Kemarau Panjang, Warga Jembrana Krisis Air Bersih
A
A
A
JEMBRANA - Sejak sebulan terakhir warga di Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau panjang dan padamnya aliran air yang disuplai PDAM.
Pemkab Jembrana telah mengantisipasi dengan menyuplai secara rutin air bersih ke desa-desa yang dilanda krisis air bersih dengan mengerahkan beberapa mobil tangki.
Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo misalnya, sejak beberapa minggu ini, ribuan warga menanti pasokan air bersih yang didrop mobil-mobil tangki air Pemkab Jembrana, untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Begitu mengetahui mobil tangki datang, warga setempat berdatangan membawa jerigen, ember dan alat penampung air lainnya, guna mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahkan beberapa warga harus rela antre mendapatkan air bersih. Banyaknya warga yang datang sehingga air dalam tangki berisi air 5.000 liter ludes dalam waktu sekejap.
Gusti Kade Suarsa (45) seorang warga menuturkan, krisis air bersih dialami mereka berlangsung sebulan lebih.
“Setiap kemarau, air PDAM selalu mati. warga di tiga banjar, yakni Banjar Kaleran, Banjar Wali dan Banjar Bale Agung hanya mengantungkan air dari suplai PDAM sebab jarang yang memiliki sumur,” terangnya kepada wartawan Minggu (21/9/2014).
warga ada yang memanfaatkan air dari saluran irigasi untuk keperluan sehar-hari dengan menempuh jarah yang jauh.
Menurutnya dalam satu hari Pemkab Jembrana hanya menyuplai air bersih sebanyak enam tangki untuk melayani 12 titik penampungan yang tersebar banjar-banjar yang dilanda kekeringan. “
Perbekel Yehembang I Made Semadi membenarkan ribuan warganya mengalami krisis air bersih. Krisis terparah terjadi di Banjar Kaleran Kauh dan Banjar Wali. Bantuan enam tangki air dari pemerintah, dirasa masih kurang,
"Kami harapkan bisa ditambah. Namun demikian langkah Pemkab Jembrana sudah bisa mengatasi krisis air,” imbuhnya.
Pemkab Jembrana telah mengantisipasi dengan menyuplai secara rutin air bersih ke desa-desa yang dilanda krisis air bersih dengan mengerahkan beberapa mobil tangki.
Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo misalnya, sejak beberapa minggu ini, ribuan warga menanti pasokan air bersih yang didrop mobil-mobil tangki air Pemkab Jembrana, untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Begitu mengetahui mobil tangki datang, warga setempat berdatangan membawa jerigen, ember dan alat penampung air lainnya, guna mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahkan beberapa warga harus rela antre mendapatkan air bersih. Banyaknya warga yang datang sehingga air dalam tangki berisi air 5.000 liter ludes dalam waktu sekejap.
Gusti Kade Suarsa (45) seorang warga menuturkan, krisis air bersih dialami mereka berlangsung sebulan lebih.
“Setiap kemarau, air PDAM selalu mati. warga di tiga banjar, yakni Banjar Kaleran, Banjar Wali dan Banjar Bale Agung hanya mengantungkan air dari suplai PDAM sebab jarang yang memiliki sumur,” terangnya kepada wartawan Minggu (21/9/2014).
warga ada yang memanfaatkan air dari saluran irigasi untuk keperluan sehar-hari dengan menempuh jarah yang jauh.
Menurutnya dalam satu hari Pemkab Jembrana hanya menyuplai air bersih sebanyak enam tangki untuk melayani 12 titik penampungan yang tersebar banjar-banjar yang dilanda kekeringan. “
Perbekel Yehembang I Made Semadi membenarkan ribuan warganya mengalami krisis air bersih. Krisis terparah terjadi di Banjar Kaleran Kauh dan Banjar Wali. Bantuan enam tangki air dari pemerintah, dirasa masih kurang,
"Kami harapkan bisa ditambah. Namun demikian langkah Pemkab Jembrana sudah bisa mengatasi krisis air,” imbuhnya.
(sms)