PKL Jalan Kartini Harus Bersedia Direlokasi
A
A
A
SEMARANG - Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Trijoko Sardjoko berharap para PKL Jalan Kartini, Semarang, bersedia direlokasi.
Menurut Trijoko, proses penertiban kemarin memang urung dilakukan karena para Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Kartini masih belum mau pindah dari lokasi itu.
"Sebenarnya persiapan penertiban hari ini sudah matang, kami sudah menyurati mereka untuk segera pindah. Tapi karena para pedagang mengaku belum siap, kami masih memberikan toleransi waktu," kata dia, Selasa (30/9/2014).
Padahal, lanjut Trijoko, proses relokasi seharusnya mendapat dukungan penuh dari para PKL Jalan Kartini. Sebab, pihaknya telah menyediakan lokasi baru kepada mereka agar tetap bisa berjualan.
"Tapi alasan mereka lokasi tidak layak. Padahal menurut kami tempat baru di Pasar Dargo dan Pasar Burung Karimata itu sangat layak bagi mereka. Selain itu, mereka sendiri yang meminta untuk pindah tidak jauh dari lokasi semula (Jalan Kartini), kami tempatkan di Pasar Karimata tetap saja tidak mau," tegasnya.
Pihaknya, lanjut Trijoko, dia akan kembali melakukan perundingan dengan para pedagang pada Jumat depan. Ia berharap, hasil perundingan akan berjalan positif. "Kalau tetap buntu maka kami akan melangkah sesuai peraturan yang ada," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) Wahyudi mengatakan, pihaknya akan terus menolak rencana relokasi tersebut. Alasannya, lokasi yang dijadikan relokasi tidak layak dan dapat mengancam masa depan para pedagang.
"Tentu kami akan terus menolak kalau belum ada tempat yang layak bagi kami. Kalau Pasar Karimata itu tidak layak sama sekali, tempatnya rusak dan aksesnya sulit. Kalau dipaksakan, maka kami para pedagang akan gulung tikar," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut dia, para pedagang siap untuk dipindahkan asalkan ada lokasi yang cocok. Penentuan lokasi itu harus melibatkan para pedagang, karena mereka yang menjadi pelaku utama dalam kegiatan itu.
"Dinas bilang layak karena mereka tidak melakukan, kami ini pelaku sebenarnya yang tahu mana lokasi layak dan tidak. Kami akan terus bertahan di sini sebelum ada lokasi yang layak bagi kami berjualan," pungkasnya.
Menurut Trijoko, proses penertiban kemarin memang urung dilakukan karena para Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Kartini masih belum mau pindah dari lokasi itu.
"Sebenarnya persiapan penertiban hari ini sudah matang, kami sudah menyurati mereka untuk segera pindah. Tapi karena para pedagang mengaku belum siap, kami masih memberikan toleransi waktu," kata dia, Selasa (30/9/2014).
Padahal, lanjut Trijoko, proses relokasi seharusnya mendapat dukungan penuh dari para PKL Jalan Kartini. Sebab, pihaknya telah menyediakan lokasi baru kepada mereka agar tetap bisa berjualan.
"Tapi alasan mereka lokasi tidak layak. Padahal menurut kami tempat baru di Pasar Dargo dan Pasar Burung Karimata itu sangat layak bagi mereka. Selain itu, mereka sendiri yang meminta untuk pindah tidak jauh dari lokasi semula (Jalan Kartini), kami tempatkan di Pasar Karimata tetap saja tidak mau," tegasnya.
Pihaknya, lanjut Trijoko, dia akan kembali melakukan perundingan dengan para pedagang pada Jumat depan. Ia berharap, hasil perundingan akan berjalan positif. "Kalau tetap buntu maka kami akan melangkah sesuai peraturan yang ada," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) Wahyudi mengatakan, pihaknya akan terus menolak rencana relokasi tersebut. Alasannya, lokasi yang dijadikan relokasi tidak layak dan dapat mengancam masa depan para pedagang.
"Tentu kami akan terus menolak kalau belum ada tempat yang layak bagi kami. Kalau Pasar Karimata itu tidak layak sama sekali, tempatnya rusak dan aksesnya sulit. Kalau dipaksakan, maka kami para pedagang akan gulung tikar," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut dia, para pedagang siap untuk dipindahkan asalkan ada lokasi yang cocok. Penentuan lokasi itu harus melibatkan para pedagang, karena mereka yang menjadi pelaku utama dalam kegiatan itu.
"Dinas bilang layak karena mereka tidak melakukan, kami ini pelaku sebenarnya yang tahu mana lokasi layak dan tidak. Kami akan terus bertahan di sini sebelum ada lokasi yang layak bagi kami berjualan," pungkasnya.
(zik)