Wakapolres Pamekasan Tanggapi Unjuk Rasa Anggota
A
A
A
PAMEKASAN - Unjuk rasa dan penyegelan rumah dinas perwira yang dilakukan anggota Polres Pamekasan, Jawa Timur, direspons Wakapolres Pamekasan Kompol Hartono.
Menurutnya, tudingan yang disampaikan anggota tersebut tidak benar. Ia mengaku, persoalan yang terjadi selama ini sampai berujung pada aksi unjuk rasa karena adanya kesalahpahaman antara unsur pimpinan dengan anggota.
"Teguran dalam polisi tidak mungkin lemah lembut, pasti tegas. Tapi, bukan kasar," terang Hartono saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (4/10/2014).
Ia menyatakan, sebagai pimpinan dirinya tidak mungkin melontarkan penyataan kotor terhadap anggota. Peristiwa unjuk rasa dan penyegelan rumah dinas perwira ini terjadi lantaran kesalahpahaman. Kemudian, ada yang membesar-besarkan sehingga semakin memperkeruh situasi.
"Saya memang pernah menegur anggota saat apel di Arek Lancor. Tujuannya ingin memberikan motivasi pada anggota agar semangat dalam menjalankan tugas, terutama dalam mengungkap sebuah kasus," paparnya.
Sebab, menurutnya, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang berhasil diungkap hanya sedikit. Padahal, kasus curanmor kerap terjadi di Pamekasan. Tapi, dari 58 kasus, yang berhasil diungkap baru tiga kasus.
"Soal mutasi, itu kewenangan pimpinan. Namun, yang jelas selama ini saya sudah menjalankan tugas sesuai mekanisme yang ada, termasuk dalam melakukan pembinaan terhadap anggota," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, rumah dinas tiga perwira Polres Pamekasan, Jawa Timur, disegel anggotanya sendiri, Sabtu (4/10/2014). Sebab, ketiga perwira tersebut dituding semena-mena. Bahkan, dituding kerap menghina anggotanya.
Penyegelan ketiga rumah dinas ini sebagai puncak kekesalan anggota seusai menggelar aksi unjuk rasa di halaman polres setempat. Saat berorasi, mereka tidak ditemui Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarasman, karena sedang cuti naik haji.
Menurutnya, tudingan yang disampaikan anggota tersebut tidak benar. Ia mengaku, persoalan yang terjadi selama ini sampai berujung pada aksi unjuk rasa karena adanya kesalahpahaman antara unsur pimpinan dengan anggota.
"Teguran dalam polisi tidak mungkin lemah lembut, pasti tegas. Tapi, bukan kasar," terang Hartono saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (4/10/2014).
Ia menyatakan, sebagai pimpinan dirinya tidak mungkin melontarkan penyataan kotor terhadap anggota. Peristiwa unjuk rasa dan penyegelan rumah dinas perwira ini terjadi lantaran kesalahpahaman. Kemudian, ada yang membesar-besarkan sehingga semakin memperkeruh situasi.
"Saya memang pernah menegur anggota saat apel di Arek Lancor. Tujuannya ingin memberikan motivasi pada anggota agar semangat dalam menjalankan tugas, terutama dalam mengungkap sebuah kasus," paparnya.
Sebab, menurutnya, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang berhasil diungkap hanya sedikit. Padahal, kasus curanmor kerap terjadi di Pamekasan. Tapi, dari 58 kasus, yang berhasil diungkap baru tiga kasus.
"Soal mutasi, itu kewenangan pimpinan. Namun, yang jelas selama ini saya sudah menjalankan tugas sesuai mekanisme yang ada, termasuk dalam melakukan pembinaan terhadap anggota," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, rumah dinas tiga perwira Polres Pamekasan, Jawa Timur, disegel anggotanya sendiri, Sabtu (4/10/2014). Sebab, ketiga perwira tersebut dituding semena-mena. Bahkan, dituding kerap menghina anggotanya.
Penyegelan ketiga rumah dinas ini sebagai puncak kekesalan anggota seusai menggelar aksi unjuk rasa di halaman polres setempat. Saat berorasi, mereka tidak ditemui Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarasman, karena sedang cuti naik haji.
(zik)