Jalan Wahidin-Jalan Kartini, dan berakhir kembali di depan Balai Kota. Sepanjang jalan yang dilintasi, teriakan merdeka para "penumpang" maupun warga yang menyaksikan terus mengiringi.
Merayap melintasi jalanan kota yang cukup padat, Leopard pun menjadi pemandangan yang mengundang warga, mulai pekerja informal hingga perkantoran.
Leopard yang sebelumnya dipamerkan di Semarang, Jawa tengah, ini diklaim sebagai kendaraan tempur lapis baja tercanggih. Namun begitu, saat salah satu kereta api (KA) hendak melintas, Leopard bersama rombongannya pun tetap harus berhenti bergerak.
“Joyride Leopard dilakukan agar masyarakat tahu persenjataan tercanggih dan terbaru milik TNI AD sekarang. Di luar Leopard, ada beberapa macam senjata lain yang tak ikut dipamerkan kali ini, seperti senjata artileri maupun helikopter terbaru,” jelas Danrem 063/SGJ Kolonel Arm Benny Effendi.
Dia meyakinkan, jalan yang dilintasi keempat Leopard tak akan rusak mengingat adanya pembagian beban dengan kuda-kuda tank tersebut. Dia mengakui adanya kontradiksi terkait Leopard yang dikhawatirkan akan merusak jalan. Joyride ini, sebagai pembuktiannya.
Usai joyride, Leopard selanjutnya akan ke Jakarta untuk dipamerkan di kawasan Monas, melalui jalur pantura melalui Tol Cikampek. Keberadaan Leopard di tengah masyarakat sendiri dipandang Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno sebagai penambah wawasan.
“Masyarakat dapat melihat dan merasakan langsung ada senjata tercanggih milik TNI AD. Ini juga dapat menambah rasa patriotisme mereka terhadap bangsa dan negara,” tutur dia sebelum menaiki Leopard.
Pendapat itu agaknya tak berlebihan ketika mendengar opini salah seorang murid kelas 5 SD Pamitran, Riri Reyhana Sofi, yang mengaku bangga dengan adanya Leopard.
Terlebih, dirinya berkesempatan turut dalam momentum yang bisa disebut bersejarah itu dengan menaikinya bersama teman-teman. “Keren Indonesia punya tank seperti ini, apalagi saya bisa naik tank keliling kota,” ungkap dia.
Setelah "dipajang" di depan Gedung Balai Kota Cirebon, keempatnya kemudian "membelah" sejumlah jalan utama Kota Cirebon, mengangkut anak-anak sekolah dan warga yang tampak antusias melihatnya.
Leopard merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD terbaru. Tank seberat 62 ton itu baru saja digunakan saat upacara peringatan HUT TNI ke-69 di Surabaya. Leopard memiliki spesifikasi panjang 9,97 meter, lebar 3,57 meter, dan tinggi 3 meter.
Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno dan Komandan Korem (Danrem) 063/Sunan Gunung Jati (SGJ) Kolonel Arm Benny Effendi tampak di antara warga yang menumpang tank hari itu. Bukan hanya warga yang menumpang tank, antusiasme juga ditunjukkan warga lain yang menonton Leopard saat melintas.
Keberadaan Leopard pun dijadikan ajang selfie warga. Para orang tua rata-rata mengajak anak-anak mereka untuk melihat Leopard yang dipajang di depan Balai Kota. Kebanyakan pelajar merupakan murid SD dan SMP, baik yang ada di Kota Cirebon maupun Kabupaten Cirebon.
Joyride sendiri dilakukan sepanjang jalan utama, dimulai dari depan Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi-Jalan Slamet Riyadi-Jalan Wahidin-Jalan Kartini, dan berakhir kembali di depan Balai Kota. Sepanjang jalan yang dilintasi, teriakan merdeka para "penumpang" maupun warga yang menyaksikan terus mengiringi.
Merayap melintasi jalanan kota yang cukup padat, Leopard pun menjadi pemandangan yang mengundang warga, mulai pekerja informal hingga perkantoran.
Leopard yang sebelumnya dipamerkan di Semarang, Jawa tengah, ini diklaim sebagai kendaraan tempur lapis baja tercanggih. Namun begitu, saat salah satu kereta api (KA) hendak melintas, Leopard bersama rombongannya pun tetap harus berhenti bergerak.
“Joyride Leopard dilakukan agar masyarakat tahu persenjataan tercanggih dan terbaru milik TNI AD sekarang. Di luar Leopard, ada beberapa macam senjata lain yang tak ikut dipamerkan kali ini, seperti senjata artileri maupun helikopter terbaru,” jelas Danrem 063/SGJ Kolonel Arm Benny Effendi.
Dia meyakinkan, jalan yang dilintasi keempat Leopard tak akan rusak mengingat adanya pembagian beban dengan kuda-kuda tank tersebut. Dia mengakui adanya kontradiksi terkait Leopard yang dikhawatirkan akan merusak jalan. Joyride ini, sebagai pembuktiannya.
Usai joyride, Leopard selanjutnya akan ke Jakarta untuk dipamerkan di kawasan Monas, melalui jalur pantura melalui Tol Cikampek. Keberadaan Leopard di tengah masyarakat sendiri dipandang Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno sebagai penambah wawasan.
“Masyarakat dapat melihat dan merasakan langsung ada senjata tercanggih milik TNI AD. Ini juga dapat menambah rasa patriotisme mereka terhadap bangsa dan negara,” tutur dia sebelum menaiki Leopard.
Pendapat itu agaknya tak berlebihan ketika mendengar opini salah seorang murid kelas 5 SD Pamitran, Riri Reyhana Sofi, yang mengaku bangga dengan adanya Leopard.
Terlebih, dirinya berkesempatan turut dalam momentum yang bisa disebut bersejarah itu dengan menaikinya bersama teman-teman. “Keren Indonesia punya tank seperti ini, apalagi saya bisa naik tank keliling kota,” ungkap dia.
(lis)