Danang Tewas Ditembak Senapan Angin, dan Dilempar Batu
A
A
A
BLITAR - Aksi main hakim warga kembali terjadi. Kali ini menimpa Danang Adiwibowo (35), warga Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar. Danang tewas setelah dada dan tenggorokannya ditembak senapan angin, dan dilempari batu.
Dengan darah bercucuran, Danang berlari sempoyongan masuk ke dalam musala Al Barokah, Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro. Diiringi teriakan maling dan rampok, ayah dua anak tersebut tetap disambiti batu hingga tewas, di lokasi.
"Selain luka tembak, pada bagian badan, dan kepala, korban juga terluka akibat lemparan batu. Sebelum dibawa petugas untuk autopsi, keluarga sempat mengambil fotonya," tutur Bintoro (50), paman korban, kepada wartawan, Jumat (19/9/2014).
Peristiwa amuk warga itu terjadi dini hari tadi. Informasi yang dihimpun, kemarahan massa berawal dari ulah korban yang mengamuk dan merusak rumah warga. Sebelumnya, Danang sempat bertengkar dengan istrinya Yuna (30).
Setelah pertengkaran itu, tiba-tiba Danang merusak rumah Eni Tri Esiani (77), tetangganya. Tidak hanya itu, dengan sebilah parang, pria yang memiliki riwayat sakit jiwa tersebut juga membacok Harry Rinekso (40), anak Eni Tri Esiani.
Akibat sabetan parang itu, Harry mengalami luka serius, di lengan dan pelipis. "Memang Danang pernah dirawat di Rumah Sakit (RS) Jiwa Porong, karena tidak kuat belajar ilmu. Namun sebelum peristiwa itu, kondisinya sehat," ungkap Bintoro.
Namun sikap korban telanjut membuat warga berang. Massa yang marah langsung meneriaki korban maling dan rampok. Karena terus mengacung-acungkan parang dan menyerang warga, salah seorang warga menembaknya dengan senapan angin.
Akibat aksi warga tersebut, Bintoro berharap, kasus pembunuhan Danang diusut secara hukum. "Kita sepenuhnya menyerahkan masalah ke aparat penegak hukum. Semoga pelakunya dapat ditangkap," ungkap Bintoro.
Sementara sebelum dimakamkan, jasad korban sempat dilarikan ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar untuk keperluan autopsi.
Kapolsek Kanigoro Ajun Komisaris Polisi Imam Subekhi menyatakan, pihaknya kini masih melakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan sejumlah saksi di lapangan.
Dengan darah bercucuran, Danang berlari sempoyongan masuk ke dalam musala Al Barokah, Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro. Diiringi teriakan maling dan rampok, ayah dua anak tersebut tetap disambiti batu hingga tewas, di lokasi.
"Selain luka tembak, pada bagian badan, dan kepala, korban juga terluka akibat lemparan batu. Sebelum dibawa petugas untuk autopsi, keluarga sempat mengambil fotonya," tutur Bintoro (50), paman korban, kepada wartawan, Jumat (19/9/2014).
Peristiwa amuk warga itu terjadi dini hari tadi. Informasi yang dihimpun, kemarahan massa berawal dari ulah korban yang mengamuk dan merusak rumah warga. Sebelumnya, Danang sempat bertengkar dengan istrinya Yuna (30).
Setelah pertengkaran itu, tiba-tiba Danang merusak rumah Eni Tri Esiani (77), tetangganya. Tidak hanya itu, dengan sebilah parang, pria yang memiliki riwayat sakit jiwa tersebut juga membacok Harry Rinekso (40), anak Eni Tri Esiani.
Akibat sabetan parang itu, Harry mengalami luka serius, di lengan dan pelipis. "Memang Danang pernah dirawat di Rumah Sakit (RS) Jiwa Porong, karena tidak kuat belajar ilmu. Namun sebelum peristiwa itu, kondisinya sehat," ungkap Bintoro.
Namun sikap korban telanjut membuat warga berang. Massa yang marah langsung meneriaki korban maling dan rampok. Karena terus mengacung-acungkan parang dan menyerang warga, salah seorang warga menembaknya dengan senapan angin.
Akibat aksi warga tersebut, Bintoro berharap, kasus pembunuhan Danang diusut secara hukum. "Kita sepenuhnya menyerahkan masalah ke aparat penegak hukum. Semoga pelakunya dapat ditangkap," ungkap Bintoro.
Sementara sebelum dimakamkan, jasad korban sempat dilarikan ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar untuk keperluan autopsi.
Kapolsek Kanigoro Ajun Komisaris Polisi Imam Subekhi menyatakan, pihaknya kini masih melakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan sejumlah saksi di lapangan.
(san)