Kabut Asap di Muaraenim Ganggu Aktivitas Warga
A
A
A
TANJUNG ENIM - Seminggu terakhir kondisi cuaca di wilayah Muaraenim mulai tertutup kabus asap bahkan dua hari belakangan kabut asap nampak semakin pekat.
Kabut asap mulai nampak sejak pagi hingga malam hari. Bahkan, kabut asap tersebut bisa dilihat langsung dengan kasat mata, baik dilingkungan rumah maupun di jalan raya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Muaraenim dr Yan Riyadi mengatakan, selain kabut asap kondisi cuaca di wilayah Muaraenim terutama di beberapa titik tertentu juga diperparah dengan tingginya polusi akibat debu. Salah satunya di kawasan Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul.
“Secara umum kondisi polusi akibat kabut di wilayah Muaraenim belum separah daerah lain, hanya saja ada beberapa titik dalam wilayah Muaraenim yang kondisi cuacanya juga diperparah oleh polusi debu akibat dampak dari kemarau ini,” jelasnya, Kamis (18/9/2014).
Untuk mengantisipasi dampak dari asap dan debu menurutnya pihaknya melalui petugas kesehatan baik di dinas, UPTD Puskesmas maupun di lapangan meminta kepada masyarakat untuk waspada dan menjaga kesehatan masing-masing.
Terutama menurutnya meminimalisir kontak langsung antara anak balita dengan dunia luar. Karena menurutnya, anak balita sangat rentan terkena dampak polusi jika terpapar langsung dengan asap dan debu.
“Dampak kesehatan yang paling banyak terjadi akibatnya adalah inspeksi saluran pernapasan,terutama pada anak-anak dan balita serta lansia,” ujarnya.
Kondisi cuaca yang diliputi asap diduga akibat pembakaran lahan sangat dikeluhkan terutama oleh ibu-ibu rumah tangga di Muaraenim.
Seperti diungkapkan Erna (35) ibu rumah tangga warga Perumnas Darussalam Muaraenim. Karena menurutnya, dengan kondisi cuaca yang diliputi asap dirinya terpaksa ekstra mengawasi anak-anaknya agar tidak bermain di luar rumah.
Hanya saja menurutnya saat anak-anaknya berada di sekolah, dirinya dan ibu-ibu yang lain khawatir anak-anak mereka menjadi korban akibat dampak asap tersebut.
“Kita tidak ada solusi lain, kita bekali anak-anak dengan air putih sebanyak mungkin dan kita berpesan agar banyak-banyak minum, kalau dirumah kita awasi terus agar tidak banyak main diluar, tapi namanya anak-anak susah juga,” jelasnya.
Senada, Rosita salah seorang PNS di lingkungan kantor Pemkab Muaraenim mengatakan, dengan kondisi cuaca seperti sekarang jelas merepotkan dan menyusahkan.
Beruntung menurutnya ruang kerja yang ada menggunakan pendingan AC. Namun saat berada di jalan raya hendak pergi dan pulang, kondisi asap sangat membuat dirinya dan pegawai lain tersiksa.
“Yang lebih kasian lagi teman-teman kita yang lagi hamil atau yang punya anak yang balita dan menyusui, karena asap sekarang ada dimana-mana, meskipun tidak nampak tapi mata kita terasa perih karena asap,” jelasnya.
Kabut asap mulai nampak sejak pagi hingga malam hari. Bahkan, kabut asap tersebut bisa dilihat langsung dengan kasat mata, baik dilingkungan rumah maupun di jalan raya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Muaraenim dr Yan Riyadi mengatakan, selain kabut asap kondisi cuaca di wilayah Muaraenim terutama di beberapa titik tertentu juga diperparah dengan tingginya polusi akibat debu. Salah satunya di kawasan Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul.
“Secara umum kondisi polusi akibat kabut di wilayah Muaraenim belum separah daerah lain, hanya saja ada beberapa titik dalam wilayah Muaraenim yang kondisi cuacanya juga diperparah oleh polusi debu akibat dampak dari kemarau ini,” jelasnya, Kamis (18/9/2014).
Untuk mengantisipasi dampak dari asap dan debu menurutnya pihaknya melalui petugas kesehatan baik di dinas, UPTD Puskesmas maupun di lapangan meminta kepada masyarakat untuk waspada dan menjaga kesehatan masing-masing.
Terutama menurutnya meminimalisir kontak langsung antara anak balita dengan dunia luar. Karena menurutnya, anak balita sangat rentan terkena dampak polusi jika terpapar langsung dengan asap dan debu.
“Dampak kesehatan yang paling banyak terjadi akibatnya adalah inspeksi saluran pernapasan,terutama pada anak-anak dan balita serta lansia,” ujarnya.
Kondisi cuaca yang diliputi asap diduga akibat pembakaran lahan sangat dikeluhkan terutama oleh ibu-ibu rumah tangga di Muaraenim.
Seperti diungkapkan Erna (35) ibu rumah tangga warga Perumnas Darussalam Muaraenim. Karena menurutnya, dengan kondisi cuaca yang diliputi asap dirinya terpaksa ekstra mengawasi anak-anaknya agar tidak bermain di luar rumah.
Hanya saja menurutnya saat anak-anaknya berada di sekolah, dirinya dan ibu-ibu yang lain khawatir anak-anak mereka menjadi korban akibat dampak asap tersebut.
“Kita tidak ada solusi lain, kita bekali anak-anak dengan air putih sebanyak mungkin dan kita berpesan agar banyak-banyak minum, kalau dirumah kita awasi terus agar tidak banyak main diluar, tapi namanya anak-anak susah juga,” jelasnya.
Senada, Rosita salah seorang PNS di lingkungan kantor Pemkab Muaraenim mengatakan, dengan kondisi cuaca seperti sekarang jelas merepotkan dan menyusahkan.
Beruntung menurutnya ruang kerja yang ada menggunakan pendingan AC. Namun saat berada di jalan raya hendak pergi dan pulang, kondisi asap sangat membuat dirinya dan pegawai lain tersiksa.
“Yang lebih kasian lagi teman-teman kita yang lagi hamil atau yang punya anak yang balita dan menyusui, karena asap sekarang ada dimana-mana, meskipun tidak nampak tapi mata kita terasa perih karena asap,” jelasnya.
(sms)