Dikira Kecelakaan, Ternyata Tewas Dikeroyok
A
A
A
PEKALONGAN - Hendra Rosadi (16) warga Kelurahan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan awalnya diduga tewas akibat kecelakaan yang menimpanya bersama dua temannya, yakni Mustofa Fikri (16) warga Kertoharjo, Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan dan Khaerul Anam (20) warga Desa Pegandong, Karangdadap, Pekalongan. Kejadian itu baru terungkap setelah Mustofa Fikri siuman dalam perawatan RS HA Djunaid.
"Awalnya saya tahunya juga karena kecelakaan. Tapi teman-temannya saat menjenguk curiga, sebab lukanya anak saya dan Khaerul, kebanyakan diwajah. Sekitar jam 08.00 WIB, anak saya sadar dan cerita kalau dia jatuh bukan karena kecelakaan, tapi ditendang oleh orang," kata Nur Akhwan (54) orang tua Mustofa Fikri, saat ditemui di RS HA Djunaid, Sabtu (11/10/2014).
Mengetahui hal itu, Nur Akhwan langsung memberitahukan kepada keluarga Hendra Rosadi untuk melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Setelah itu, baru jasad korban dikebumikan di TPU setempat.
"Kejadian ditendangnyakan Jumat 10 Oktober dini hari. Anak saya sadar dan cerita itu (kronologis). Kemudian keluarga Hendra saya kabari dan kami lapor polisi," ujarnya.
Hal senada dikatakan Darmi (50) ibu Mustofa Fikri. Kabar awal yang diterimanya adalah kecelakaan lalulintas anaknya bersama kedua temannya.
Menurutnya, korban pamit kepadanya hanya untuk menghadiri hajatan yang tak jauh dari rumahnya Kamis 9 Oktober usai Magrib. Namun hingga dini hari dia tak bisa menghubungi Mustofa.
"Jam 22.00 WIB itu dia (Mustofa) masih karambol. Setelah itu saya telp HPnya jam 23.00 WIB nggak bisa. Saya dapat kabar sekitar jam 03.15 WIB. Awalnya dari teman-teman anak saya dan tetangga, anak saya, Khaerul, dan Hendra itu kecelakaan," ujarnya.
Kabar pengeroyokan itu, lanjut dia, terkuak saat korban sadar dari pingsannya. Dari hasil cerita yang didapatnya, ketiga korban berboncengan menggunakan satu motor milik Khoirul Anam, dikejar para pelaku dan sesampainya di Desa Simbang Wetan, ketiganya ditendang hingga terjatuh.
"Baru tahu jatuhnya karena ditendang ya setelah anak (Mustofa) itu sadar, katanya Jumat dini hari itu pas boncengan bertiga pakai motornya Khoirul, dikejar dan ditendang pas di Simbang Wetan dekat Indomart itu. Setelah jatuh dipukuli orang-orang yang ngejar itu," ujarnya.
Terpisah Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Bambang Purnomo, saat dihubungi membenarkan kejadian itu. Dikatakan, awalnya laporan terkait meninggalnya korban disebabkan karena kecelakaan lalullintas. Namun dalam perkembangannya terdapat unsur penganiayaan.
"Awalnya laporan kecelakaan lalulintas. Dalam perkembangannya ternyata terdapat unsur penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama di tempat umum," katanya, Sabtu (11/10/2014).
Dijelaskan, pengeroyokan itu terjadi pada Jumat 10 Oktober dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB di Desa Simbang Wetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku pengeroyokan berjumlah sembilan orang.
"Pelaku jumlahnya 9 orang, dan dua diantaranya sudah kami tangkap. Inisial X dan Y warga Simbang, yang lain masih dalam pengejaran," jelasnya.
Selain melakukan pengejaran pelaku lainnya, pihaknya masih mengembangkan dan mendalami kasus tersebut, terkait motif yang dilakukan oleh para pelaku.
"Motif juga masih kita dalami. Korban meninggal itu sementara diduga kehabisan darah akibat luka di kepalanya, dan meninggal saat di rumah sakit. Dua korbannya masih dalam perawatan di rumah sakit," tambahnya.
Mustofa Fikri masih dalam perawatan intensif di RS H.A Djunaid Kota Pekalongan, dan Khaerul Anam dirujuk ke RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Sedangkan Hendra Rosidi sudah dimakamkan pihak keluarga. Hingga kini kasusnya masih dalam penanganan petugas kepolisian setempat.
"Awalnya saya tahunya juga karena kecelakaan. Tapi teman-temannya saat menjenguk curiga, sebab lukanya anak saya dan Khaerul, kebanyakan diwajah. Sekitar jam 08.00 WIB, anak saya sadar dan cerita kalau dia jatuh bukan karena kecelakaan, tapi ditendang oleh orang," kata Nur Akhwan (54) orang tua Mustofa Fikri, saat ditemui di RS HA Djunaid, Sabtu (11/10/2014).
Mengetahui hal itu, Nur Akhwan langsung memberitahukan kepada keluarga Hendra Rosadi untuk melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Setelah itu, baru jasad korban dikebumikan di TPU setempat.
"Kejadian ditendangnyakan Jumat 10 Oktober dini hari. Anak saya sadar dan cerita itu (kronologis). Kemudian keluarga Hendra saya kabari dan kami lapor polisi," ujarnya.
Hal senada dikatakan Darmi (50) ibu Mustofa Fikri. Kabar awal yang diterimanya adalah kecelakaan lalulintas anaknya bersama kedua temannya.
Menurutnya, korban pamit kepadanya hanya untuk menghadiri hajatan yang tak jauh dari rumahnya Kamis 9 Oktober usai Magrib. Namun hingga dini hari dia tak bisa menghubungi Mustofa.
"Jam 22.00 WIB itu dia (Mustofa) masih karambol. Setelah itu saya telp HPnya jam 23.00 WIB nggak bisa. Saya dapat kabar sekitar jam 03.15 WIB. Awalnya dari teman-teman anak saya dan tetangga, anak saya, Khaerul, dan Hendra itu kecelakaan," ujarnya.
Kabar pengeroyokan itu, lanjut dia, terkuak saat korban sadar dari pingsannya. Dari hasil cerita yang didapatnya, ketiga korban berboncengan menggunakan satu motor milik Khoirul Anam, dikejar para pelaku dan sesampainya di Desa Simbang Wetan, ketiganya ditendang hingga terjatuh.
"Baru tahu jatuhnya karena ditendang ya setelah anak (Mustofa) itu sadar, katanya Jumat dini hari itu pas boncengan bertiga pakai motornya Khoirul, dikejar dan ditendang pas di Simbang Wetan dekat Indomart itu. Setelah jatuh dipukuli orang-orang yang ngejar itu," ujarnya.
Terpisah Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Bambang Purnomo, saat dihubungi membenarkan kejadian itu. Dikatakan, awalnya laporan terkait meninggalnya korban disebabkan karena kecelakaan lalullintas. Namun dalam perkembangannya terdapat unsur penganiayaan.
"Awalnya laporan kecelakaan lalulintas. Dalam perkembangannya ternyata terdapat unsur penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama di tempat umum," katanya, Sabtu (11/10/2014).
Dijelaskan, pengeroyokan itu terjadi pada Jumat 10 Oktober dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB di Desa Simbang Wetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku pengeroyokan berjumlah sembilan orang.
"Pelaku jumlahnya 9 orang, dan dua diantaranya sudah kami tangkap. Inisial X dan Y warga Simbang, yang lain masih dalam pengejaran," jelasnya.
Selain melakukan pengejaran pelaku lainnya, pihaknya masih mengembangkan dan mendalami kasus tersebut, terkait motif yang dilakukan oleh para pelaku.
"Motif juga masih kita dalami. Korban meninggal itu sementara diduga kehabisan darah akibat luka di kepalanya, dan meninggal saat di rumah sakit. Dua korbannya masih dalam perawatan di rumah sakit," tambahnya.
Mustofa Fikri masih dalam perawatan intensif di RS H.A Djunaid Kota Pekalongan, dan Khaerul Anam dirujuk ke RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Sedangkan Hendra Rosidi sudah dimakamkan pihak keluarga. Hingga kini kasusnya masih dalam penanganan petugas kepolisian setempat.
(sms)