Kemarau Panjang, Tiga Daerah Ini Alami Kekeringan
A
A
A
SEMARANG - Kemarau panjang berakibat pada bencana kekeringan di Kota Semarang. Setidaknya, tiga daerah yakni Rowosari, Kecamatan Tembalang, Sadeng dan Deliksari, Kecamatan Gunungpati, Semarang menjadi korbannya.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat, sebanyak 430 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di tiga wilayah tersebut menjadi korban kekeringan itu. Kekeringan terparah melanda Rowosari dengan korban sebanyak 200 KK, Sadeng 160 KK, dan Deliksari 70 KK.
"Data yang masuk dari kami baru tiga daerah itu. Lainnya kami belum menerima laporan lebih lanjut," kata Kepala BPBD Kota Semarang Iwan Budi Setyawan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (15/9/2014).
Iwan menambahkan, selama ini pihaknya hanya dapat membantu masyarakat yang terkena dampak kekeringan dengan cara memberikan air bersih. Dalam seminggu, pihaknya melakukan dropping air ke tiga daerah itu selama tiga kali.
"Tergantung daerahnya, tapi untuk di Rowosari Semarang kami mengirim air selama tiga kali dalam seminggu, yakni Senin, Rabu dan Jumat. Sejauh ini hanya itu yang dapat kami lakukan," imbuhnya.
Pihaknya, lanjut Iwan, juga akan mencarikan solusi untuk menanggulangi kekeringan di tiga daerah itu. Sebab, setiap tahun di musim kemarau bencana itu selalu melanda tiga wilayah tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dengan SKPD lain untuk menyelesaikan permasalahan di tiga wilayah itu. Apakah nantinya akan dialiri oleh aliran PDAM atau akan dibangun sumur-sumur artetis," pungkasnya.
Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Joko Purwanto mengatakan, pihaknya selama ini memang konsen dalam menanggulangi kekeringan di tiga wilayah itu. Bekerja sama dengan BPBD, pihak PDAM selalu mengirimkan bantuan air ke tiga lokasi tersebut.
"Selama ini kami sudah rutin melakukan dropping air ke tiga wilayah kekeringan itu. Hal itu untuk membantu masyarakat memperoleh air bersih," ujarnya.
Ke depan lanjut Joko, tiga wilayah yang mengalami kekeringan itu akan dialiri air oleh PDAM. Hal itu merupakan salah satu program jangka panjang dalam Rencana Sistem Pengolahan Air Minum (Rispam) yang saat ini masih digodok bersama Bappeda, dinas PSDA & ESDM serta tim ahli.
"Dalam rencana itu, titik-titik yang saat ini mengalami kekeringan akan dialiri oleh PDAM. Sehingga nantinya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan musibah kekeringan tersebut," lanjut dia.
Rencana sistem pengolahan air minum tersebut, lanjut Joko, merupakan target yang akan dipenuhi dalam jangka waktu 2013 hingga 2030 mendatang. Nantinya, PDAM akan memenuhi kebutuhan air di 68 persen daerah di Kota Semarang, dari yang saat ini sebanyak 58 persen.
"Itu target kami, kami yakin akan terealisasi di tahun 2016. Apalagi saat ini Kota Semarang memiliki cadangan air bersih di Waduk Jatibarang. Dengan dimanfaatkannya Waduk Jatibarang, cadangan air kita akan bertambah 1.000 liter per detik," pungkasnya.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat, sebanyak 430 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di tiga wilayah tersebut menjadi korban kekeringan itu. Kekeringan terparah melanda Rowosari dengan korban sebanyak 200 KK, Sadeng 160 KK, dan Deliksari 70 KK.
"Data yang masuk dari kami baru tiga daerah itu. Lainnya kami belum menerima laporan lebih lanjut," kata Kepala BPBD Kota Semarang Iwan Budi Setyawan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (15/9/2014).
Iwan menambahkan, selama ini pihaknya hanya dapat membantu masyarakat yang terkena dampak kekeringan dengan cara memberikan air bersih. Dalam seminggu, pihaknya melakukan dropping air ke tiga daerah itu selama tiga kali.
"Tergantung daerahnya, tapi untuk di Rowosari Semarang kami mengirim air selama tiga kali dalam seminggu, yakni Senin, Rabu dan Jumat. Sejauh ini hanya itu yang dapat kami lakukan," imbuhnya.
Pihaknya, lanjut Iwan, juga akan mencarikan solusi untuk menanggulangi kekeringan di tiga daerah itu. Sebab, setiap tahun di musim kemarau bencana itu selalu melanda tiga wilayah tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dengan SKPD lain untuk menyelesaikan permasalahan di tiga wilayah itu. Apakah nantinya akan dialiri oleh aliran PDAM atau akan dibangun sumur-sumur artetis," pungkasnya.
Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Joko Purwanto mengatakan, pihaknya selama ini memang konsen dalam menanggulangi kekeringan di tiga wilayah itu. Bekerja sama dengan BPBD, pihak PDAM selalu mengirimkan bantuan air ke tiga lokasi tersebut.
"Selama ini kami sudah rutin melakukan dropping air ke tiga wilayah kekeringan itu. Hal itu untuk membantu masyarakat memperoleh air bersih," ujarnya.
Ke depan lanjut Joko, tiga wilayah yang mengalami kekeringan itu akan dialiri air oleh PDAM. Hal itu merupakan salah satu program jangka panjang dalam Rencana Sistem Pengolahan Air Minum (Rispam) yang saat ini masih digodok bersama Bappeda, dinas PSDA & ESDM serta tim ahli.
"Dalam rencana itu, titik-titik yang saat ini mengalami kekeringan akan dialiri oleh PDAM. Sehingga nantinya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan musibah kekeringan tersebut," lanjut dia.
Rencana sistem pengolahan air minum tersebut, lanjut Joko, merupakan target yang akan dipenuhi dalam jangka waktu 2013 hingga 2030 mendatang. Nantinya, PDAM akan memenuhi kebutuhan air di 68 persen daerah di Kota Semarang, dari yang saat ini sebanyak 58 persen.
"Itu target kami, kami yakin akan terealisasi di tahun 2016. Apalagi saat ini Kota Semarang memiliki cadangan air bersih di Waduk Jatibarang. Dengan dimanfaatkannya Waduk Jatibarang, cadangan air kita akan bertambah 1.000 liter per detik," pungkasnya.
(zik)