40% Jalan di Subang Rusak karena Kendaraan Berat
A
A
A
SUBANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang mengklaim kendaraan berat menjadi penyebab utama kerusakan ruas jalan provinsi dan kabupaten di Subang.
Data Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang menyebutkan, dari 1.045 kilometer (km) panjang jalan, 40% dalam kondisi rusak parah.
"Para pemakai jalan, terutama kendaraan-kendaraan berat, menyumbang sekitar 40% terhadap kerusakan ruas jalan," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang, Besta Besuki, Senin (29/9/2014).
Dia menyatakan, daya tahan jalan kabupaten hanya diperuntukkan bagi beban tonase antara 8-10 ton. Tetapi, kenyataanya banyak kendaraan tonase di atas 12 ton melintas semua jalan Subang. "Terutama truk tronton, pengangkut air mineral, dan truk pengangkut pasir," tandasnya.
Untuk memperlama daya tahan jalan, pihaknya akan memprioritaskan perbaikan jalan di tahun ini dan tahun-tahun mendatang melalui betonisasi (rijit). Sebab, jalan beton ini memiliki kekuatan (masa pakai) minimal hingga lima tahun. Itu pun pun jika campuran materialnya dilakukan sesuai standar yang ditentukan.
Sementara itu, sejumlah pengguna jalan mengeluhkan lalu lintas kendaraan berat bertonase tinggi, seperti truk pengangkut air mineral kemasan, angkutan pasir, maupun tanah merah. Sebab, disamping merusak jalan, juga kerap menimbulkan kemacetan dan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
(usep husaeni)
Data Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang menyebutkan, dari 1.045 kilometer (km) panjang jalan, 40% dalam kondisi rusak parah.
"Para pemakai jalan, terutama kendaraan-kendaraan berat, menyumbang sekitar 40% terhadap kerusakan ruas jalan," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang, Besta Besuki, Senin (29/9/2014).
Dia menyatakan, daya tahan jalan kabupaten hanya diperuntukkan bagi beban tonase antara 8-10 ton. Tetapi, kenyataanya banyak kendaraan tonase di atas 12 ton melintas semua jalan Subang. "Terutama truk tronton, pengangkut air mineral, dan truk pengangkut pasir," tandasnya.
Untuk memperlama daya tahan jalan, pihaknya akan memprioritaskan perbaikan jalan di tahun ini dan tahun-tahun mendatang melalui betonisasi (rijit). Sebab, jalan beton ini memiliki kekuatan (masa pakai) minimal hingga lima tahun. Itu pun pun jika campuran materialnya dilakukan sesuai standar yang ditentukan.
Sementara itu, sejumlah pengguna jalan mengeluhkan lalu lintas kendaraan berat bertonase tinggi, seperti truk pengangkut air mineral kemasan, angkutan pasir, maupun tanah merah. Sebab, disamping merusak jalan, juga kerap menimbulkan kemacetan dan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
(usep husaeni)
(lis)